tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
› Masa Penawaran SBN ORI026 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,30%/tahun (ORI036-T3) untuk tenor 3 tahun dan 6,40%/tahun (ORI036-T3) untuk tenor 6 tahun.
IHSG Mengalami Koreksi -2,61% Sepanjang Minggu Lalu
IHSG selama sepekan minggu yang lalu melemah atau turun sebesar 200,83 poin atau -2,61% dan ditutup di 7.496,09 pada hari Jumat (4/10).
Selama sepekan investor asing melakukan net sell atau lebih jualsekitar Rp5,07 triliun dengan menjual saham-saham berkapitalisasi besar, antara lain BBRI setelah JP Morgan mengubah rekomendasi terhadap BBRI dari Beli menjadi Netral yang diinterpretasikan oleh investor asing dengan menjual BBRI dan selama 3 hari terakhir nilainya turun 4,71%.
Beberapa saham besar lainnya yang dijual oleh asing adalah BBCA, BMRI, ADRO dan BREN. Investor asing memindahkan investasinya ke China yang menawarkan potensi return atau imbal hasil yang lebih menarik.
Bank sentral China merilis paket stimulus untuk membangkitkan kembali ekonominya setelah Covid-19 dan juga setelah bisnis propertinya jatuh dan membuat investor rugi besar dan kesulitanlikuiditas.
Bursa Efek Indonesia tidak hanya sendirian yang mengalami net sell, bursa regional sepertiKLSE (Malaysia), SET (Thailand), PSE (Philippines) juga mengalami hal yang sama dan indeks hargasahamnya juga turun selama sepekan yang lalu. Dalam jangka pendek penarikan dana investor asing masih akan berlanjut.
Dalam jangka menengah, akan berdampak positif bagi Indonesia karena China akan meningkatkan impor komoditasnya dari Indonesia serta turisme yang berasal dari China.
Beberapa agenda minggu ini yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG:
Senin, 7 Oktober, rilis Berita Cadangan Devisa oleh Bank Indonesia. Jika Cadangan Devisa meningkatmaka IHSG berpotensi menguat. Pada akhir Agustus yang lalu Cadangan Devisa Indonesia tercatat USD 150,2 miliar dan menjadi yang tertinggi sepanjang Sejarah.
Selasa, 8 Oktober, rilis Berita Indeks Harga Konsumen (IHK) oleh Bank Indonesia. Pada bulan Agustusyang lalu IHK naik tipis 1 poin menjadi 124,4 dibanding bulan sebelumnya yang 123,4.
Rabu, 9 Oktober, BI akan merilis penjualan ritel periode Agustus 2024, Dimana pada bulan Juli melambat menjadi 212,4 dibanding bulan Juni yang 229. (IDX Channel, CNBC Indonesia, tanamduit)
Aliran Modal Asing (Minggu V September 2024)
Dari website Bank Indonesia 4 Oktober 2024 diberitakan, bahwa:
Harga Surat Utang Negara Melemah Hari Jumat Yang Lalu
Harga SUN ditutup melemah pada perdagangan sesi terakhir pekan lalu, dimana harga SUN seri acuanmelemah hingga 40 basis poin dari level penutupan akhir pekan yang lalu, sementara yield SUN bertenor10 tahun (FR0100) naik sebesar 7 basis poin ke level 6,65%.
Nilai transaksi SUN secara outright tercatat sebesar Rp20.18 triliun, lebih rendah dari hari sebelumnyaRp32.13 triliun. (BNI Sekuritas)
Rupiah dan Mata Uang Regional Asia Melemah Terhadap US Dollar Hari Jumat Yang Lalu
Mengutip Bloomberg, mata uang Rupiah ditutup melemah 0,37% ke 15.485 per USD pada hari Jumat (4/10) (menurut data Investing melemah 1,47% ke 15.670).
Pada saat yang bersamaan, indeks dolar AS (US Dollar Index) turun 0,11% ke posisi 101,87. Mata uang lain di Asia juga secara mayoritas juga melemah.
Won Korea –0,03%, Ringgit Malaysia –0,12%, sedangkan yen Jepang masih naik 0,41%. Fokus investor saat ini tertuju pada laporan utama penggajian non pertanian AS yang akan segera dirilisyang akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang prospek suku bunga The Fed ke depan.
Serangkaian rilis data minggu lalu menunjukkan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi solid, setelah aktivitas sektor jasa negara itu melonjak ke level tertinggi pada September.
Kondisi ini membuat pelaku pasar mengurangi taruhan soal pemotongan kembali suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan depan. (Bisnis)
Deflasi 5 Bulan Beruntun dan Gelombang PHK Membuat Target Pertumbuhan Ekonomi 5% Sulit Tercapai
Dilansir dari Bisnis diberitakan bahwa Indonesia sulit mencapai target pertumbuhan 5% karena beberapa hal:
Pertama adalah gelombang PHK sebanyak 53.993 tenaga kerja 1 Oktober 2024, yang sebagian besar berasal dari sektor manufaktur. Di sepanjang akhir tahun ini, diperkirakan angka PHK akan melonjak lebih dari 75.000.
Kedua, minimnya lapangan kerja di sektor padat karya. Ketiga, masih tingginya sukubunga, meskipun Bank Indonesia (BI) sudah memangkas suku bunga acuan menjadi 6% pada September 2024, uang yang beredar di masyarakat menjadi lebih mahal dan belum terindikasi bisa mengurangi lonjakan deflasi ke depan. (Bisnis)
Ulasan
-
Ekonomi Indonesia berada dalam situasi yang kurang kondusif, ditandai dengan deflasi 5 bulan beruntun, gelombang PHK yang cukup besar dan nilai tukar yang kembali menunjukkan pelemahan.
-
Bank Indonesia mempertimbangkan untuk menurunkan lagi suku bunga BI Rate sepanjang nilai tukar Rupiah tidak melemah
-
Pelaku pasar mengamati langkah bank sentral, Bank Indonesia, dan pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan dilantik pada tanggal 20 Oktober mendatang.
- Suku bunga US diyakini akan turun minimal 50 bps di sisa tahun 2024. Bank Indonesia akan mencermati dampak penurunan suku bunga US sebelum BI memutuskan untuk segera menurunkan suku bunga BI Rate, penurunan BI Rate hanyalah masalah waktu.
- Penurunan suku bunga ini akan berdampak positif terhadap kinerja emiten saham, termasuk di Indonesia. Trend kenaikan IHSG diperkirakan akan terus naik meskipun dengan perjalanan volatile.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia. Apalagi, saat US Fed masih akan meneruskan penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 sebesar 50 bps, tahun 2025 sebesar 100 bps dan tahun 2026 sebesar 50 bps.
- Harga emas sudah berada di puncak tertinggi dan volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.