tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
-
- IHSG turun 0,19% ke 8.051,17, nilai transaksi Rp29,93 triliun; investor asing kembali net sell Rp1,40 triliun. Penekan utama: MEDC, PTBA, ADMR, PGAS, BBRI; penopang: MAPA, ISAT, JPFA.
- Pasar Obligasi (SUN) – Yield 10Y turun ke 6,17% (harga naik); Indobex Government dan Composite ikut menguat.
- Kurs Rupiah dan Asia – USD/IDR 16.614,5 (flat −0,02%). Dolar melemah terhadap mayoritas Asia: USD/THB, USD/SGD, USD/PHP, USD/JPY, USD/CNY; pengecualian USD/MYR +0,12%.
- Emas (XAU dan Antam) – XAU naik ke US$4.209,51/oz; emas Antam berkisar ±Rp2,38 juta/gram. Katalis: ekspektasi pelonggaran The Fed, permintaan safe haven di tengah tensi tarif AS–China, dan DXY yang melemah tipis.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 15 Oktober 2025.
IHSG Melemah Tipis, Asing Jual; LQ45 Hampir Datar (15 Okt 2025)
IHSG turun 0,19% ke 8.051,17 dengan nilai transaksi sekitar Rp29,9 triliun. Investor asing kembali net sell Rp1,40 triliun.
Berbeda arah, LQ45 justru naik tipis 0,03% ke 772,15. Angka penutupan dan arus asing ini tercatat di laporan penutupan hari Rabu, 15 Oktober.
Penggerak hari ini: penekan LQ45 meliputi MEDC −7,00%, PTBA −5,65%, ADMR −5,56%, PGAS −2,71%, dan BBRI −1,41%. Di sisi lain, penopang LQ45 antara lain MAPA +9,82%, ISAT +9,69%, dan JPFA +6,73% yang membantu menahan koreksi indeks unggulan.
Sentimen pasar masih wait-and-see terhadap tensi tarif AS–China dan arus dana asing, sehingga Indonesia sempat underperform saat sejumlah bursa Asia menguat intraday. Ke depan, arah pasar akan banyak ditentukan oleh arus asing, pergerakan DXY/UST, serta katalis domestik, seperti stabilitas rupiah dan sinyal kebijakan BI. (IDX, Kontan, Investing)
Obligasi RI Diborong, Yield Turun ke Level Terendah 4 Tahun
Yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun sempat menyentuh sekitar 6,06% pada 14 Oktober 2025, level terendah sejak 2021, seiring permintaan lelang 7 Oktober yang membludak Rp126,16 triliun dan aliran net buy asing di SBN.
Data PHEI/IBPA mengonfirmasi tren penguatan harga: yield 10Y turun berurutan 6,25% → 6,21% → 6,17% (13–15 Okt), sementara Indobex Government naik 424,39 → 425,15 → 426,04.
Prospek hingga akhir 2025 terbilang konstruktif selama disiplin fiskal menjaga defisit APBN dan pasokan SUN tidak berlebih, lelang tetap ramai, serta inflasi domestik stabil—yield 10Y berpeluang mendekati ~6,1–6,0%. Faktor risiko yang perlu diawasi: penguatan dolar/UST, eskalasi tarif AS–China, kenaikan inflasi, atau peningkatan pasokan SBN mendadak. (Bloomberg Technoz, PHEI)
Wall Street Beragam; Dolar Melemah, Yield AS Naik Tipis
Pada 15 Oktober 2025, Dow Jones nyaris datar (46.253,31; −0,04%). Sementara itu, Nasdaq menguat (22.670,08; +0,66%). Kenaikan sektor teknologi mendorong Nasdaq pulih, sementara saham-saham siklikal di Dow bergerak hati-hati di tengah kabar makro yang campur aduk.
Di pasar obligasi, yield (imbal hasil) UST 10Y (US Treasury, obligasi negara Amerika bertenor 10 tahun) naik 3 bps ke 4,05%, menandakan premi imbal hasil sedikit naik. Di sisi lain, DXY justru melemah ke 98,79 (−0,26%). Kombinasi ini mencerminkan risk appetite yang membaik untuk aset berisiko, meski pasar tetap waspada pada arah kebijakan suku bunga AS dan headline perdagangan AS–China.
Dampak ke Indonesia: pelemahan DXY cenderung menopang rupiah dan sentimen ekuitas, khususnya saham berorientasi pertumbuhan/teknologi. Kenaikan tipis yield UST bisa membatasi reli SUN, namun selama pelemahannya terbatas. Obligasi domestik masih ditopang spread yang menarik dan fundamental fiskal.
Secara keseluruhan, set-up eksternal hari itu relatif netral-positif bagi IHSG, rupiah, dan emas. (Investing, Reuters)
Emas Tembus US$4.200 Melampaui Target Price Analis, Antam Juga Menguat
Pada 15 Oktober 2025, emas dunia (XAU/USD) melesat ke US$4.209,51/oz (dari US$4.142,31).
Lonjakan harga emas ini didorong ekspektasi pelonggaran The Fed, minat safe haven di tengah tensi tarif AS–China, serta pelemahan tipis dolar. Momentum tetap positif meski volatil.
Emas Antam ikut naik, bergerak sekitar ±Rp2,38 juta/gram. Lonjakan harga global menjadi pendorong utama, sementara kurs rupiah membuat besaran kenaikan berbeda antar-penjual.
Level harga ini kini melampaui sejumlah target lama. Namun, prospek harga emas masih akan naik dengan rentang skenario:
Kerangka ini sejalan dengan riset dan pembaruan dari Goldman Sachs, J.P. Morgan, Bank of America, Deutsche Bank, UBS, Citi, HSBC, Standard Chartered, Morgan Stanley, dan ANZ Research. Katalis kunci: arah suku bunga AS & DXY, arus ETF dan pembelian bank sentral, serta geopolitik. (Investing)
Factors to Watch:
⦁ Global: Ketegangan dagang AS–China, arah kebijakan The Fed, serta pergerakan yield US Treasury dan Dolar AS (DXY) yang memengaruhi arus modal ke emerging markets.
⦁ Domestik: Stabilitas rupiah, inflasi, prospek penurunan suku bunga BI, dan kinerja kuartalan emiten besar di sektor perbankan dan konsumsi.
Tips Investasi
⦁ Reksa Dana: Pilih reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap untuk stabilitas jangka pendek. Namun, tetap berinvestasi di reksa dana campuran dan reksa dana saham secara rutin.
⦁ Emas: Tetap menarik sebagai lindung nilai (hedging) menghadapi ketidakpastian global dan potensi pelemahan dolar.
⦁ SBN: Masih prospektif karena yield domestik kompetitif dan ekspektasi penurunan suku bunga BI dapat mendorong kenaikan harga obligasi. ORI028 yang sedang dalam masa penawaran dapat menjadi produk yang menarik, dengan kupon 5,35% untuk tenor 3 tahun dan 5,65% untuk tenor 6 tahun.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.