Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 30 April 2025

tanamduit Breakfast News: 30 April 2025

oleh | Apr 30, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • Minat Investor Turun dalam Lelang Sukuk Meskipun Yield Lebih Rendah
  • Harga Obligasi Menguat, Dipicu Turunnya Yield dan Sentimen Positif
  • IHSG Naik, Didorong Saham GOTO dan Harapan Ekonomi Domestik
  • Rupiah Menguat Didukung Surplus Perdagangan dan Optimisme Global
  • Harga Emas Melemah Imbas Meredanya Ketegangan Perdagangan dan Prospek Kebijakan Fed

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 29 dan 28 April 2025.

data-market-update-30-april

Minat Investor Turun dalam Lelang Sukuk Meskipun Yield Lebih Rendah

Minat investor terhadap lelang sukuk negara (SBSN) mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari nilai penawaran yang didapat hanya mencapai Rp32,68 triliun, turun dari Rp36,12 triliun pada lelang sebelumnya.

Meskipun sentimen pasar domestik masih positif dengan penguatan rupiah dan reli saham, jumlah permintaan pada lelang sukuk tidak sekuat sebelumnya.

Pemerintah berhasil memenangkan lelang dengan total Rp12 triliun, sedikit melebihi target indikatif. Namun, minat terhadap sukuk tenor panjang tampak lebih rendah dibandingkan seri yang lebih pendek.

Investor lebih banyak memilih sukuk dengan tenor pendek, seperti seri PBS003 yang jatuh tempo pada tahun 2027 dan PBS030 yang jatuh tempo pada tahun 2028.

Tingkat imbal hasil yang dimenangkan dalam lelang kali ini juga lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya, yang menunjukkan tren penurunan di pasar sekunder.

Misalnya, yield rata-rata untuk seri PBS003 tercatat di angka 6,408%, lebih rendah dari lelang sebelumnya yang berada di sekitar 6,779%.

Penurunan yield ini menjadi kabar baik bagi pemerintah karena mengurangi biaya pendanaan utang.

Lelang sukuk adalah proses di mana pemerintah menjual surat utang yang disebut sukuk kepada investor untuk mengumpulkan dana.

Sukuk adalah instrumen keuangan berbasis syariah yang menawarkan imbal hasil tetap tanpa mengandung unsur riba.

Meskipun saat ini minat investor cenderung menurun, penurunan yield pada lelang memperlihatkan adanya potensi untuk meminimalkan biaya bagi pemerintah dalam melakukan pendanaan di masa depan.

Di sisi lain, arus jual dari investor asing selama bulan ini berkontribusi pada dinamika penurunan minat tersebut, yang mencatatkan posisi net sell untuk pertama kalinya setelah enam bulan. (Bloomberg Technoz)

Harga Obligasi Menguat Dipicu Turunnya Yield dan Sentimen Positif

Harga Surat Utang Negara (SUN) menguat dalam perdagangan Selasa (29/4), dengan penurunan yield pada SUN Benchmark 5-tahun menjadi 6,58% dan SUN Benchmark 10-tahun menjadi 6,87%.

Data menunjukkan yield curve SUN 10-tahun turun ke level 6,89%–tetap berada dalam kisaran yang diperkirakan untuk minggu ini.

Selain itu, volume transaksi SUN tercatat mencapai Rp25,4 triliun, meskipun sedikit menurun dibandingkan hari sebelumnya.

Emisi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) juga menarik perhatian, dengan total incoming bid mencapai Rp32,7 triliun dan total amount awarded pemerintah sebesar Rp12 triliun. Hal ini mengindikasikan minat yang cukup baik di pasar obligasi.

Sentimen positif di pasar obligasi juga didorong oleh penurunan yield US Treasury, yang menunjukkan optimisme global terhadap stabilitas pasar.

Penurunan ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investor untuk berinvestasi dalam obligasi, termasuk di Indonesia.

Dengan adanya penurunan yield di tingkat global dan penguatan nilai tukar rupiah, para investor merasa lebih nyaman untuk memasukkan modal ke dalam pasar SUN, yang pada gilirannya mendukung penguatan harga obligasi. (BNI Sekuritas)

IHSG Naik, Didorong Saham GOTO dan Harapan Ekonomi Domestik

Selasa (29/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat, naik 0,39% ke level 6.749,07.

IHSG melanjutkan tren positif dengan kenaikan 13% dalam tiga pekan terakhir sejak 9 April 2025.

Sebanyak 383 saham naik, terutama dari sektor kesehatan dan teknologi, meskipun sektor utilitas dan real estate mengalami penurunan.

Kenaikan IHSG didorong oleh saham-saham besar, terutama GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) yang melonjak 3,66% ke Rp85 per saham, menyumbang 6,5 poin, diikuti saham seperti BRMS, AMMN, DSSA, dan TLKM.

Sentimen Global dan Domestik yang Mendukung:

Penguatan IHSG juga dipengaruhi oleh optimisme domestik. Salah satunya adalah peresmian kantor baru Danantara Group dan komitmen mereka untuk mendukung pembangunan nasional di sektor pertanian dan hilirisasi, sebagaimana disampaikan Presiden Prabowo Subianto dan Chairman Danantara, Rosan Roeslani.

Investor juga menantikan laporan keuangan kuartal I-2025 dari Bank Mandiri, yang dapat mencerminkan kekuatan sektor perbankan.

Namun, sentimen global beragam: data tenaga kerja AS (JOLTS) menunjukkan penurunan lowongan kerja, yang dapat memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed, sementara ketegangan perang dagang AS-China masih berlanjut setelah Beijing membantah adanya negosiasi tarif dengan AS.

Tantangan Perang Dagang dan Prospek Ekonomi:

Ketidakpastian perang dagang AS-China menjadi perhatian, dengan tarif 145% dari Trump terhadap impor China berpotensi menaikkan harga dan mengganggu ekonomi global.

Di dalam negeri, fokus Danantara pada sektor agrikultur dan pariwisata diharapkan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.

Bagi masyarakat, kenaikan IHSG ini menunjukkan peluang investasi yang menarik. Meski demikian, masyarakat tetap perlu waspada terhadap dampak global.

IHSG yang terus naik memberikan harapan, terutama dengan dukungan sektor swasta dan agenda pembangunan nasional yang kuat. (CNBC Indonesia)

Rupiah Menguat, Didukung Surplus Perdagangan dan Optimisme Global

Selasa (29/4), nilai  tukar rupiah menguat signifikan. Rupiah ditutup di level Rp16.755-Rp16.761 per dolar AS, naik 0,56% dibandingkan hari sebelumnya.

Meski indeks dolar naik tipis sebesar 0,05%-0,06% ke 99,06, rupiah tetap menguat. Banyak mata uang Asia ikut menguat, seperti won Korea, yuan China, dan ringgit Malaysia, didorong oleh optimisme bahwa perang dagang AS-China dapat mereda.

Presiden AS Donald Trump mengklaim ada kemajuan dalam negosiasi. Namun, Beijing membantah adanya pembicaraan, menciptakan ketidakpastian yang justru melemahkan dolar AS terhadap mata uang aman seperti yen dan franc Swiss.

Surplus Perdagangan Indonesia Jadi Penopang:

Di dalam negeri, penguatan rupiah didukung oleh laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat surplus neraca perdagangan Maret 2025 sebesar US$4,33 miliar, naik dari bulan sebelumnya meskipun turun secara tahunan.

Surplus ini ditopang oleh komoditas nonmigas seperti lemak hewan, bahan bakar mineral, serta besi dan baja, meskipun komoditas migas mencatatkan defisit.

Surplus perdagangan yang telah berlangsung selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia, memberikan kepercayaan kepada investor dan mendukung penguatan rupiah.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, memprediksi rupiah akan tetap fluktuatif, namun menguat di kisaran Rp16.750-Rp16.810 pada hari berikutnya.

Ketidakpastian Global dan Harapan ke Depan:

Ketidakpastian global masih membayangi, terutama dengan rencana perombakan The Fed oleh Trump yang memicu kekhawatiran tentang independensi bank sentral AS.

Investor kini menanti data ekonomi AS, seperti PMI manufaktur dan jasa, untuk melihat dampak tarif terhadap ekonomi global.

Bagi masyarakat, penguatan rupiah ini berarti harga barang impor bisa lebih terjangkau, namun tetap perlu waspada terhadap volatilitas global.

Dengan surplus perdagangan yang kuat dan harapan penyelesaian perang dagang, rupiah menunjukkan ketahanannya, memberikan harapan bagi stabilitas ekonomi domestik ke depan. (CNBC Indonesia)

Harga Emas Melemah Imbas Meredanya Ketegangan Perdagangan dan Prospek Kebijakan Fed

Harga emas turun di bawah $3.320 per ons pada Selasa (30/4) seiring meredanya kekhawatiran perang dagang AS-China.

Presiden Trump mengambil langkah untuk mengurangi dampak tarif impor mobil buatan luar negeri dan suku cadang asing, sementara Menteri Perdagangan AS mengisyaratkan kesepakatan dagang baru dengan negara lain.

Kebijakan ini, ditambah langkah Tiongkok membebaskan beberapa barang AS dari tarif balasan, mengurangi permintaan emas sebagai aset safe-haven.

Pasar mulai optimis bahwa ketegangan perdagangan global akan mereda, sehingga investor beralih ke instrumen berisiko seperti saham.

Penurunan harga emas juga dipicu antisipasi laporan ekonomi AS akhir pekan ini, termasuk data PDB kuartal I, inflasi Maret, dan lapangan kerja April.

Data ini akan memengaruhi keputusan suku bunga The Fed. Jika indikator ekonomi menunjukkan pertumbuhan kuat, The Fed mungkin menunda pemotongan suku bunga—kebijakan yang berpotensi menekan harga emas lebih lanjut.

Meski demikian, emas tetap stabil di kisaran $3.316 per ons dalam perdagangan Asia, menunggu kejelasan arah kebijakan moneter dan dinamika perdagangan global. (Dow Jones Newswires, Trading Economics)

Factors to Watch:

  • Secara global, meredanya ketegangan perang dagang AS-China, dengan AS melunakkan tarif otomotif dan China membebaskan beberapa barang dari tarif, telah mengurangi permintaan emas sebagai aset aman, menyebabkan harganya turun ke $3.316 per ons pada 29 April 2025.
  • Indeks dolar AS (DXY) melemah ke 99,06, sementara imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun ke 4,19%, dengan pasar menanti data ekonomi AS seperti laporan pekerjaan dan inflasi PCE yang dapat memengaruhi ekspektasi suku bunga Fed.
  • Geopolitik, seperti perundingan nuklir AS-Iran, juga berpotensi memengaruhi pasar.
  • Rupiah menguat ke Rp16.755 per dolar AS, didukung surplus neraca perdagangan Maret sebesar US$4,33 miliar, meskipun target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 dianggap sulit dengan proyeksi 2025 hanya 4,7%.

Rekomendasi untuk Investor Reksa Dana

  • Investor reksa dana dapat memanfaatkan penguatan IHSG dengan fokus pada reksa dana saham di sektor teknologi dan Kesehatan.
  • Untuk investor moderat, reksa dana campuran dapat memberikan keseimbangan risiko dan imbal hasil. Namun, waspadai volatilitas global akibat data ekonomi AS dan potensi eskalasi ketegangan geopolitik.
  • Diversifikasi dengan reksa dana pendapatan tetap juga disarankan, seiring minat asing pada SUN (beli bersih Rp18,5 triliun hingga 24 April) dan yield SUN yang turun (5-tahun di 6,58%).
  • Alokasikan 20%-30% pada reksa dana saham dan indeks saham, 20%-30% pada pendapatan tetap, 30%-40% reksa dana pasar uang dan sisanya di emas untuk proteksi jangka panjang.

Rekomendasi untuk Investor Emas

  • Harga emas turun ke $3.316 per ons pada 29 April 2025, tetapi telah naik 25% sepanjang tahun ini, dengan proyeksi akhir 2025 di kisaran $3,000-$3,700 (Goldman Sachs, UBS).
  • Penurunan ini adalah peluang beli, terutama melalui emas digital atau ETF emas seperti UBS Gold, mengingat ketidakpastian global seperti risiko resesi dan geopolitik dapat mendorong kenaikan jangka panjang.
  • Alokasikan 10%-15% portofolio ke emas sebagai lindung nilai untuk jangka panjang. Namun, perhatikan tekanan dari dolar AS yang masih kuat dan potensi kebijakan Fed yang hawkish jika inflasi AS naik.
  • Pantau data ekonomi AS minggu ini dan perkembangan geopolitik untuk menentukan waktu investasi yang tepat.

    Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

    DISCLAIMER:

    Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

    PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

    Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

    tanamduit team

    tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

    banner-download-mobile