tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG naik 0,53% didukung rebound global dan ekspektasi dovish BI, dengan transaksi besar Rp30 T dan net buy asing Rp1,67 T terutama di saham bank.
- Yield SUN 10Y stabil di 6,16% sementara tenor pendek turun, mencerminkan ekspektasi inflasi terjaga; transaksi SBN solid Rp21,5 T.
- Emas XAU naik tipis 0,12% karena dolar dan yield UST stabil; analis tetap melihat tren bullish dengan bias buy on dips.
- Wall Street Rebound Tipis, UST & DXY Naik. Dow dan Nasdaq menguat ringan dipimpin sektor teknologi, sementara yield UST dan DXY naik setelah sinyal hawkish The Fed; dampaknya campuran bagi Indonesia—positif untuk saham, lebih hati-hati untuk SUN dan Rupiah.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 20 November 2025.
Asing Borong Bank, IHSG Menguat Stabil
IHSG pada 19 November 2025 naik 0,53% ke 8.406,6 didukung rebound pasar, sentimen global yang stabil, dan ekspektasi sinyal dovish dari BI. Nilai transaksi tinggi mencapai Rp30 triliun, sementara seluruh indeks utama seperti LQ45 dan IDX30 ikut menguat.
Investor asing mencatat net buy besar Rp1,67 triliun, terutama di saham perbankan seperti BMRI dan BBRI, serta beberapa saham konsumer, menjadikan sektor keuangan penggerak utama indeks hari itu.
Prospek jangka pendek tetap positif selama Rupiah stabil dan imbal hasil SUN menarik. Potensi asing melanjutkan net buy bergantung pada arah kebijakan BI, pergerakan yield UST, dan dolar AS. (IDX, Infobank, CNBC Indonesia)
SUN Stabil, Yield Pendek Turun Tipis
Pada 19 November 2025, pasar SUN bergerak stabil dengan yield 10Y bertahan di 6,16%, sementara tenor 3Y dan 1Y turun tipis sehingga harga obligasi naik sedikit. Indobex Composite, Government, dan Corporate masing-masing naik sekitar +0,02%. Aktivitas pasar cukup solid dengan transaksi Rp21,5 triliun, didukung sentimen global yang tenang setelah lelang SUN besar sehari sebelumnya. (PHEI/IBPA)
Penurunan yield pendek mencerminkan ekspektasi pasar terhadap inflasi yang terjaga, stabilitas Rupiah, dan peluang pelonggaran suku bunga global. Dalam jangka pendek, yield diperkirakan sideways (bergerak datar/flat) dengan kecenderungan turun, sementara dalam jangka panjang ruang penurunan tetap terbuka jika siklus penurunan suku bunga The Fed berjalan dan permintaan SBN domestik tetap kuat. (PHEI)
Emas Menguat Tipis, Konsolidasi di Tengah Tren Bullish
Harga emas XAU pada 19 November 2025 naik tipis 0,12% ke sekitar US$4.082/oz, didorong stabilnya dolar AS dan yield US Treasury yang tidak banyak berubah sehingga tekanan jual mereda. Pergerakan hari itu lebih merupakan konsolidasi teknikal setelah volatilitas di pekan sebelumnya.
Dalam jangka pendek, analis Reuters, Investing, dan ide pasar di TradingView menilai bias emas tetap positif, ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, pembelian bank sentral, serta ketidakpastian geopolitik. Prospeknya masih bullish dengan strategi umum “buy on dips” di area support US$4.070–4.080/oz.
Pasar AS: Wall Street Menguat Tipis, Yield UST dan Indeks DXY Juga Menguat
Pada Selasa, 18 November 2025, Wall Street menguat moderat: Dow Jones +0,10% dan Nasdaq +0,59%. Kenaikan terutama didorong rebound saham teknologi besar seperti Nvidia dan Alphabet menjelang rilis laporan kinerja serta sentimen positif sektor AI. Pergerakan ini bersifat teknikal setelah koreksi sebelumnya, dengan data ekonomi AS masih menunjukkan pertumbuhan yang stabil. (Reuters, CNBC, Investing)
Yield UST 10Y naik ke sekitar 4,15% setelah risalah The Fed bernada lebih hati-hati soal pemangkasan suku bunga. Penguatan yield ikut mengangkat DXY ke level 100,1 karena dolar kembali diminati sebagai aset relatif aman. (Reuters, MarketWatch)
Kondisi ini memberi sinyal campuran bagi Indonesia: rebound Wall Street mendukung sentimen IHSG, tetapi kenaikan UST dan dolar dapat menahan arus modal asing dan membuat SUN serta Rupiah lebih sensitif terhadap tekanan global. Secara keseluruhan, dampaknya bersifat jangka pendek dan masih bergantung pada arah kebijakan The Fed.
Factors to Watch
- Dalam waktu dekat, pasar akan fokus pada rilis data ekonomi AS—terutama inflasi dan tenaga kerja—yang akan menentukan arah suku bunga The Fed dan sentimen risiko global.
- Pergerakan yield US Treasury dan indeks DXY juga menjadi kunci karena sangat mempengaruhi arus modal ke emerging markets.
- Dari sisi domestik, investor perlu mencermati stabilitas Rupiah, rilis inflasi Indonesia, serta arus dana asing di saham dan SBN.
- Selain itu, perubahan harga komoditas global, khususnya emas dan minyak, akan ikut membentuk arah sektor-sektor utama di IHSG.
Tips Investasi
- Reksa Dana
- Dalam kondisi volatil namun tanpa tekanan fundamental besar, reksa dana saham dan campuran masih menarik untuk jangka menengah, didukung valuasi yang relatif sehat dan potensi window dressing menjelang akhir tahun.
- Untuk stabilitas portofolio, alokasikan sebagian ke reksa dana pendapatan tetap/SBN, terutama tenor menengah, karena yield SUN tetap kompetitif dan didukung sentimen global yang mulai kondusif.
- Strategi DCA dianjurkan untuk menjaga konsistensi masuk di tengah fluktuasi.
- Emas
- Untuk investor emas, tren menengah masih positif berkat ekspektasi penurunan suku bunga global dan permintaan bank sentral yang solid.
- Namun dalam jangka pendek, harga emas bisa berfluktuasi mengikuti pergerakan dolar dan yield UST, sehingga emas lebih ideal sebagai instrumen diversifikasi dan lindung nilai, bukan aset utama untuk trading jangka pendek.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.


