tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG terkoreksi 0,20% meski asing catat net buy jumbo Rp2,92T.
- SUN menguat, yield 10Y turun tipis dan Indobex naik seiring sentimen global yang lebih stabil.
- Emas turun sangat tipis, konsolidasi setelah reli panjang; tren jangka menengah tetap positif.
- Wall Street melemah tajam, saham teknologi tertekan, memicu risk-off global dan potensi tekanan moderat ke IHSG & Rupiah.
- Factors to watch: arah kebijakan The Fed, pergerakan yield UST dan DXY, arus dana asing, serta harga komoditas.
- Rekomendasi: kombinasi reksa dana saham–campuran–pendapatan tetap dan porsi emas sebagai diversifikasi tetap direkomendasikan di tengah volatilitas global.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 14 November 2025.
Asing Masuk Jumbo, IHSG Tetap Terkoreksi
IHSG turun 0,20% ke 8.372 pada Kamis, 13 November 2025, dengan semua indeks utama melemah sementara ISSI masih naik tipis; nilai transaksi tinggi mencapai Rp25,4 triliun. Tekanan datang dari pelemahan sektor industri, teknologi, dan konsumsi setelah reli sebelumnya, diperburuk sentimen global terkait pelemahan ekonomi dan jatuhnya harga minyak.
Menariknya, asing mencatat net buy besar Rp2,92 triliun, terutama dari transaksi blok di CASA (Rp2,7 triliun) serta pembelian EMAS dan BUMI; sementara di pasar reguler asing sedikit net sell. Arus jumbo ini lebih bersifat transaksi korporasi/negosiasi, bukan akumulasi asing secara luas di seluruh sektor. (IDX Channel, BEI)
SUN Menguat, Yield Turun Tipis
Pada Kamis, 13 November 2025, pasar SUN menguat: yield 10Y turun dari 6,18% ke 6,17%, tenor 3Y dan 1Y juga turun ke 5,18% dan 4,61%. Penurunan yield ini berarti harga SUN naik, tercermin dari kenaikan Indobex Composite +0,18%, Indobex Government +0,07%, dan Indobex Corporate +0,06%.
Pergerakan ini sejalan dengan sentimen global yang sedikit lebih tenang setelah kejatuhan harga minyak (tekanan inflasi berkurang) dan harapan suku bunga global mulai turun, sehingga obligasi rupiah kembali dilirik sebagai aset defensif dengan kupon yang relatif menarik. (PHEI)
Emas Turun Tipis, Konsolidasi Setelah Reli
Pada 13 November 2025, harga emas turun sangat tipis −0,02% ke USD 4.187/oz, mencerminkan fase konsolidasi setelah kenaikan kuat sebelumnya. Tekanan ringan datang dari sedikit penguatan dolar AS dan rebound tipis pada yield US Treasury.
Secara tren, pelemahan ini bersifat temporer, karena faktor fundamental emas—ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, permintaan bank sentral, dan ketidakpastian geopolitik—masih kuat. Prospek 1–2 tahun ke depan tetap positif dengan potensi kenaikan lanjutan jika dolar dan suku bunga global melemah. (Reuters, Trading Economics)
Wall Street Melemah, Big Tech Tertekan
Pada Rabu, 13 November 2025, Wall Street terkoreksi cukup dalam: Dow −1,65% dan Nasdaq −2,29%, dipicu aksi jual di saham-saham teknologi besar setelah prospek pendapatan beberapa emiten direvisi lebih konservatif dan data belanja konsumen AS melemah. Sentimen ini mendorong investor mengurangi risiko setelah indeks sempat berada di level tinggi bulan ini.
Yield US Treasury 10Y stabil di 4,11% dan DXY melemah ke 99,24, menandakan pasar obligasi masih menunggu data ekonomi lanjutan dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed tetap terjaga. Koreksi ini lebih bersifat teknikal dan rotasi sektor, bukan sinyal resesi. (Investing, Reuters, CNBC)
Dampak ke Indonesia: tekanan di Wall Street dapat menahan reli IHSG terutama di saham teknologi dan siklikal, sementara SUN berpotensi stabil karena yield UST tidak naik. Untuk Rupiah, pelemahan DXY menjadi penopang, tetapi minat risiko global yang turun dapat membuat volatilitas tetap tinggi.
Factors to Watch
- Arah kebijakan The Fed dan rilis data ekonomi AS (inflasi, tenaga kerja) yang akan menentukan sentimen risiko global.
- Pergerakan yield US Treasury dan DXY, karena sensitif terhadap aliran modal ke emerging markets.
- Faktor domestik: rilis inflasi Indonesia, stabilitas Rupiah, serta perkembangan arus dana asing di saham dan SBN.
- Harga komoditas global (emas, minyak) yang mempengaruhi sektor-sektor utama di IHSG.
Tips Investasi
- Reksa Dana
- Reksa dana saham dan campuran tetap menarik untuk jangka menengah karena valuasi masih sehat dan potensi window dressing.
- Investasi juga sebagian di pendapatan tetap/SBN untuk stabilitas portofolio di tengah volatilitas global.
- Gunakan strategi bertahap (DCA) untuk mengurangi risiko timing dan menjaga konsistensi investasi.
- Emas
- Emas tetap layak sebagai aset lindung nilai, didukung ekspektasi penurunan suku bunga global dan permintaan bank sentral.
- Momentum kenaikan tetap positif, tetapi pergerakan jangka pendek bisa fluktuatif—alokasikan emas sebagai diversifikasi, bukan instrumen utama.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.


