tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 7 Agustus 2024:
Cadangan Devisa Indonesia Bulan Juli Meningkat
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2024 tercatat sebesar USD145,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2024 sebesar USD140,2 miliar.
Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. (Bank Indonesia)
Rupiah Menguat Mendekati Rp16.000 Rabu Kemarin
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp16.035 pada perdagangan hari Rabu (7/8). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,80% ke Rp16.035 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,13% ke 103,10.
Rupiah adalah salah satu dari beberapa negara Asia yang mengalami penguatan, penyebab utamanya adalah karena meningkatnya cadangan devisa Indonesia yang berasal dari bauran hasil penerbitan sukuk global baru-baru ini, serta penerimaan pajak dan jasa.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. (Bisnis)
IHSG Naik Lagi Menuju 7.200
IHSG melanjutkan kenaikan sebesar 82,92 poin atau 1,16% ke 7.212,13 hari (7/8) melanjutkan kenaikan hari sebelumnya yang 0,99% setelah di hari Senin (5/8) turun cukup dalam sekitar -3,4% bersamaan dengan penurunan indeks harga saham di seluruh dunia.
Nilai transaksi hari Rabu kemarin tercatat Rp8,19 trilyun dan investor asing melakukan net buy sekitar Rp341 milyar.
Kenaikan IHSG ditopang oleh sentimen positif atas berita meningkatnya cadangan devisa Indonesia di bulan Juli serta pernyataan beberapa pejabat US Fed yang menilai bahwa persepsi pelaku pasar bahwa AS menuju resesi adalah berlebihan dan juga memberi sinyal bahwa inflasi AS semakin bergerak ke target 2%.
Pernyataan ini membuat lega para investor sehingga membuat harga-harga saham di NY Stock Exchange kembali naik dan diikuti oleh berbagai bursa efek lainnya, termasuk Bursa Efek Indonesia. (Trading Economics)
Harga Emas Masih Turun Rabu Kemarin
Harga emas masih turun pada hari (7/8) meneruskan penurunan pada hari sebelumnya. Emas awalnya diuntungkan karena bereaksi terhadap keputusan Bank of Japan yang hawkish (suku bunga naik).
Adapun kekhawatiran atas potensi resesi AS yang membuat asset berisiko seperti saham turun tajam. Namun pasar saham pulih kembali pada hari Selasa sehingga menekan emas, aset safe haven.
Harga emas turun tajam pada hari Selasa (6/7) setelah mendekati rekor tertinggi baru di awal minggu. Pemulihan pasar saham global merupakan titik tekanan terbesar pada emas, karena harga-harga saham yang tergolong murah serta persepsi yang berlebihan atas kemungkinan resesi di Amerika Serikat. (Investing)
Ulasan
- Pelaku pasar merasa lega atas pernyataan beberapa pejabat the Fed yang mengatakan persepsi pasar bahwa Amerika menuju resesi adalah berlebihan dan inflasi sedang menuju 2% yang menjadi sinyal bahwa Fed akan segera menurunkan suku bunga.
- Pasar optimis bahwa suku bunga USD akan diturunkan pada bulan September mendatang. Namun volatilitas pasar saham masih akan tetap berlanjut karena penurunan kinerja emiten, tetapi yield obligasi terus menurun atau harga obligasi terus meningkat.
- Pasar saham Indonesia masih akan volatile di Q3-2024 tetapi sejatinya tidak setinggi volatilitas bursa efek utama dunia karena kinerja emiten yang masih baik, perbankan akan semakin membaik karena harapan suku bunga BI akan ikut turun setelah turunnya suku bunga USD.
- Harga obligasi Surat Utang Negara dan korporasi menunjiukkan kenaikan, ini tercermin di indeks obligasi Indobex (ICBI) yang terus sejak 3 minggu terakhir.
- Penurunan suku bunga USD akan diikuti oleh penurunan suku bunga Rupiah BI Rate oleh Bank Indonesia karena inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, 2,50%, pertumbuhan ekonomi masih tinggi serta PMI Index yang masih ekspansif.
- Laporan Keuangan emiten-emiten Indonesia di Q2-2024 menunjukkan hasil yang baik, termasuk perbankan yang sempat turun cukup dalam di bulan Juni yang lalu.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain akan turunnya suku bunga USD juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena menguatnya kemungkinan turunnya suku bunga US di bulan September mendatang dan mendorong investor global untuk mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.


