tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG rebound jelang FOMC didorong sektor infrastruktur–energi, dengan arus asing net sell sangat tipis.
- Yield SUN stabil dan Indobex menguat tipis karena pasar obligasi menunggu keputusan The Fed.
- The Fed memangkas suku bunga 25 bps dan pasar global merespons positif melalui dolar yang melemah dan yield UST yang turun.
- Harga Emas XAU naik setelah Fed cut memicu pelemahan dolar dan meningkatnya minat aset safe haven.
- Wall Street menguat pasca Fed cut, sementara yield UST dan DXY turun dan mendorong sentimen risk-on ke emerging markets termasuk Indonesia.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 11 Desember 2025.
IHSG Rebound Jelang Keputusan The Fed
IHSG pada 10 Desember 2025 menguat 0,51% ke 8.700,9, didukung kenaikan mayoritas indeks utama dan transaksi sekitar Rp33-34 triliun, sebagai rebound teknikal setelah koreksi sebelumnya di tengah sikap hati-hati pasar Asia menjelang FOMC.
Kenaikan didorong sektor infrastruktur, energi, dan telekomunikasi, dengan saham seperti BUMI, GTSI, BULL, EXCL, EMTK menjadi penggerak; aliran asing net sell sangat tipis (Rp43 miliar), lebih mencerminkan penyesuaian portofolio menjelang pengumuman The Fed.
Pelaku pasar menilai arah IHSG kini sangat ditentukan hasil FOMC, dengan ekspektasi rate cut 25 bps; nada Fed yang dovish berpotensi menarik arus masuk ke IHSG dan SUN, sementara nada lebih hawkish dapat memicu volatilitas jangka pendek terutama pada rupiah dan sektor siklikal. (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia)
SUN Menguat Tipis, Pasar Menunggu Ketuk Palu The Fed
Yield SUN pada 10 Desember 2025 bergerak nyaris datar, tenor 10Y tetap di sekitar 6,23%, 3Y sedikit turun, dan 1Y naik tipis—sementara indeks Indobex menguat 0,03–0,04%, menandakan pasar obligasi tenang menjelang keputusan FOMC. Pergerakan ini didorong sikap wait and see dan ekspektasi bahwa tren suku bunga global 2026 cenderung turun.
Aliran asing diperkirakan netral hingga net sell tipis, sejalan dengan pola penyesuaian portofolio menjelang FOMC yang dicatat media seperti Bloomberg Technoz dan CNBC Indonesia. Jika The Fed memotong suku bunga 25 bps, yield SUN berpeluang turun dan harga obligasi menguat; bila nada Fed lebih hawkish, yield SUN bisa naik sementara mengikuti sentimen global. (PHEI, CNBC Indonesia)
The Fed Turunkan Suku Bunga, Pasar Global Merespons Positif
Pada 10 Desember 2025, The Fed memangkas suku bunga 25 bps ke 3,50–3,75%, sesuai ekspektasi, meski keputusan terbelah dengan tiga anggota FOMC menolak arah kebijakan tersebut. Powell menegaskan inflasi bergerak membaik dan ekonomi tetap solid, namun memberi sinyal bahwa ruang pemangkasan pada 2026 akan lebih terbatas. (Reuters, FT, Bloomberg Technoz)
Dampaknya, pasar global langsung menguat: dolar melemah, yield UST turun, dan saham AS menguat karena prospek likuiditas longgar. Untuk Indonesia, sinyal dovish Fed biasanya positif bagi IHSG, SUN, dan rupiah melalui potensi arus masuk asing, meski pelaku pasar tetap mewaspadai volatilitas jika arah kebijakan 2026 lebih hati-hati.
Emas Menguat Usai The Fed Turunkan Suku Bunga
Harga emas XAU pada 10 Desember 2025 naik 0,45% ke US$4.228/oz, mengikuti pelemahan dolar dan penurunan yield US Treasury setelah The Fed memangkas suku bunga 25 bps, sebuah katalis yang menurut Reuters dan Kitco langsung meningkatkan minat pada aset safe haven.
Secara jangka pendek, analis memperkirakan emas cenderung bergerak stabil di area US$4.100–4.300 karena pemangkasan bunga sudah diantisipasi pasar; namun dalam jangka panjang, prospek tetap positif berkat suku bunga riil yang lebih rendah dan permintaan kuat dari bank sentral serta investor global.
Wall Street Menguat Usai Fed Cut, Yield & Dolar Turun
Pada 10 Desember 2025, Wall Street menguat setelah The Fed memangkas suku bunga 25 bps, dengan Dow Jones naik >1% dan Nasdaq +0,3%, dipimpin sektor keuangan, industrial, dan sebagian big tech yang diuntungkan prospek biaya dana lebih rendah; pada saat yang sama yield UST 10Y turun dan DXY melemah seiring ekspektasi pelonggaran kebijakan yang lebih panjang. (Reuters, FT, Bloomberg Technoz)
Secara global, kombinasi Fed cut, yield lebih rendah, dan dolar yang melemah mendorong risk-on, mengalirkan dana ke emerging markets. Bagi Indonesia, kondisi ini berpotensi positif bagi IHSG, SUN, dan rupiah, meski pelaku pasar tetap memantau data inflasi dan tenaga kerja AS untuk menilai apakah ruang pemangkasan suku bunga akan berlanjut pada 2026.
Factors to Watch
- Pasar pekan ini masih digerakkan oleh efek Fed cut, arah yield UST & DXY, serta rilis data inflasi dan tenaga kerja AS yang akan menentukan apakah pelonggaran 2026 dapat berlanjut.
- Harga komoditas, data ekonomi China, pergerakan rupiah, kebijakan BI, arus dana asing, dan potensi window dressing menjelang akhir tahun juga menjadi faktor penentu sentimen di Indonesia.
Tips Investasi
- Rekomendasi untuk Investor Reksa Dana
- Gunakan momentum pasca-FOMC untuk akumulasi bertahap, terutama pada reksa dana saham large-cap/quality growth dan reksa dana pendapatan tetap durasi menengah-panjang yang sensitif terhadap penurunan yield.
- Profil agresif dapat memanfaatkan sektor growth & cyclical, sementara profil moderat-konservatif fokus pada pendapatan tetap atau campuran untuk stabilitas.
- Rekomendasi untuk Investor Emas
- Pertahankan emas sebagai hedging 5–15% dan lakukan accumulation on dips (beli saat terjadi penurunan harga), karena pelemahan dolar dan turunnya yield pasca-Fed cut mendukung harga, sementara dalam jangka panjang emas tetap ditopang suku bunga riil rendah dan permintaan bank sentral.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.


