Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 30 Januari 2025

tanamduit Breakfast News: 30 Januari 2025

oleh | Jan 30, 2025

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Jumat (24/1) terkoreksi 0,92% menjelang libur panjang.
  • Harga Surat Utang Negara menguat 0,34% hari Jumat 24 Januari 2025 yang lalu.
  • Instruksi Presiden Prabowo akan berdampak mixed terhadap pasar saham di IDX.
  • Ekonomi Indonesia 2024 diprediksi hanya 5,0%.
  • Fed tahan suku bunga.
  • DeepSeek, saingan hebat Nvidia yang buat kegaduhan di pasar saham.
  • Harga emas turun setelah keputusan the Fed mempertahankan suku bunga USD.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 24–29 Januari 2025.

market-update-24-januari-2025

IHSG Jumat 24 Januari 2025 Terkoreksi 0,92% Menjelang Libur Panjang

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 0,92% ke level 7.166,06 pada akhir perdagangan Jumat, 24 Januari 2025.

Penurunan ini disebabkan oleh aksi profit taking investor menjelang libur panjang, dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,6 triliun. Investor asing melakukan transaksi net sell sebesar Rp571 miliar sehingga sejak awal tahun telah terjadi net sell total sebesar Rp3,6 triliun.

Sektor teknologi dan infrastruktur menjadi penekan terbesar. Beberapa saham berkapitalisasi besar turut menjadi penyumbang turunnya IHSG, seperti  BBCA -2,60%, BBRI -2,56%, BREN -4,00% dan GOTO -3,49%.

Selain faktor domestik, pernyataan Presiden AS Donald Trump di World Economic Forum 2025 juga mempengaruhi IHSG.

Trump meminta penurunan suku bunga dan mengungkapkan tekadnya mengakhiri perang Rusia-Ukraina serta rencana perang dagang. Pernyataan ini menambah ketidakpastian di pasar global, yang berdampak pada pasar saham Indonesia.

Di sisi lain, pasar juga mencermati dampak dari Instruksi Presiden RI Prabowo Subianto terkait efisiensi anggaran pemerintah. Pemangkasan anggaran belanja sebesar Rp 306,69 triliun bertujuan mendukung program prioritas dan memperkuat daya tahan ekonomi.

Namun, tantangan eksternal seperti kebijakan perdagangan AS dan tekanan dolar AS masih membayangi, sehingga sinergi antara pemerintah, pelaku pasar, dan emiten menjadi kunci menjaga stabilitas pasar. (CNBC Indonesia)

Harga Surat Utang Negara Menguat 0,34% Hari Jumat 24 Januari 2025 Yang Lalu

Harga Surat Utang Negara (SUN) menguat signifikan pada Jumat, 24 Januari 2025.

Penguatan ini ditandai dengan turunnya yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104)  sebesar 10 basis poin menjadi 6,76%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) sebesar 11 basis poin menjadi 6,94%.

Sementara itu, indeks harga obligasi negara, Indobex Government, naik sekitar 0,34% di hari yang sama. Nilai transaksi SBN outright traded melonjak menjadi Rp37,6 triliun, dengan FR0103 dan FR0104 menjadi seri paling aktif diperdagangkan.

Investor asing mencatatkan beli neto sebesar Rp11,52 triliun pada periode 20-23 Januari 2025.

Beli neto tersebut terdiri dari Rp9,60 triliun di pasar SBN, Rp2,27 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan jual neto Rp0,35 triliun di pasar saham.

Rupiah juga menguat terhadap Dolar AS, bergerak dari Rp16.284/USD menjadi Rp16.172/USD dalam satu hari.

Federal Reserve memutuskan untuk menahan suku bunga Federal Funds Rate pada level 4,25-4,50% pada FOMC Meeting Januari 2025.

Sentimen global menunjukkan hasil yang mixed, dengan yield curve US Treasury (UST) 5-tahun naik 2 basis poin menjadi 4,35%, sementara yield curve UST 10-tahun tetap di 4,55%.

Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat tipis menjadi 76 basis poin. Diperkirakan yield SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,88%-7,09% pada akhir Januari 2025. (BNI Sekuritas)

Instruksi Presiden Prabowo Akan Berdampak  Variatif Terhadap Pasar Saham di IDX

Pemangkasan anggaran belanja sebesar Rp 306 triliun oleh Presiden Prabowo, melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025 akan berdampak berbeda pada berbagai sektor di pasar saham.

Sektor pertanian, energi terbarukan, dan kesehatan mendapat dorongan positif karena pemerintah fokus pada ketahanan pangan, transisi energi, dan layanan kesehatan. Saham-saham di sektor ini diharapkan mendapat manfaat dari kebijakan tersebut.

Sebaliknya, sektor infrastruktur, pendidikan, dan pariwisata mengalami tekanan akibat pengurangan anggaran.

Sektor infrastruktur terkena dampak langsung dari pemangkasan proyek-proyek yang kurang prioritas, sementara sektor pendidikan dan pariwisata menghadapi penurunan permintaan akibat pengurangan belanja pemerintah.

Secara keseluruhan, kebijakan ini menciptakan sentimen campuran di pasar saham. Sektor-sektor yang bergantung pada belanja pemerintah merasakan tekanan lebih besar, sementara peningkatan stabilitas fiskal memberikan dampak positif pada kepercayaan investor terhadap pasar obligasi.

Kebijakan ini menunjukkan pentingnya bagi investor untuk memperhatikan dinamika baru di pasar saham Indonesia. (Kumparan, Bloomberg Technoz, tanamduit)

Ekonomi Indonesia 2024 Diprediksi Hanya Mencapai 5,0%, Lebih Rendah Dari Target Pemerintah 5,2%

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 hanya mencapai 5%, lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,2%.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan bahwa meskipun ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan 4,95% pada kuartal III 2024, berbagai faktor seperti investasi, konsumsi, dan ekspor menjadi pendorong utama.

Pada kuartal IV 2024, ekonomi diperkirakan tetap stabil berkat kenaikan investasi, konsumsi rumah tangga yang terjaga, dan belanja pemerintah.

Selain itu, Pilkada serentak pada November 2024 dan musim libur akhir tahun juga menjadi faktor positif bagi pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2024. Neraca perdagangan yang surplus dan indeks PMI yang kembali ke zona ekspansif pada Desember 2024 turut mendukung prospek ekonomi.

Namun, di sisi global, ekonomi dunia menghadapi divergensi dengan pertumbuhan yang berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kompleksitas dan ketidakpastian di pasar keuangan.

Ekonomi Amerika Serikat (AS) masih tumbuh kuat pada kuartal IV 2024, sementara ekonomi China mulai menunjukkan pemulihan. Sebaliknya, ekonomi Eropa dan Jepang masih lemah.

Kebijakan pemerintah dan bank sentral AS, terutama terkait suku bunga acuan The Fed dan kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, mempengaruhi ketidakpastian pasar keuangan global.

Inflasi yang tertahan dan kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif diperkirakan akan mendorong imbal hasil obligasi AS tetap tinggi. (Bloomberg Technoz)

Fed Tahan Suku Bunga

Setelah tiga kali pemangkasan suku bunga tahun lalu, US Federal Reserve (Fed, bank sentral Amerika Serikat) kini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%–4,50% pada pertemuan Januari 2025.

Keputusan ini diambil karena inflasi yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja yang kuat, yang mengekang kebutuhan untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut.

Ketua Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa diperlukan “kemajuan nyata” pada inflasi atau beberapa kelemahan di pasar tenaga kerja agar Fed melanjutkan pemangkasan suku bunga.

Dalam pernyataan Januari, Fed menghapus bahasa yang mengarah pada “kemajuan” dalam menurunkan inflasi menuju target 2% yang sebelumnya ada dalam pernyataan Desember lalu.

Powell menekankan bahwa suku bunga saat ini masih jauh di atas suku bunga netral, yaitu tingkat suku bunga yang tidak memberikan stimulus maupun membebani pertumbuhan ekonomi. Ketidakpastian mengenai suku bunga netral juga mempengaruhi pemikiran Fed tentang kebijakan moneter.

Powell yakin bahwa suku bunga saat ini lebih tinggi dari suku bunga netral. Ia juga mengingatkan bahwa meskipun sulit untuk memperkirakan suku bunga netral, Fed tidak akan terburu-buru dalam melakukan penyesuaian lebih lanjut.

Pada tingkat suku bunga saat ini sebesar 4,3%, Powell menyatakan bahwa suku bunga masih jauh di atas suku bunga netral dan oleh karena itu, Fed akan berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah kebijakan moneter selanjutnya. (Investing)

Harga Emas Turun Setelah Keputusan The Fed Mempertahankan Suku Bunga USD

Harga emas turun pada Rabu (29/1/2025) setelah Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga.

Emas spot (XAU/USD) turun 0,12% ke level USD2.760 per troy ons.

The Fed menghentikan sementara siklus pemangkasan suku bunga dan memberi sinyal hawkish dengan menghapus pernyataan optimisme dari komunikasinya.

Meskipun ekonomi dan pasar tenaga kerja AS tetap solid, permintaan terhadap aset safe haven melemah akibat pernyataan yang meredakan kekhawatiran terkait tarif dari pemerintahan Trump.

Para analis menilai bahwa sinyal pemangkasan suku bunga lebih cepat akan menjadi katalis bagi harga emas. Namun, kebijakan dovish dari bank sentral lain turut membatasi penurunan harga emas.

Bank of Canada dan Riksbank Swedia telah memangkas suku bunga, sementara Bank Sentral Eropa (ECB), Reserve Bank of India (RBI), dan People’s Bank of China (PBoC) diperkirakan akan melakukan hal serupa.

Jika The Fed melanjutkan pemangkasan suku bunga pada 2025, emas berpeluang positif dan bisa mencapai USD 3.000 pada paruh pertama tahun ini, meskipun kebijakan Trump berpotensi mempertahankan suku bunga tinggi, mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi. (IDX Channel)

DeepSeek, Saingan Hebat Nvidia yang Buat Kegaduhan di Pasar Saham

DeepSeek, perusahaan AI asal Tiongkok, menghebohkan Wall Street dengan teknologi yang diklaim menyaingi ChatGPT milik OpenAI.

Yang mengejutkan, DeepSeek melakukan semua ini dengan biaya pengembangan hanya sekitar USD6 juta. Biaya ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan belanja AI besar-besaran dari perusahaan AS seperti Google dan Microsoft.

Pengumuman terbaru mereka berdampak besar terhadap saham Nvidia dengan penurunan hampir 17%.

Saham-saham teknologi lainnya juga ikut terperosok, seperti ASML dan Broadcom.

Pengaruh DeepSeek terhadap Nvidia sangat signifikan, karena permintaan chip Nvidia kini dipertanyakan. Saham Nvidia tidak hanya merosot tajam, tetapi juga memicu kekhawatiran bahwa saham-saham berbasis AI selama ini mungkin sudah terlalu mahal.

Namun, ada juga pandangan bahwa jika teknologi AI semakin murah, adopsinya akan semakin cepat dan investasi di perangkat lunak akan meningkat, yang bisa menutup penurunan investasi di pusat data dan hardware.

Secara keseluruhan, kemunculan DeepSeek sebagai pemain besar di pasar AI membawa ketidakpastian dan potensi perlambatan pertumbuhan untuk raksasa teknologi.

Hal ini menunjukkan pentingnya bagi pengelola portofolio saham untuk memperhatikan dinamika baru di bidang teknologi AI, serta mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap saham-saham teknologi pada umumnya. (CBS News)

Ulasan

  • Dipertahankannya suku bunga USD oleh US Fed di level 4,25%-4,50% di bulan Januari 2025 akan membuat mata uang US Dollar tetap kuat dan yield US Treasury tetap tinggi. Hal ini akan menimbulkan ketidakpastian di pasar global, termasuk Indonesia.
  • Investor global cenderung akan tetap berinvestasi di pasar yang memiliki mata uang kuat dan memberi return lebih menarik, seperti pasar saham dan obligasi AS.
  • Mata uang Rupiah terancam sulit untuk menguat. Akibatnya, pasar obligasi dan pasar saham untuk sementara waktu diperkirakan masih akan tertekan.
  • Harga emas masih berpotensi naik. Walaupun suku bunga US masih bertahan di level saat ini, sebagian bank sentral selain US Fed telah menurunkan suku bunga dan membuat penurunan harga emas tertahan. Jika US Fed menurunkan suku bunga di tahun 2025, harga emas akan kembali mengalami kenaikan.

Rekomendasi

  • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile