tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST012, investasi syariah yang 100% AMAN dijamin negara!
Sekarang adalah saat yang tepat untuk investasi ST012 di tengah ketidakpastian global. Masa penawaran ST012 berlangsung pada 26 April-29 Mei 2024. Berikut adalah tingkat kuponnya:
- ST012-T2 tenor 2 tahun kupon 6,40% per tahun
- ST012-T4 tenor 4 tahun kupon 6,55% per tahun
Imbal hasil (kupon) ST012 floating with floor, berpotensi NAIK saat suku bunga BI naik, tapi tidak akan turun saat suku bunga BI turun! Beli ST012 di aplikasi tanamduit, bonus saldo reksadana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 2 Mei 2024:
IHSG Turun Cukup Dalam Hari Kamis (2/5) Kemarin
Setelah naik 1,10% di hari Selasa, IHSG kembali turun cukup dalam. IHSG turun sebesar -1,61% di hari Kamis kemarin (hari Rabu 1 Mei bursa tutup, libur Labor Day).
Saham-saham perbankan mengalami penurunan yang dalam dan menjadi kontributor turunnya IHSG.
BMRI turun sangat dalam, sebesar 8,33%, BBNI turun 8,00%, BBRI turun 3,64%, BBCA turun 2,55%, BBTN turun 3,03%, dan BRIS turun 3,79%.
Investor khawatir kinerja bank akan terganggu cukup signifikan setelah adanya kenaikan BI Rate 0,25% menjadi 6,25%, pelemahan Rupiah sekitar 2,50% dalam sebulan terakhir, dan pidato Jerome Powell, Chairman US Federal Reserve (bank sentral AS) pada Rabu (1/5) kemarin.
Dalam pidatonya, Powell mengkonfirmasi bahwa kemungkinan suku bunga AS untuk turun sepanjang tahun 2024 sangat kecil. Penyebabnya adalah inflasi AS masih bertahan di atas 3% dan sangat sulit untuk turun ke 2%. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat bunga global.
Faktor-faktor yang disebutkan di atas akan mendorong naiknya bunga deposito dan kredit. Alhasil, potensi kredit macet akan meningkat karena bunga kredit menjadi mahal. Selain itu, harga barang impor juga akan menjadi mahal karena penggunaan fasilitas bank dalam pembayarannya.
Rupiah Menguat Tipis dan Yield Surat Utang Negara Masih Tetap Tinggi
Rupiah menguat tipis hari Kamis (2/5) kemarin, masih bertengger di level Rp16.100-an per USD. Sementara itu, yield (imbal hasil) SUN 10 Tahun relatif bertahan di level 7,1% paska kenaikan BI Rate sebesar 0,25% minggu lalu.
Hari Jumat (3/5) ini, tepatnya pukul 15.00 mendatang, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan menggelar konferensi pers hasil rapat berkala yang akan dihadiri pemangku kepentingan yaitu Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan.
Konferensi pers ini akan menjadi referensi bagi pelaku pasar keuangan dalam mengambil keputusan pengelolaan investasi di bursa saham dan obligasi serta bagi pengusaha berkaitan dengan arah nilai tukar Rupiah terhadap USD.
Saham AS Ditutup Lebih Tinggi Kamis Kemarin
S&P 500 berakhir 0,9% lebih tinggi daripada hari Kamis (2/5), menghentikan penurunan beruntun selama 2 hari. Sementara itu, Dow naik 323 poin dan Nasdaq naik 1,5%. I
Investor merasa lega setelah The Fed membiarkan suku bunga tidak berubah. Powell, Chairman US Fed, juga memastikan bahwa suku bunga tidak akan naik di tahun 2024, meskipun inflasi masih tinggi.
Investor kini memusatkan perhatian mereka pada laporan keuangan Q1 perusahaan-perusahaan di New York Stock Exchange.
Ulasan
- US Fed menyiratkan bahwa kemungkinan penurunan suku bunga AS di sisa tahun 2024 ini sangat kecil. Hal ini disebabkan oleh kecilnya kemungkinan inflasi AS untuk turun ke level 2%, karena data-data ekonomi AS masih kuat. Meskipun demikian, US Fed juga memastikan bahwa suku bunga AS tidak akan naik.
- Fundamental ekonomi Indonesia masih solid. Inflasi tetap terjaga di level 3,05%, berada dalam rentang target Bank Indonesia 2,5% + 1%. Cadangan devisa masih cukup besar, mencapai USD150 miliar. Pertumbuhan ekonomi juga tercatat sebesar 5%, dan berbagai indikator lainnya yang menunjukkan kestabilan.
- Walaupun BI Rate naik sebesar 0,25%, rupiah tidak akan otomatis menguat signifikan. Rupiah masih akan volatile dalam jangka pendek. Harga-harga saham juga masih akan volatile.
- IHSG masih akan volatile dalam jangka pendek, namun memiliki tren positif dalam jangka menengah dan panjang.
Rekomendasi:
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk overweight/memperbanyak investasi di reksa dana pasar uang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Harga-harga saham masih akan volatile dalam jangka pendek, investor melakukan kalkulasi ulang dampak dari kenaikan BI Rate terhadap kinerja perusahaan.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), yang memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas, baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Namun, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.