fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 30 April 2024

tanamduit Breakfast News: 30 April 2024

oleh | Apr 30, 2024

tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST012, investasi syariah yang 100% AMAN dijamin negara!

Sekarang adalah saat yang tepat untuk investasi ST012 di tengah ketidakpastian global. Masa penawaran ST012 berlangsung pada 26 April-29 Mei 2024. Berikut adalah tingkat kuponnya:

  • ST012-T2 tenor 2 tahun kupon 6,40% per tahun
  • ST012-T4 tenor 4 tahun kupon 6,55% per tahun

Imbal hasil (kupon) ST012 floating with floor, berpotensi NAIK saat suku bunga BI naik, tapi tidak akan turun saat suku bunga BI turun! Beli ST012 di aplikasi tanamduit, bonus saldo reksadana!

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 29 April 2024:

data market update 30 april 2024

IHSG Naik Signifikan Hari Senin Kemarin

Hari Senin (29/4) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 117,91 poin (1,70%) ke 7.155,78. Ini menjadi kenaikan pertama IHSG setelah turun cukup dalam selama 2 hari berturut-turut.

Adapun, nilai transaksi perdagangan tercatat sekitar Rp13,7 triliun. Beberapa saham berkapitalisasi besar, seperti BREN (+4,64%), ASII (+2,97%), BMRI (+2,59%), BBCA (+1,82%) dan TLKM (+1,65%), mendorong kenaikan IHSG.

Meskipun demikian, apabila dilihat sejak awal tahun, IHSG turun sebesar 1,61%. Hal ini terjadi karena investor asing banyak menjual portofolio sahamnya di BEI, akibat suku bunga AS belum kunjung turun dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat. (CNBC Indonesia)

Rupiah Masih Belum Menunjukkan Penguatan

Rupiah kembali melemah sebesar 0,12%, mendekati Rp16.230/USD pada hari Senin (29/4) kemarin.

Repatriasi (keluarnya dana asing) yang cukup masif oleh investor asing dari dividen yang mereka terima dari perusahaan-perusahaan di BEI  turut  menekan rupiah.

Selain itu, penyebab lain dari pelemahan rupiah adalah pengurangan alokasi investasi oleh investor asing di BEI.

Ketidakpastian global akibat tingginya suku bunga AS membuat risiko investasi di pasar-pasar negara berkembang, seperti Indonesia, meningkat. Alhasil, permintaan USD untuk ditransfer ke pasar di AS juga meningkat signifikan. (CNBC Indonesia)

Imbal Hasil (Yield) US Treasury 10 Tahun Turun Menjelang Pertemuan Fed

Yield (imbal hasil) obligasi Treasury 10-tahun AS turun ke bawah angka 4,65%, setelah mencapai level tertinggi sejak awal November 2023.

Turunnya yield obligasi Treasury ini terjadi menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve (bank sentral AS) yang dijadwalkan pada hari Rabu (1/5), bersama dengan angka ketenagakerjaan bulanan AS yang akan dirilis pada hari Jumat minggu ini.

Bank sentral AS diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga pada 5,25%-5,50%. Mereka menegaskan kembali bahwa US Fed Rate tidak akan diturunkan sampai para pembuat kebijakan yakin bahwa inflasi bergerak menuju target 2%.

Selanjutnya, pasar menunggu komentar Ketua Fed, Powell, untuk mendapat gambaran lebih lanjut mengenai waktu penyesuaian suku bunga The Fed. Terlebih, rilis data terbaru menunjukkan persistennya inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama. (Trading Economics)

Ulasan

  • Pasar belum dapat melihat kepastian arah suku bunga AS. Oleh karena itu, investor akan bersikap hati-hati, dan “wait and see”, menunggu keputusan US Fed mengenai arah suku bunga minggu ini.
  • Fundamental ekonomi Indonesia masih solid. Inflasi tetap terjaga di level 3,05%, berada dalam rentang target Bank Indonesia 2,5% + 1%. Cadangan devisa masih cukup besar, mencapai USD150 miliar. Pertumbuhan ekonomi juga tercatat sebesar 5%, dan berbagai indikator lainnya menunjukkan kestabilan.
  • Walaupun BI Rate naik sebesar 0,25%, rupiah tidak akan otomatis menguat signifikan. Rupiah masih akan volatile dalam jangka pendek. Harga-harga saham juga masih akan volatile. 
  • IHSG masih akan volatile dalam jangka pendek, namun memiliki tren positif dalam jangka menengah dan panjang.

Rekomendasi:

  • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk overweight/memperbanyak investasi di reksa dana pasar uang.
  • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
  • Harga-harga saham masih akan volatile dalam jangka pendek, investor melakukan kalkulasi ulang dampak dari kenaikan BI Rate terhadap kinerja perusahaan.
  • Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.

 

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile