fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Market Update: 23 Oktober 2025

tanamduit Market Update: 23 Oktober 2025

oleh | Okt 23, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

  • BI Rate — BI tahan BI Rate di 4,75% untuk menjaga rupiah dan beri waktu transmisi pemangkasan suku bunga sebelumnya.
  • IHSG — Turun 1,04% ke 8.153; koreksi profit taking jelang hasil RDG BI; asing net buy Rp120 miliar, transaksi Rp23,1T.
  • SUNyield flat; yield 10Y 6,06% naik tipis, Indobex Gov/Composite flat, Corporate −0,02%; pasar menyesuaikan keputusan BI.
  • Emas (XAU) — Turun 0,9% ke US$4.088/oz; lanjutan profit taking di tengah USD stabil dan minat risiko membaik.
  • Wall Street, UST, DXY — Dow −0,7%, Nasdaq −0,9%; UST 10Y 3,96%→3,95% (turun tipis), DXY 98,93 (flat); sinyal global netral untuk rupiah, cukup positif untuk SBN.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 22 Oktober 2025.

data-market-update-23-oktober-2025

BI Tahan BI-Rate di 4,75% Untuk Menjaga Rupiah dan Memberi Waktu Transmisi Kebijakan

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (21–22 Okt 2025) memutuskan menahan BI-Rate di 4,75% (deposit facility 3,75%; lending facility 5,50%).

BI menekankan kebutuhan menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian eksternal, sekaligus memberi waktu transmisi pemangkasan suku bunga sebelumnya agar mengalir ke kredit dan pembiayaan. BI juga melanjutkan bauran stabilisasi (intervensi valas/likuiditas dan insentif penurunan suku bunga kredit).

Sepanjang 2025, BI sudah memangkas suku bunga lima kali masing-masing 25 bps—Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September—dengan pemangkasan terakhir 17 Sept 2025 yang membawa BI-Rate dari 6,00% ke 4,75%. (Jika dihitung sejak Sept 2024, total akumulasi penurunan mencapai 150 bps).

Dengan latar ini, keputusan Oktober untuk “pause” bertujuan menilai dampak pelonggaran yang sudah terjadi sambil menjaga ekspektasi inflasi tetap terjangkar. (Bank Indonesia, Bloomberg Technoz)

IHSG Terkoreksi 1,04%, Profit Taking Menjelang RDG BI, Asing Masih Net Buy

IHSG ditutup turun 1,04% ke 8.152,55 pada Rabu, 22 Oktober 2025, kemarin. Aktivitas tetap ramai dengan nilai transaksi sekitar Rp23,1 triliun. Indeks unggulan juga melemah: LQ45 −1,66%, IDX30 −1,50%, Bisnis27 −1,33%, SRI-Kehati −0,92%, dan ISSI −0,68%.

Tekanan utama berasal dari aksi ambil untung (profit taking) setelah reli dua hari, kehati-hatian menjelang keputusan RDG BI, serta sentimen eksternal yang lebih hati-hati meski Wall Street sehari sebelumnya tidak seragam.

Arus dana asing justru masih positif: investor asing mencatat net buy sekitar Rp133,5 miliar (seluruh pasar). Saham yang paling banyak dibeli asing antara lain BBCA (Rp235 miliar), ASII (Rp169 miliar) dan PTRO (Rp96 miliar). Sedangkan, yang paling banyak dijual asing ialah BBRI (Rp241 miliar), ANTM (Rp55 miliar), dan BMRI (Rp55 miliar).

Data ini menunjukkan rotasi asing ke sejumlah big caps pilihan meski indeks terkoreksi. (IDX, Kontan)

SUN 22 Okt 2025: Harga Hampir Datar, Yield Naik Tipis

Di hari Rabu kemarin, 22 Oktober 2025, imbal hasil (yield) SUN 10Y naik tipis ke 6,06% (dari 6,05%), 3Y naik lebih terasa ke 5,07%, sementara 1Y nyaris tidak berubah.

Karena yield sedikit naik, harga SUN bergerak mendatar. Indobex Composite dan Government praktis flat, sedangkan Indobex Corporate turun –0,02%.

Mengapa demikian? Pasar obligasi menyerap keputusan RDG BI yang menahan BI-Rate di 4,75%, sehingga tenor pendek–menengah (yang paling sensitif ke perubahan BI Rate) menyesuaikan naik tipis. Sementara itu, tenor panjang tetap ditopang yield US Treasury 10Y yang masih di bawah 4%.

Minat pada SBN pemerintah menahan pelemahan, tetapi indeks korporasi sedikit terkoreksi karena spread melebar tipis. (Sumber: PHEI/IBPA; keputusan RDG BI 22 Okt 2025).

Emas XAU Terkoreksi Setelah Reli Besar

Harga emas global (XAU) turun 0,9% pada Rabu, 22 Oktober 2025, ke sekitar US$4.088/oz.

Pelemahan terjadi sebagai kelanjutan dari kejatuhan tajam sehari sebelumnya, ketika pasar ramai melakukan profit-taking dari rekor tertinggi dan membaiknya sentimen risiko seiring kabar meredanya tensi dagang/optimisme perundingan AS–China.

Penguatan ringan indeks dolar (DXY) dan stabilnya yield UST 10Y juga mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan kupon. Ringkasnya: kombinasi ambil untung, USD sedikit menguat, dan risiko membaik, menekan harga emas XAU.

Ke depan, koreksi masih bisa berlanjut bila USD/DXY menguat dan yield UST memantul, atau jika kabar negosiasi dagang kian positif sehingga kebutuhan aset aman mereda. Namun, penurunan berpotensi terbatas karena faktor fundamental, seperti pembelian emas oleh bank sentral dan tren permintaan fisik yang masih solid—penopang utama reli tahun ini—masih berlangsung.

Artinya, volatilitas tinggi tetap perlu diantisipasi, tetapi dukungan struktural menahan risiko penurunan lebih dalam. (Investing, Reuters)

Wall Street Melemah, Yield AS Turun Tipis, Dolar Stabil

Saham AS. Pada hari Rabu, 22 Okt 2025, Dow Jones turun 0,7% ke 46.590 dan Nasdaq turun 0,9% ke 22.740. Tekanan datang dari realisasi dan proyeksi laba yang beragam serta rotasi keluar dari saham berisiko setelah reli awal pekan, sehingga indeks berbalik melemah.

US Treasury dan Indeks Dollar DXY. Di pasar surat utang, yield UST 10Y turun tipis dari 3,96% ke 3,95% (harga naik), menandakan ada permintaan ke obligasi di tengah kehati-hatian investor. Indeks dolar DXY hampir tidak berubah di sekitar 98,93, sehingga faktor nilai tukar global hari itu relatif netral. (Investing)

Dampak ke Indonesia. Kombinasi Wall Street melemah berpotensi menekan minat risiko pada IHSG. Namun, penurunan kecil yield UST umumnya positif untuk SBN (mendukung penurunan yield domestik) dan membantu stabilitas rupiah.

Dengan DXY datar, beban tambahan ke rupiah terbatas; arah pasar lokal hari ini kemungkinan ditentukan oleh arus asing dan sentimen pasca-keputusan BI.

Factors to Watch:

  • Kompas Global — Perhatikan DXY (dolar AS) dan yield UST 10Y: jika turun biasanya mendukung rupiah, SUN, dan IHSG; jika naik → efek sebaliknya. Ikuti juga headline AS–China, rilis data AS (PMI, klaim pengangguran), dan musim laba global yang bisa cepat mengubah selera risiko.
  • Domestik — Cermati komunikasi BI (proyeksi inflasi, likuiditas/operasi moneter), hasil lelang SBN (ramai/ sepi), arus asing ke saham–SBN, serta laporan kinerja emiten (khususnya bank/consumer/telko) karena ini memengaruhi arah indeks dan spread obligasi.
  • Komoditas — Emas & minyak tetap jadi barometer: emas mencerminkan “risk-off” dan pergerakan dolar/yield; minyak memengaruhi inflasi dan saham energi. Volatilitas keduanya bisa cepat mengubah sentimen pasar.

Tips Investasi

  • Reksa Dana Pendapatan Tetap / SBN: momentum positif–netral; kenaikan yield UST terbatas + BI menahan BI Rate mendukung penurunan bertahap yield. Pilih produk RDPT dengan durasi pendek-menengah (tidak terlalu panjang), yaitu RDPT yang memanfaatkan lelang SBN dan menjaga risiko kredit (Pelajari Fund Fact Sheet Reksa Dana).
  • Reksa Dana Saham/ Campuran: prioritaskan big caps berfundamental kuat (bank, consumer staples, telko) yang diuntungkan dari biaya dana (bunga utang) menurun dan arus investasi asing; manfaatkan koreksi sebagai bargain bertahap (Pelajari Fund Fact Sheet Reksa Dana).
  • Emas: tren jangka menengah masih ditopang pembelian bank sentral dan diversifikasi; namun dalam jangka pendek rentan koreksi saat USD/UST menguat. Cocok sebagai penyeimbang portofolio, tambah posisi bertahap saat terjadi penurunan harga.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

 

tanamduit team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile