tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 29 Juli 2024:
Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia di Q2 Capai Rekor Tertinggi
Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia setahun terakhir (Year on Year/ YoY) di Q2-2024, tidak termasuk investasi di sektor perbankan dan minyak & gas, melonjak sebesar 16,6% dari tahun sebelumnya.
Kenaikan ini mencapai rekor tertinggi sebesar Rp217,3 triliun (USD13,35 miliar), setelah kenaikan sebesar 15,5% pada Q1.
Hal ini menandai pertumbuhan tercepat dalam penanaman modal asing sejak Q1 tahun 2023, didukung oleh arah ekonomi yang lebih jelas setelah pemilihan umum pada bulan Februari yang dimenangkan secara telak oleh Prabowo Subianto.
Penerima manfaat terbesar dari PMA adalah industri logam dasar (30,3%), jasa lainnya (7,0%), dan pertambangan (6,2%). Singapura, Tiongkok, dan Hong Kong merupakan sumber PMA terbesar.
Investor asing terus menunjukkan minat terhadap industri pertambangan dan pemurnian logam Indonesia setelah pemerintah Indonesia melarang pengiriman bijih nikel pada tahun 2020 dan mineral mentah lainnya pada tahun 2023.
Indonesia mencatat total investasi asing dan domestik sebesar Rp428,4 triliun selama Q2, melonjak 22,5% dari tahun lalu dan menciptakan 677,6 ribu lapangan pekerjaan. (Trading Economics)
Investor Asing Net Buy Lagi di Pasar Saham Senin Kemarin
IHSG flat, naik hanya 0,01% atau 0,73 poin ke 7.228,90 hari Senin (29/7) dengan nilai transaksi sekitar Rp10,36 triliun, lebih tinggi dibanding hari Jumat lalu yang Rp9,87 triliun.
Investor kembali tercatat melakukan net buy senilai Rp176 miliar sehingga selama 3 hari terakhir terjadi total net buy sekitar Rp942 miliar.
IHSG dibuka di level 7.304 pada pagi hari atau lebih tinggi dibanding penutupan hari sebelumnya yang 7.288,17. Sebagian investor melakukan profit taking karena mengambil sikap menunggu hasil Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting hari Selasa-Rabu 30-31 Juli 2024 terkait keputusan penurunan suku bunga USD di bulan September mendatang.
Kenaikan IHSG didominasi oleh saham kapitalisasi besar AMMN +5,15%, BRPT +2,35%.
Namun, beberapa saham besar juga mengalami penurunan yang menahan kenaikan IHSG, antara lain BREN -2,27%, BMRI -1,15% dan TLKM -1,61%. (BEI)
Harga Surat Utang Negara Naik (Lagi) Hari Senin Kemarin
Harga SUN ditutup naik pada sesi perdagangan Senin (29/7). Harga SUN seri acuan menguat pada rentang 20-50 basis poin dari posisi penutupan di hari Jumat (26/7).
Sementara itu, sementara yield SUN bertenor 10 tahun (FR0100) turun sebesar 4 basis point ke level 6,91%.
Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp12,44 triliun, lebih rendah dari hari Jumat yang tercatat sebesar Rp14,13 triliun. (BNI Sekuritas)
Yield US Treasury 10 Tahun Turun di bawah 4,2% Senin Kemarin
Imbal hasil obligasi atau yield US Treasury 10 tahun turun di bawah 4,2%, kembali merosot ke level terendah sejak Maret karena investor mencermati dan bersiap untuk keputusan kebijakan Federal Reserve terbaru hari Rabu (31/7).
Pasar masih yakin bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, setidaknya satu pemangkasan lagi terlihat sebelum akhir tahun. (Trading Economics)
Harga Emas Naik Hari Senin Kemarin
Harga emas naik dalam perdagangan Asia pada hari Senin, karena pasar berharap US Fed memberikan lebih banyak isyarat tentang pemotongan suku bunga di minggu ini.
Harga emas spot naik 0,4% menjadi USD2.395,31 per ons, sementara emas berjangka yang berakhir pada bulan Desember naik 0,5% menjadi USD2.440,35 per ons.
Prospek penurunan suku bunga menjadi pertanda baik bagi emas, mengingat hal itu mengurangi biaya peluang berinvestasi pada logam kuning. (Trading Economics)
Ekspektasi Inflasi USA Bulan Juli 2,9%
Survei Konsumen oleh University of Michigan menunjukkan bahwa inflasi bulan Juli 2024 turun menjadi 2,90% dari 3,0% di bulan sebelumnya.
Hal ini semakin memperkuat bahwa US Fed akan mulai menurunkan suku bunga USD di bulan September 2024. (Trading Economics)
Ulasan
- Walaupun data lapangan pekerjaan dan Personal Consumption Expenditure di Amerika Serikat masih relatif kuat, data PMI Index dan inflasi semakin melandai sehingga memperkuat ekspektasi pasar bahwa suku bunga USD akan turun di bulan September 2024.
- Penurunan suku bunga USD akan diikuti oleh penurunan suku bunga Rupiah BI Rate oleh Bank Indonesia. Hal ini karena inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, 2,50%, pertumbuhan ekonomi masih tinggi serta PMI Index yang masih ekspansif.
- Aliran dana dari investor asing menunjukkan adanya nett buy di saham, SUN dan SRBI pekan yang lalu sejalan dengan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga USD di bulan September.
- Laporan Keuangan emiten-emiten Indonesia di Q2-2024 menunjukkan hasil yang baik, termasuk perbankan yang sempat turun cukup dalam di bulan Juni yang lalu. IHSG sangat berpotensi untuk naik minimal 5% lebih tinggi dibandingkan dengan posisi IHSG akhir tahun 2023 atau ke level 7.600 di akhir tahun 2024.
- Yield obligasi Surat Utang Negara juga menunjukkan penurunan karena harga yang naik meresponse penurunan yield obligasi USD.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih akan melanjutkan pembelian emas, terutama Bank Sentral China, dengan tujuan untuk diversifikasi risiko di tengah ketidakpastian global, dan ketegangan geopolitik yang masih belum mereda.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena menguatnya kemungkinan turunnya suku bunga US di bulan September mendatang dan mendorong investor global untuk mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.


