fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 8 Agustus 2025

tanamduit Breakfast News: 8 Agustus 2025

oleh | Agu 8, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

    • IHSG Melemah Tipis Karena Sentimen Kebijakan AS
    • Pembayaran Utang dan Stabilisasi Rupiah Tekan Cadangan Devisa RI
    • Emas Stabil di Sesi Asia 8 Agustus, Tarif Trump dan Kebijakan Fed Jadi Sorotan
    • Pelemahan Pasar Kerja AS dan Kebijakan Trump Picu Ketidakpastian Pasar

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 7 Agustus 2025.

IHSG Melemah Tipis Karena Sentimen Kebijakan AS

Pada hari Kamis (7/8) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,18% pada level 7.490,18.

Meski sempat menguat di awal perdagangan hingga mencapai 7.580,55, IHSG berbalik arah akibat tekanan dari saham-saham berkapitalisasi besar, terutama di sektor teknologi.

Nilai transaksi mencapai Rp16,77 triliun dengan 35,69 miliar saham diperdagangkan, di mana 343 saham melemah, 261 menguat, dan 199 stagnan.

Saham PT DCI Indonesia (DCII) menjadi pemberat utama, turun 10% ke level 312.300, menyumbang penurunan 37,55 poin pada IHSG, diikuti saham seperti Barito Pacific (BRPT) dan Telkom Indonesia (TLKM).

Penurunan DCII dipicu oleh pembukaan suspensi saham oleh Bursa Efek Indonesia setelah sebelumnya dikunci lebih dari sepekan akibat kenaikan abnormal lebih dari 100% dalam waktu singkat.

Meski diperdagangkan dengan mekanisme full call auction (FCA), aksi profit taking investor dan sentimen negatif dari kebijakan tarif resiprokal 19% oleh Amerika Serikat yang mulai berlaku memicu penurunan drastis.

Selain itu, saham infrastruktur dan transportasi juga melemah, diperparah oleh penurunan cadangan devisa Indonesia menjadi US$152 miliar pada Juli 2025.

Meski demikian, bursa Asia-Pasifik seperti Nikkei 225 dan Hang Seng mayoritas ditutup menguat. Analis menilai IHSG berada di zona oversold, namun tekanan jual masih berlanjut.

Investor kini menanti rilis indeks kepercayaan konsumen Juli yang diperkirakan membaik, sementara Bank Indonesia terus berupaya stabilisasi rupiah di tengah ketidakpastian global.

Full Call Auction (FCA) adalah mekanisme perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia di mana semua pesanan beli dan jual dikumpulkan dalam periode tertentu sebelum dieksekusi pada harga dan waktu yang ditentukan secara serentak.

Berbeda dengan perdagangan reguler yang berjalan secara kontinu, FCA memungkinkan penentuan harga yang lebih terkontrol untuk saham tertentu, biasanya diterapkan pada saham yang baru dibuka dari suspensi atau memiliki volatilitas tinggi, seperti saham DCII, untuk mencegah fluktuasi harga yang ekstrem dan memberikan stabilitas pasar.

Pembayaran Utang dan Stabilisasi Rupiah Tekan Cadangan Devisa RI

Cadangan devisa Indonesia turun ke level terendah dalam delapan bulan, mencapai US$152 miliar pada Juli 2025, dari sebelumnya US$152,6 miliar.

Penurunan ini terjadi akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Meski demikian, cadangan ini masih kuat, mampu membiayai 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor termasuk pembayaran utang luar negeri, jauh di atas standar internasional tiga bulan impor.

Bank Indonesia optimistis cadangan devisa akan tetap memadai untuk menjaga stabilitas sektor eksternal.

Hal ini didukung oleh kinerja ekspor yang baik, perkiraan surplus di neraca modal dan finansial, serta kepercayaan investor yang tetap positif terhadap ekonomi domestik.

Tingkat pengembalian investasi yang menarik (6-7% dari SUN) juga turut memperkuat prospek cadangan devisa ke depan, meskipun volatilitas global masih menjadi tantangan. (Trading Economics)

Emas Stabil di Sesi Asia 8 Agustus, Tarif Trump dan Kebijakan Fed Jadi Sorotan

Harga emas dunia (XAU/USD) stabil di sesi Asia awal pada 8 Agustus 2025. Harga emas bergerak di sekitar US$3.400,26 per troy ounce, setelah menghadapi resistensi di level US$3.400.

Penunjukan Stephen Miran, kepala Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, sebagai pengganti sementara Adriana Kugler di Dewan Gubernur Federal Reserve oleh Presiden Trump memicu perhatian pasar.

Miran, yang dikenal sebagai arsitek kebijakan tarif Trump, dianggap cenderung mendukung kebijakan moneter yang lebih longgar (dovish), meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, yang dapat mendorong daya tarik emas sebagai aset non-bunga.

Kebijakan tarif Trump, termasuk ancaman tarif tambahan terhadap Tiongkok, turut memperkuat posisi emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian perdagangan global.

Meski demikian, penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi AS membatasi kenaikan harga emas, menahan laju bullish-nya.

Di pasar domestik, harga emas Antam turun ke Rp1.952.000 per gram, sejalan dengan pelemahan emas global dan nilai tukar rupiah.

Investor kini menantikan data ekonomi AS dan sinyal kebijakan The Fed untuk memperkirakan arah harga emas ke depan. (Dow Jones Newswires, Trading Economics)

Pelemahan Pasar Kerja AS dan Kebijakan Trump Picu Ketidakpastian Pasar

Laporan ketenagakerjaan AS untuk Juli 2025 menunjukkan perlambatan signifikan dalam penciptaan lapangan kerja, dengan revisi penurunan data untuk Mei dan Juni, memicu kekhawatiran investor dan ekonom terhadap melemahnya pasar kerja.

Akibatnya, Presiden Donald Trump memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja, sementara ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada September meningkat, karena kebijakan ini dapat merangsang ekonomi di tengah ketidakpastian yang dipicu oleh kebijakan tarif Trump.

Meskipun jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) masih moderat, perusahaan besar seperti Merck & Co, Intel Corp, dan Universitas Stanford mengumumkan rencana pengurangan karyawan. Hal ini mencerminkan kehati-hatian perusahaan dan dampak pemotongan anggaran pemerintah.

Data terbaru juga menunjukkan kenaikan klaim tunjangan pengangguran di beberapa negara bagian seperti Massachusetts dan Texas, menandakan tekanan tambahan pada pasar kerja.

Namun, produktivitas tenaga kerja AS meningkat pada kuartal kedua, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, membantu menahan inflasi upah.

Ketidakpastian akibat kebijakan ekonomi Trump, terutama tarif perdagangan, terus memengaruhi sentimen pasar, mendorong investor memantau data ekonomi dan kebijakan The Fed untuk memprediksi arah pasar keuangan, termasuk saham, obligasi, nilai tukar, dan harga emas, yang tetap menjadi aset safe haven di tengah gejolak ini. (Reuters, NYTimes, NBC)

Factors to Watch

Faktor Global

  • Pasar keuangan global pada Agustus 2025 menghadapi ketidakpastian akibat kebijakan tarif Presiden Trump, yang memicu risiko stagflasi dan memengaruhi perdagangan serta pasokan tenaga kerja. Laporan ketenagakerjaan AS Juli 2025 menunjukkan perlambatan signifikan dalam penciptaan lapangan kerja, mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada September, yang dapat mendukung harga emas namun menekan saham teknologi.
  • Konflik geopolitik seperti Israel-Iran, transisi energi, dan kemajuan AI juga meningkatkan volatilitas pasar, dengan data PMI sektor jasa dan kebijakan tarif menjadi indikator kunci ke depan.

Faktor Nasional

  • Di Indonesia, IHSG tertekan oleh penurunan cadangan devisa ke US$152 miliar pada Juli 2025 dan tarif resiprokal AS sebesar 19%, yang menekan IHSG terutama saham teknologi dan infrastruktur seperti DCII yang rentan terhadap ketidakpastian indikator global.
  • Namun, pertumbuhan GDP Q2 2025 yang mencapai laju tercepat dalam dua tahun, didorong oleh ekspor dan transformasi digital, serta inflow modal asing, mendukung pasar obligasi dan stabilitas rupiah.
  • Peluncuran carbon market dan data inflasi mendatang akan memengaruhi sentimen investor, dengan proyeksi IHSG mencapai 7.900 akhir tahun jika likuiditas terjaga.

Rekomendasi Investasi 

  • Jangka Pendek (hingga 1 tahun): 30-40% di Reksa Dana Pasar Uang dan Emas
  • Untuk investor yang mengutamakan keamanan dan fleksibilitas, reksa dana pasar uang adalah pilihan tepat, menawarkan imbal hasil sekitar 5-6% per tahun dengan risiko rendah. Dana dialokasikan ke deposito dan obligasi jangka pendek, memungkinkan pencairan cepat dalam 1-2 hari, cocok untuk dana darurat. Emas spot (harga sekitar US$3.031 per ons) direkomendasikan untuk melindungi nilai aset dari inflasi, dengan prediksi kenaikan ke US$3.500-3.700 pada akhir 2025, didorong ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik. Alokasi investasi: 60-80% reksa dana pasar uang, 20-40% emas spot. Persentase portofolio keseluruhan: 30-40% dari total portofolio, untuk menjaga likuiditas dan stabilitas.
  • Jangka Menengah (1-5 tahun): 30-50% di Reksa Dana Pendapatan Tetap, Campuran dan Emas
  • Untuk tujuan seperti pendidikan atau pembelian aset, reksa dana pendapatan tetap memberikan imbal hasil 7-8% per tahun dengan risiko sedang, berfokus pada obligasi pemerintah dan korporasi. Alternatifnya, reksa dana campuran menawarkan potensi imbal hasil 8-10% per tahun melalui kombinasi saham dan obligasi, ideal untuk diversifikasi di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,12%. Emas spot, dengan proyeksi harga US$4.000-5.000 per ons hingga 2028, mendukung perlindungan nilai aset. Alokasi investasi: 50-70% reksa dana pendapatan tetap atau campuran, 30-50% emas spot. Persentase portofolio keseluruhan: 30-50%, untuk keseimbangan antara pertumbuhan dan keamanan.
  • Jangka Panjang (lebih dari 5 tahun): 20-40% Reksa Dana Saham dan Emas
  • Bagi investor yang mengincar pertumbuhan, reksa dana saham menawarkan potensi imbal hasil hingga 15% atau lebih per tahun, meski berisiko tinggi, sejalan dengan potensi kenaikan IHSG akibat rebalancing MSCI Agustus 2025. Emas spot, dengan target harga US$5.000-10.000 per ons hingga 2030, menjadi pelengkap untuk melindungi dari inflasi dan ketegangan geopolitik. Alokasi investasi: 70-90% reksa dana saham, 10-30% emas spot. Persentase portofolio keseluruhan: 20-40%, untuk memaksimalkan pertumbuhan jangka panjang sambil menjaga stabilitas.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

 

tanamduit Team

tanamduit adalah platform digital untuk berinvestasi berbagai produk reksa dana, SBN, emas, dan asuransi yang sudah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile