Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 4 Februari 2025

tanamduit Breakfast News: 4 Februari 2025

oleh | Feb 4, 2025

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Anjlok 1,11%, Perang Dagang Trump Bikin Pening.
  • Inflasi Tahunan Indonesia 0,76% di Januari 2025, Terendah Sejak Tahun 2000.
  • Perang Tarif Trump Bikin Rupiah ‘Kedodoran’, Yield SUN Meningkat.
  • PMI Manufaktur Indonesia Januari 2025 Naik ke 51,9 dari 51,2 di Desember 2024.
  • Emas Cetak Rekor Tertinggi, Kebijakan Moneter Longgar Bank Sentral Utama Menyulut Kenaikan Harga.
  • Trump Tunda Tarif, Yield Obligasi AS Naik ke 4,55%.
SBN ORI027, Sumber Passive Income Terbaik!
  • SBN ORI027 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,65%/tahun untuk tenor 3 tahun (ORI027-T3) dan 6,75%/tahun untuk tenor 6 tahun ( (ORI027-T6).
  • Kupon ORI027 dibayar setiap bulan di tanggal 15, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
  • Masa penawaran ORI027: 27 Januari 2025–20 Februari 2025.

Investasi ORI027 di tanamduit, bonus jutaan rupiah!

 

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 3 Februari 2025.

data-market-update-4-februari-2025

IHSG Anjlok 1,11%, Perang Dagang Trump Bikin Pening

Senin (3/2/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan dan ditutup melemah 1,11%, memperpanjang tren negatif akibat kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global.

Sentimen negatif utama berasal dari kebijakan tarif baru Presiden AS Donald Trump terhadap Meksiko, Kanada, dan China. Langkah ini memicu kekhawatiran akan perang dagang yang dapat memperlambat ekonomi global dan memengaruhi pasar saham Indonesia.

Kebijakan tarif Trump yang mulai berlaku pada 1 Februari 2025, telah memicu reaksi dari China, Kanada, dan Meksiko, yang semuanya merespons dengan tarif balasan.

Ketegangan perdagangan ini meningkatkan potensi perang dagang yang lebih besar dibandingkan era pemerintahan Trump sebelumnya.

Berita positif PMI Manufaktur Indonesia yang meningkat ke 51,9 di Januari 2025 dari 51,2 di bulan Desember 2024 tidak mampu menahan turunnya IHSG.

IHSG ditutup di posisi 7.030,06, dengan nilai transaksi tercatat sekitar Rp 11,69 triliun. Investor asing melakukan net sell sekitar Rp275 miliar.

Sektor kesehatan, bahan baku, dan properti menjadi penekan terbesar IHSG dengan penurunan masing-masing 2,68%, 1,76%, dan 1,75%.

Beberapa saham big caps yang menekan IHSG antara lain BREN -6,93%, AMMN -5,98%, BBCA -1,06%, BMRI -3,73%, dan TLKM -1,13%.

Inflasi Tahunan Indonesia 0,76% di Januari 2025, Terendah Sejak Tahun 2000

Tingkat inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 0,76% pada Januari 2025, dari 1,57% pada Desember, menandai level terendah sejak Maret 2000.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga perumahan yang anjlok 8,75% akibat diskon tarif listrik sebesar 50% selama dua bulan pertama tahun 2025. Hasil ini jauh di bawah ekspektasi 1,88% dan di luar target bank sentral 1,5% hingga 3,5%.

Harga naik lebih lambat untuk sektor kesehatan, akomodasi, dan rekreasi & budaya, sementara meningkat untuk makanan dan transportasi.

Inflasi inti, yang tidak termasuk harga yang diatur dan makanan yang mudah berubah, meningkat menjadi 2,36%, tertinggi dalam 18 bulan.

Secara bulanan, CPI turun 0,76%, penurunan pertama dalam empat bulan dan penurunan paling tajam setidaknya sejak 2005, meleset dari perkiraan kenaikan 0,32%. (Trading Economics)

Perang Tarif Trump Bikin Rupiah ‘Kedodoran’, Yield SUN Meningkat

Perang dagang yang dipicu oleh tarif impor AS terhadap China, Meksiko, dan Kanada mengakibatkan gejolak di pasar keuangan domestik dan global.

Rupiah terpuruk hingga mencapai level Rp16.435/US$, nilai terlemah sejak April 2020, sebelum sedikit pulih akibat intervensi Bank Indonesia.

Rupiah menjadi mata uang dengan penurunan nilai terdalam keempat di Asia pada hari tersebut, setelah Thai Baht, Won Korea Selatan, dan Dolar Taiwan.

Gejolak pasar global memicu panic selling dari aset-aset berisiko, sementara dolar AS dianggap sebagai aset safe haven.

Indeks dolar AS melonjak 1,25% ke level 109,72, menyebabkan hampir semua mata uang lainnya jatuh ke zona merah.

Pasar surat utang juga tertekan. Yield obligasi negara meningkat signifikan; yield 1Y naik 9,8 basis poin ke level 6,932%, dan yield tenor 10Y naik 7,6 basis poin ke 7,066%. (Bloomberg Technoz)

PMI Manufaktur Indonesia Tembus Rekor 8 Bulan

Pada Januari 2025, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia S&P Global naik ke 51,9 dari 51,2 di bulan Desember 2024, tertinggi sejak Mei 2024.

Pertumbuhan aktivitas pabrik terus meningkat selama dua bulan berturut-turut, dengan output pabrik meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut.

Pesanan baru juga terus tumbuh, terutama pesanan asing. Sementara itu, perusahaan meningkatkan aktivitas pembelian menjelang bulan puasa di bulan Maret.

Ketenagakerjaan juga meningkat paling tinggi dalam 2,5 tahun terakhir, meskipun ini tidak cukup untuk mencegah peningkatan tumpukan pekerjaan yang belum selesai.

Di sisi harga, inflasi biaya input tetap tinggi meskipun turun ke level terendah dalam tiga bulan, sementara inflasi biaya output tetap moderat.

Sentimen positif didukung oleh peningkatan output yang diharapkan di pabrik-pabrik manufaktur dan stabilitas permintaan serta ekonomi.

Hal ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia berada dalam kondisi yang baik, dan diharapkan terus tumbuh di masa mendatang. (Trading Economics)

Emas Cetak Rekor Tertinggi, Kebijakan Moneter Longgar Bank Sentral Utama Menyulut Kenaikan Harga

Harga emas melambung ke USD2.810 per ons pada 3 Februari, mencapai rekor tertinggi baru.

Kenaikan ini didorong oleh kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank-bank sentral utama, serta ketidakpastian kebijakan perdagangan AS.

AS mengenakan tarif 10% pada Tiongkok dan 25% pada Kanada, namun menunda pembatasan pada Meksiko, yang meningkatkan harapan akan proteksionisme yang lebih sedikit.

Ketidakpastian ini membuat permintaan emas sebagai aset aman meningkat. Pasar juga mengharapkan Federal Reserve untuk memotong suku bunga dua kali tahun ini.

Bank Kanada memangkas suku bunga dan mengumumkan berakhirnya pengetatan kuantitatif. Sementara itu, ECB dan Swedish Riksbank juga menurunkan suku bunga.

Bank sentral utama dari konsumen emas utama, seperti PBoC dan RBI, mengisyaratkan kebijakan moneter yang lebih longgar dan peningkatan likuiditas dalam waktu dekat.

Kebijakan-kebijakan ini memberikan dorongan kuat pada harga emas, menjadikannya aset aman yang diincar di tengah ketidakpastian global. (Trading Economics)

Trump Tunda Tarif, Yield Obligasi AS Naik ke 4,55%

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun naik sekitar 0,45% ke 4,55%. Kenaikan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif atas impor dari Kanada selama 30 hari.

Keputusan ini mengikuti langkah serupa untuk menunda tarif atas barang-barang dari Meksiko.

Sebelumnya, Trump berencana mengenakan tarif 25% atas barang-barang dari Meksiko dan Kanada, serta tarif 10% atas impor dari Tiongkok dan sumber daya energi Kanada.

Penundaan tarif ini memberikan sedikit kelegaan di tengah kekhawatiran inflasi yang meningkat. Meskipun ada kekhawatiran bahwa pembatasan perdagangan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, aset terkait suku bunga jangka pendek mengalami reli.

Investor juga beralih ke Obligasi Pemerintah AS sebagai tempat yang aman di tengah tekanan mata uang pasar berkembang dan aset berisiko.

Keputusan Trump untuk menunda tarif ini memberikan dampak positif pada pasar obligasi dan menunjukkan bagaimana kebijakan perdagangan dapat mempengaruhi pasar keuangan global.

 

Ulasan

  • Walaupun Trump menunda penerapan kenaikan tarif terhadap Meksiko, Kanada, dan Tiongkok yang berlaku tanggal 1 Februari lalu, yield obligasi US tetap mengalami kenaikan dan US Dollar juga menguat. Hal ini menimbulkan ketidakpastian pasar global.
  • Investor global cenderung akan tetap berinvestasi di pasar yang mata uangnya kuat dan memberikan return yang menarik, dalam hal ini adalah pasar saham dan obligasi di AS.
  • Mata uang Rupiah terancam sulit untuk menguat. Akibatnya, pasar obligasi dan pasar saham diperkirakan masih akan tertekan untuk sementara waktu.

Rekomendasi

  • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Untuk jangka panjang tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin karena harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
  • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile