tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- Ekonomi Melemah, IHSG Turun 0,7% di Tengah Perang Tarif AS-China.
- Penguatan Surat Utang Negara: Tanda-Tanda Positif di Tengah Gejolak Pasar.
- Emas Mencapai Rekor Tertinggi Karena Ketegangan AS-China.
- Imbal Hasil atau Yield Obligasi US Treasury AS Turun Karena Ketidakpastian Ekonomi dan Politik.
- SBN ORI027 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,65%/tahun untuk tenor 3 tahun (ORI027-T3) dan 6,75%/tahun untuk tenor 6 tahun ( (ORI027-T6).
- Kupon ORI027 dibayar setiap bulan di tanggal 15, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Masa penawaran ORI027: 27 Januari 2025–20 Februari 2025.
Investasi ORI027 di tanamduit, bonus jutaan rupiah!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 5 Februari 2025.
Ekonomi Melemah, IHSG Turun 0,7% di Tengah Perang Tarif AS-China
IHSG mengalami penurunan 0,7% menjadi 7.024,23 pada perdagangan Rabu (5/2/2025).
Meski perekonomian Indonesia tumbuh 5,03% pada 2024, angka ini masih di bawah target 5,2% yang ditetapkan pemerintah.
Perdagangan hari itu mencatat nilai transaksi sekitar Rp11 triliun. Sektor keuangan dan kesehatan menjadi penekan terbesar, masing-masing turun 1,4% dan 1,13%.
Saham sektor keuangan, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) menjadi penekan utama IHSG. Selain itu, PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) juga turut membebani indeks.
Meskipun ekonomi Indonesia membaik pada kuartal IV-2024 dengan pertumbuhan 5,02%, pertumbuhan tahunan tetap lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Faktor global yang turut menekan IHSG adalah perang tarif antara AS dan China. China memberlakukan tarif balasan terhadap beberapa impor dari AS dan mengumumkan investigasi anti-monopoli terhadap Google.
Ketidakpastian global ini membuat pasar cenderung berhati-hati dan menahan selera risiko. Alhasil, IHSG kembali merosot setelah sebelumnya sempat menghijau. (CNBC Indonesia)
Penguatan Surat Utang Negara: Tanda-Tanda Positif di Tengah Gejolak Pasar
Harga Surat Utang Negara (SUN) melanjutkan penguatan. Yield SUN Benchmark 5-tahun turun menjadi 6,67% dan yield SUN 10-Tahun turun menjadi 6,91%.
Namun, volume transaksi SBN tercatat sebesar Rp28,3 triliun, lebih rendah dari hari sebelumnya.
Meskipun demikian, nilai tukar rupiah menguat 0,36% terhadap dolar AS. Rupiah menguat dari Rp16.351/US$ menjadi Rp16.293/US$.
Indikator global juga menunjukkan sentimen positif, dengan penurunan yield US Treasury 5-tahun dan 10-tahun.
Namun, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat tipis menjadi 77bp, menunjukkan masih ada kekhawatiran di pasar.
Secara keseluruhan, meskipun ada volatilitas di pasar, penguatan SUN dan rupiah menunjukkan tanda-tanda positif bagi ekonomi Indonesia. (BNI Sekuritas)
Emas Mencapai Rekor Tertinggi Karena Ketegangan AS-China
Rabu (5/2/2025), harga emas melonjak melampaui angka USD2.860 per ons, mencapai rekor baru. Ini terjadi karena harapan suku bunga yang lebih rendah dan kekhawatiran geopolitik yang terus berlangsung.
Kenaikan ini didukung oleh turunnya aktivitas sektor jasa AS yang tidak sesuai harapan dan melambatnya harga perusahaan.
Dampaknya, Federal Reserve diprediksi akan menurunkan suku bunga dua kali tahun ini. Selain itu, keputusan China untuk memberlakukan tarif pada impor energi AS minggu depan memperparah risiko bagi pertumbuhan global.
Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh komentar Presiden AS Donald Trump terkait pengambilalihan Jalur Gaza dan keputusan untuk tidak segera berunding dengan Presiden China Xi Jinping. Hal ini meningkatkan permintaan safe haven untuk emas.
Melemahnya dolar AS setelah Trump menunda tarif perdagangan untuk Meksiko dan Kanada juga mendukung harga emas.
Namun, tarif terhadap China tetap berlaku dan China membalas dengan tarif perdagangan sendiri, membuat pasar lebih berhati-hati. (Trading Economics)
Imbal Hasil atau Yield Obligasi US Treasury AS Turun Karena Ketidakpastian Ekonomi dan Politik
Yield obligasi US Treasury turun ke level terendah 4,187% (atau harganya mengalami kenaikan) dalam beberapa minggu, karena laporan sektor jasa yang lemah dan ketidakpastian terkait kebijakan tarif Presiden Trump.
Usulan Trump untuk mengambil alih Gaza juga menciptakan kebingungan dan meningkatkan permintaan untuk aset aman seperti Treasury.
Selain itu, data menunjukkan aktivitas sektor jasa AS melambat dan peningkatan penggajian swasta tidak cukup untuk meredakan kekhawatiran pasar.
Tak hanya itu, pasar obligasi juga dipengaruhi oleh pengumuman Departemen Keuangan AS tentang stabilitas ukuran lelang utang hingga kuartal April. Tidak ada peningkatan lelang membantu menurunkan imbal hasil obligasi.
Namun, ketidakpastian tentang perang dagang dan tarif tetap menjadi ancaman.
Defisit perdagangan AS melebar tajam pada bulan Desember, dengan impor mencapai rekor tertinggi di tengah ancaman tarif. Kebijakan dan risiko ekonomi global ini terus menekan pasar obligasi. (Reuters)
Ulasan
- Walaupun Trump menunda penerapan kenaikan tarif terhadap Meksiko, Kanada, dan Tiongkok yang berlaku tanggal 1 Februari lalu, yield obligasi US tetap mengalami kenaikan dan US Dollar juga menguat. Hal ini menimbulkan ketidakpastian pasar global.
- Investor global cenderung akan tetap berinvestasi di pasar yang mata uangnya kuat dan memberikan return yang menarik, dalam hal ini adalah pasar saham dan obligasi di AS.
- Mata uang Rupiah terancam sulit untuk menguat. Akibatnya, pasar obligasi dan pasar saham diperkirakan masih akan tertekan untuk sementara waktu.
- Harga emas masih berpotensi naik. Sebab, walaupun suku bunga US masih bertahan di level saat ini, sebagian bank sentral selain US Fed telah menurunkan suku bunga dan membuat penurunan harga emas tertahan. Jika US Fed menurunkan suku bunga di tahun 2025, harga emas akan kembali mengalami kenaikan.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana sesuai profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.