fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Market Update: 22 Oktober 2025

tanamduit Market Update: 22 Oktober 2025

oleh | Okt 22, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG—Reli berlanjut: +1,84% ke 8.238; ditopang bargain hunting big caps (bank & TLKM +11,56%), asing net buy Rp1,34T, dan ekspektasi RDG BI di tengah sentimen global membaik.
  • SUNYield 10Y turun ke 6,05% (harga naik tipis); Indobex Gov/Composite menguat, didorong antisipasi RDG BI, pasokan SBN terukur, dan UST 10Y 3,98% yang lebih rendah.
  • Rupiah—Melemah tipis 0,3% ke 16.601/US$; kebutuhan dolar korporasi & hedging jelang RDG BI, pergerakan seirama pelemahan THB/SGD/JPY di kawasan.
  • Emas (XAU)—Terkoreksi −6,04% ke US$4.093/oz setelah reli; dipicu profit taking, USD yang menguat, dan minat risiko saham meningkat.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 21 Oktober 2025.

data-market-update-22-oktober-2025

IHSG Tembus 8.238: Reli Lanjut Dipacu “Bargain Hunting” & Arus Asing

Selasa, 21 Oktober 2025, IHSG naik 1,84% ke 8.238,08. Indeks unggulan ikut reli: LQ45 +3,0%, IDX30 +3,2%, Bisnis27 +3,1%, SRI-Kehati +1,9%, dan ISSI +1,6%.

Kenaikan didorong tiga hal: (1) bargain hunting—investor berburu saham besar yang dinilai “diskon” setelah koreksi sebelumnya; (2) ekspektasi positif jelang RDG BI (21–22/10); dan (3) sentimen eksternal yang lebih ramah risiko setelah Wall Street menguat dan yield UST 10Y turun ke sekitar 3,98%.

Nilai transaksi tercatat Rp22,0 triliun, dengan investor asing net buy Rp1,34 triliun, memangkas posisi YTD net sell menjadi sekitar Rp49,68 triliun.

Masuknya dana asing berkaitan dengan pandangan bahwa yield SUN yang rendah dan prospek kebijakan BI yang pro-pertumbuhan membuat aset Indonesia kembali menarik, khususnya pada saham berkapitalisasi besar yang likuid.

Pendorong utama indeks berasal dari perbankan (BBCA, BMRI, BBRI +2,17%, BBNI), telekomunikasi,  terutama Telkom (TLKM) +11,56%, serta sebagian consumer staples (mis. ICBP/INDF/UNVR).

Sektor keuangan, properti, dan teknologi memimpin penguatan. Sementara itu, sebagian kecil saham konsumer masih tertahan. Singkatnya, kombinasi bargain hunting di big caps dan arus asing masuk membuat IHSG menjadi salah satu bursa dengan kinerja terbaik di kawasan pada hari itu. (IDX, CNBC Indonesia)

Yield SUN Turun Tipis, Harga Menguat (21 Okt 2025)

Imbal hasil (yield) SUN 10Y turun ke 6,05% pada hari Selasa 21 Oktober kemarin (dari 6,08% sehari sebelumnya), sementara tenor 3Y dan 1Y juga menurun tipis.

Penurunan yield berarti harga SUN menguat. Ini tercermin dari Indobex Composite dan Indobex Government yang naik tipis, sedangkan Indobex Corporate ikut menguat lebih baik.

Arah ini selaras dengan nada eksternal yang sedikit lebih jinak—yield UST 10Y bergerak di kisaran 3,98% (lebih rendah dibanding pekan sebelumnya)—yang biasanya mendukung obligasi emerging markets.

Tekanan beli didorong kombinasi ekspektasi RDG BI minggu ini (pasar menakar ruang pelonggaran lanjutan), disiplin fiskal/pasokan SBN yang terukur, serta kalender lelang SUN pada Selasa, 21 Okt yang menjaga minat di SBN pemerintah. (PHEI, Trading Economics)

Rupiah Melemah Tipis di Tengah Permintaan Dolar Korporasi

Rupiah melemah sekitar 0,3% ke 16.559 terhadap USD pada Selasa, 21 Oktober 2025 kemarin.

Pelemahan rupiah dipicu permintaan dolar korporasi (pembayaran impor/utang valas) dan kehati-hatian jelang keputusan RDG BI sehingga pelaku pasar menambah posisi USD sebagai lindung nilai.

Sentimen global juga belum sepenuhnya bersahabat, menyusul penguatan ringan dolar AS dan yield obligasi negara AS yang masih tinggi. Alhasil, minat risiko ke mata uang emerging markets, termasuk rupiah, terbatas.

Kinerja beberapa mata uang Asia beragam, namun cenderung melemah terhadap USD. THB −0,7%, SGD −0,3%, PHP −0,2%, JPY −0,8%; CNY relatif datar. Jadi, pergerakan rupiah sejalan dengan tren kawasan.

Bank Indonesia tidak menyiratkan mengumumkan langkah khusus intervensi hari Selasa kemarin. Namun, stabilisasi nilai tukar lazimnya dilakukan melalui triple intervention (pasar spot, DNDF, dan SBN) untuk meredam gejolak, terutama saat kebutuhan dolar musiman meningkat. (Investing, Reuters, Bloomberg Technoz)

Emas Global XAU Terkoreksi Setelah Reli

Selasa, 21 Oktober 2025 kemarin, harga emas global (XAU) jatuh 6,04% ke sekitar US$4.093/oz (dari US$4.356/oz sehari sebelumnya). Meski demikian, harga emas secara YTD (sejak awal tahun) masih +56%.

Koreksi tajam ini terutama karena ambil untung setelah reli beruntun, penguatan dolar AS dan kenaikan tipis imbal hasil obligasi AS, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset tanpa kupon.

Selain itu, minat risiko yang membaik di pasar saham membuat permintaan “safe haven” mereda. (Investing)

Wall Street Bergerak Mixed, Yield AS Turun, Dolar AS Menguat

Selasa, 21 Okt 2025, bursa AS bergerak mixed. Dow Jones +0,5% ke 46.925, sementara Nasdaq −0,2% ke 22.954.

Rotasi ke saham siklikal/defensif mengangkat Dow, sedangkan teknologi melemah tipis. Di obligasi, yield UST 10Y turun dari 3,99% ke 3,97% (harga naik), menandakan permintaan ke aset pendapatan tetap masih baik.

Pada saat yang sama, indeks dolar DXY justru naik dari 98,59 ke 98,98.

Bagi Indonesia, kombinasi yield UST lebih rendah cenderung positif untuk SBN (menopang penurunan yield domestik) dan bisa membantu sentimen IHSG.

Namun, DXY yang menguat berpotensi membatasi penguatan rupiah dan menahan reli aset berisiko jika berlanjut. Dampak bersihnya: latar global relatif kondusif untuk obligasi rupiah, sementara pasar saham domestik tetap bergantung pada arus asing dan kabar RDG BI. (Investing)

Factors to Watch:

Global: arah DXY & yield UST 10Y, kebijakan The Fed, jika dolar dan US Treasury menguat maka investasi di AS jadi lebih menarik. Konflik dagang AS–China (tarif/perdagangan) akan meningkatkan ketidakpastian.
Domestik: BI rate berpotensi turun lagi karena inflasi masih terkendali, stabilitas rupiah, defisit APBN yang membaik, serta arus investor asing ke saham/SBN.
Komoditas: tren emas & harga energi/metal yang mempengaruhi emiten besar.

Tips Investasi

Reksa Dana:
RD Saham: untuk jangka panjang (horizon >3 tahun) akumulasi bertahap (DCA) pada dana berfokus big caps/quality (perbankan, konsumen, telko) sambil jaga eksposur ke sektor defensif.
RD Campuran/Fixed Income: overweight obligasi ketika yield SUN cenderung turun; pilih reksa dana dengan durasi terukur dan rekam jejak stabil.
RD Pasar Uang: tempat parkir dana jangka <1 tahun atau saat volatilitas pasar meningkat.

Emas
Pertahankan porsi inti 5–10% portofolio sebagai lindung nilai. Terapkan strategi DCA, dan pantau DXY & UST sebagai penentu arah berikutnya.

SBN:

⦁ Manfaatkan kesempatan berinvestasi di ORI028 yang sedang dalam masa penawaran sampai 23 Oktober 2025.
⦁ ORI028 tenor 3 tahun menawarkan kupon 5,35% dan tenor 6 tahun kupon 5,65%.
⦁ Kemungkinan BI Rate yang akan turun berpotensi menaikkan harga ORI028

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

 

tanamduit team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile