Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 7 Februari 2025

tanamduit Breakfast News: 7 Februari 2025

oleh | Feb 7, 2025

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Terpuruk, Anjlok 2,12%, Kebijakan Trump dan Perlambatan Ekonomi Jadi Pemicunya.
  • Harga SUN Naik Lagi, Minat Terhadap SUN Benchmark 5 dan 10 Tahun Meningkat.
  • Rupiah Tergelincir, Karena Dollar AS yang Kuat Ditopang Data Lapangan Pekerjaan AS yang Solid.
  • Harga Emas Terhenti Kenaikannya Setelah Reli Seminggu Terakhir, Karena Profit Taking
  • UBS dan Citi Prediksi Harga Emas Tembus USD3.000.
  • Yield US Treasury Mengalami Kenaikan Setelah Ancaman Perang Dagang (Sementara) Mereda.
  • US Dollar Menguat Didorong Oleh Meningkatnya Produktivitas Non Pertanian AS.
SBN ORI027, Sumber Passive Income Terbaik!
  • SBN ORI027 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,65%/tahun untuk tenor 3 tahun (ORI027-T3) dan 6,75%/tahun untuk tenor 6 tahun ( (ORI027-T6).
  • Kupon ORI027 dibayar setiap bulan di tanggal 15, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
  • Masa penawaran ORI027: 27 Januari 2025–20 Februari 2025.

Investasi ORI027 di tanamduit, bonus jutaan rupiah!

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 6 Februari 2025.

data-market-update-7-feb

IHSG Terpuruk, Anjlok 2,12%, Kebijakan Trump dan Perlambatan Ekonomi Indonesia Jadi Pemicu

Pasar saham Indonesia mengalami koreksi tajam Kamis, 6 Februari 2025, kemarin, dengan IHSG turun 2,12% ke level 6.875.54.

Penurunan ini terjadi karena pengaruh kebijakan tarif dari Presiden AS, Donald Trump, dan ketidakpastian ekonomi global. Dinamika kebijakan Trumpconomics menjadi perhatian utama pelaku pasar, yang memicu fluktuasi IHSG sejak awal tahun 2025.

Sentimen negatif datang dari kebijakan tarif AS terhadap China yang dibalas dengan tarif impor oleh China. China akan mengenakan tarif 15% untuk impor batu bara dan gas alam cair dari AS mulai 10 Februari 2025.

Selain itu, sentimen negatif juga berasal dari perlambatan ekonomi dalam negeri Indonesia. Data GDP Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah, yaitu 5,03% pada tahun 2024, dibandingkan dengan 5,05% pada tahun sebelumnya.

IHSG juga terbebani oleh penurunan saham-saham bank besar. Saham PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, dan PT Bank Central Asia mengalami penurunan signifikan. Masing-masing saham terkoreksi -7,69%, -4,67%, -4,11% dan -1,92%.

Tekanan jual yang kuat membuat IHSG tidak mampu bertahan di level 7.000 dan berpotensi menguji level terendah tahun lalu, di kisaran 6.700 hingga 6.650.

Sementara itu, sektor kesehatan menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kenaikan sebesar 1,13%.

Secara keseluruhan, IHSG masih menunjukkan volatilitas yang tinggi akibat kombinasi sentimen negatif dari pasar regional dan global, serta ketidakpastian ekonomi.

Pasar diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam menghadapi kondisi ini. Indeks selain IHSG juga mengalami penurunan yang lebih dalam dari IHSG. (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia, IDX Channel)

Harga SUN Naik Lagi, Minat Terhadap SUN Benchmark 5 dan 10 Tahun Meningkat

Kamis (6/2/2025), harga Surat Utang Negara (SUN) menguat di sesi perdagangan terakhir.

Yield SUN Benchmarki 5-tahun dan 10-tahun mengalami penurunan. Yield SUN 5-tahun (FR0104) kini berada di 6,64%, sedangkan yield SUN 10-tahun (FR0103) di 6,87%.

Meskipun nilai transaksi Surat Berharga Negara (SBN) menurun dari hari sebelumnya menjadi Rp26,7 triliun, dua seri SUN tersebut tetap menjadi yang teraktif di pasar sekunder. Hal ini menunjukkan minat investor yang kuat.

Namun, di tengah penguatan SUN, nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS justru melemah sebesar 0,3%, mencapai Rp16.341 per USD.

Indikator global menunjukkan bahwa sentimen pasar sedang tidak begitu positif, terlihat dari peningkatan yield US Treasury.

Meski demikian, risiko kredit Indonesia, yang diukur dengan Credit Default Swap (CDS), sedikit turun. Hal ini mencerminkan stabilitas dalam risiko utang Indonesia. (BNI Sekuritas)

Rupiah “Tergelincir” Akibat Penguatan Dollar AS yang Ditopang Data Lapangan Pekerjaan yang Solid

Kamis (6/2/2025), rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah mencapai Rp16.341 per dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,36% ke level 107,96, menunjukkan penguatan mata uang AS secara global. Sebagian besar mata uang Asia juga melemah, termasuk yen Jepang, dolar Singapura, dan yuan China. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan yield obligasi AS dan sentimen negatif dari perang dagang AS-China.

Tekanan terhadap rupiah juga disebabkan oleh solidnya data ekonomi AS. Perusahaan swasta di AS menambah 183 ribu pekerja pada Januari, melampaui perkiraan 150 ribu, dan sektor jasa tetap menunjukkan ekspansi meskipun melambat.

Bank Indonesia diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada 19 Februari 2025 untuk merespons laju pertumbuhan ekonomi yang tertahan.

Investor kini menantikan rilis data pengangguran AS dan proyeksi pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Para trader tetap waspada terhadap ketegangan perang dagang antara AS dan China.

Dengan berbagai sentimen tersebut, rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif dalam jangka pendek, berada dalam rentang Rp16.310 hingga Rp16.400 per dolar AS. (Bisnis, CNBC Indonesia)

Harga Emas Terhenti Kenaikannya Setelah Reli Seminggu Terakhir Karena Profit Taking

Harga emas capai level tertinggi sepanjang masa di USD2.882,16 sebelum stabil pada USD2.867,93 per ons pada hari Kamis (6/2/2025).

Kenaikan ini didorong oleh ketegangan perang dagang antara AS dan Tiongkok, yang meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi dan ketidakpastian arah suku bunga AS di masa depan.

Meskipun mengalami koreksi alami karena aksi ambil untung, momentum emas tetap optimis.  Analis mencatat bahwa ketidakpastian besar terkait perang dagang terus mendukung permintaan untuk aset aman seperti emas.

Pasar kini fokus pada laporan penggajian nonpertanian (Non-farm Payroll) yang akan rilis pada hari Jumat mendatang. 

Data laporan penggajian nonpertanian dapat memberikan petunjuk tentang kesehatan ekonomi AS dan kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Jika laporan pekerjaan mengecewakan, ini dapat memperkuat ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, mendukung harga emas lebih lanjut. Namun, jika data pekerjaan kuat, emas mungkin menghadapi tekanan.

Analis juga mengingatkan bahwa ketegangan perdagangan global dapat memicu inflasi dan menekan suku bunga lebih tinggi dalam jangka panjang, yang dapat mempengaruhi harga emas. (Reuters)

UBS dan Citi Prediksi Harga Emas Tembus USD3.000

Para analis dari Citi dan UBS baru saja meningkatkan perkiraan harga emas, memprediksi bahwa pasar emas akan terus menunjukkan kenaikan signifikan.

UBS kini memperkirakan harga emas akan mencapai USD3.000 per ons dalam 12 bulan ke depan, dari sebelumnya USD2.850, seiring dengan lonjakan harga emas batangan yang saat ini berdiri di sekitar USD2.870.

Lonjakan harga emas batangan dipicu oleh kekhawatiran tentang tarif dan kebijakan Federal Reserve yang lebih agresif. Namun, UBS percaya bahwa daya tarik emas sebagai aset penyimpan nilai akan terus berlanjut.

Citi juga menaikkan perkiraan harga emasnya, menargetkan USD3.000 per ons dalam jangka pendek dan USD2.900 per ons untuk tahun 2025.

Mereka mencatat bahwa ketegangan geopolitik dan perang dagang di bawah pemerintahan Trump kemungkinan akan meningkatkan permintaan untuk emas dari berbagai investor.

Meskipun ada potensi perdamaian dalam konflik Rusia-Ukraina, Citi meyakini bahwa harga emas akan tetap kuat, tanpa adanya ancaman tarif yang signifikan pada komoditas ini, menjadikannya aset yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi. (Investing)

Yield US Treasury Naik Setelah Ancaman Perang Dagang (Sementara) Mereda

Kamis (6/2/2025), imbal hasil atau yield obligasi US Treasury mengalami kenaikan. 

Kenaikan ini terjadi seiring pasar yang stabil setelah ancaman perang dagang dengan Kanada dan Meksiko mereda.

Meskipun demikian, kekhawatiran tentang tarif impor Tiongkok yang akan berlaku pada 10 Februari tetap ada.

Investor saat ini tengah menghadapi ketidakpastian, mirip dengan saat kemenangan Trump pada 2016. Mereka juga tengah mengkhawatirkan inflasi dan dampaknya terhadap kebijakan Federal Reserve, yang kini lebih memilih bersikap menunggu.

Pelaku pasar kini menunggu laporan penggajian nonpertanian (nonfarm payroll) yang rilis pada hari Jumat, yang diperkirakan menunjukkan penurunan jumlah lapangan kerja baru.

Di sisi lain, imbal hasil Treasury AS 10 tahun naik menjadi 4,430%, sedangkan klaim pengangguran mingguan juga mengalami kenaikan.

Analis mengharapkan bahwa data ini akan berpengaruh pada keputusan Fed terkait pemangkasan suku bunga yang diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.

Pasar saat ini memperkirakan pelonggaran suku bunga akan terjadi sekitar dua kali di tahun ini. (Reuters)

US Dollar Menguat, Didorong Oleh Meningkatnya Produktivitas Non Pertanian AS

Kamis (6/2/2025), indeks dolar AS (USD Index) naik sedikit sebesar 0,07% ke 107,67. 

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan produktivitas nonpertanian yang sesuai dengan harapan dan kenaikan imbal hasil US Treasury.

Presiden Chicago Fed, Goolsbee, menyatakan bahwa ketidakpastian kebijakan fiskal (oleh pemerintah AS) dapat mengurangi pemangkasan suku bunga dan akan memperkuat mata uang US Dollar.

Namun, kenaikan ini terbatas oleh data klaim pengangguran mingguan. Data ini menunjukkan peningkatan pengangguran yang melebihi ekspektasi, sehingga memperlihatkan kelemahan di pasar tenaga kerja. (Barchart)

Ulasan

  • IHSG sangat terpukul karena faktor eksternal kebijakan Trump yang inflationary serta masih kuatnya ekonomi AS. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,03%, lebih rendah dari target 5,20%. Hal ini mendorong investor asing keluar dari bursa saham Indonesia menuju negara yang menawarkan return lebih stabil, terutama Amerika Serikat.
  • Walaupun Trump menunda penerapan kenaikan tarif terhadap Meksiko, Kanada, dan Tiongkok yang semula akan diberlakukan tanggal 1 Februari, yield obligasi AS dan dolar AS tetap menguat. Hal ini menimbulkan ketidakpastian di pasar global.
  • Investor global cenderung akan tetap berinvestasi di pasar yang mata uangnya kuat dan memberi return yang lebih menarik, seperti pasar saham dan obligasi AS.
  • Mata uang rupiah terancam sulit untuk menguat. Akibatnya, pasar obligasi dan saham diperkirakan masih akan tertekan untuk sementara waktu.
  • Harga emas masih berpotensi naik. Sebab, walaupun suku bunga US masih bertahan di level saat ini, sebagian bank sentral selain US Fed telah menurunkan suku bunga dan membuat penurunan harga emas tertahan. Jika US Fed menurunkan suku bunga di tahun 2025, harga emas akan kembali naik.

    Rekomendasi

    • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
    • Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
    • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana sesuai profil risiko masing-masing.

    Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

    DISCLAIMER:

    Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

    PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

    Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

    tanamduit Team

    tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

    banner-download-mobile