tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
- 
- Fed & BI sama-sama pangkas 25bps, IHSG turun tipis 8.040,04 (-0,14%), net buy asing sentuh Rp491,5 miliar (19/09).
 - Obligasi: US10Y 4,143%; ID10Y 6,364% (stabil tinggi); indeks Indobex Gov 420,34.
 - SBN ritel berikutnya – ORI028 (29 Sep–23 Okt 2025): kandidat jangkar pendapatan; timing tepat untuk dana jatuh tempo yang berdekatan.
 - Emas spot rekor menyentuh >US$3.70k/oz, kini stabil tinggi; dorongan ekspektasi penurunan suku bunga & belanja bank sentral.
 - Minyak melemah (Brent ~US$66–68; WTI ~US$63–64) → tekanan biaya energi lebih ringan bagi inflasi domestik
 
 
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 22 September 2025.
Suku Bunga Fed + BI Turun Serentak: Ruang “Pelandaian Kurva” Makin Nyata
Pemangkasan Fed 25 bps (4,00–4,25%) beriringan dengan BI 25 bps (4,75%) menandakan fase pelonggaran telah dimulai. Arti praktisnya: biaya pinjaman menurun bertahap, risiko pendanaan mereda, dan harga obligasi pemerintah berpeluang menguat seiring kurva yang lebih landai—walau The Fed menekankan proses yang hati-hati, sehingga reli aset berisiko masih bisa bergelombang. (Reuters, Bloomberg)
Obligasi Indonesia: Stabil di Level Tinggi—Siapkan ruang untuk ORI028
US10Y 4,143% dan ID10Y 6,364%; indeks obligasi pemerintah Indobex Gov 420,34—menandakan pasar lokal stabil di level tinggi sambil menunggu sinyal lanjutan.
Strategi dapat masuk bertahap ke RD Pendapatan Tetap durasi pendek–menengah untuk menangkap kenaikan harga plus peluang mark-to-market jika kurva mulai turun.
Untuk arus kas bulanan yang pasti, ORI028 (29 Sep–23 Okt 2025) layak jadi jangkar pendapatan—terutama bagi dana SBN jatuh tempo yang waktunya berdekatan. (Investing, PHEI, Kontan)
IHSG: Valuasi Wajar, Domestik Menopang
IHSG turun tipis ke 8.040,04 (-0,14%) dengan valuasi (PER 14,45x | PBV 2,39x) serta net buy asing harian Rp491,5 miliar (namun YtD masih -Rp58,20T).
Kombinasi valuasi moderat dan dukungan kebijakan memberi landasan untuk akumulasi disiplin pada reksa dana saham/indeks—dengan perhatian pada konsistensi arus dana asing untuk memperkuat tren. (IDX, CNBC Indonesia)
Emas: Rekor Lalu Jeda—Fungsi Sebagai Lindung Nilai Tetap Relevan
SSetelah menyentuh ~US$3,7k/oz, emas memasuki fase konsolidasi. Narasi jangka menengah tetap positif: suku bunga riil menuju lebih rendah, diversifikasi bank sentral berlanjut
Penetapan harga ritel domestik akan dipengaruhi USD/IDR, sehingga pembelian bertahap dan penambahan portofolio saat koreksi dinilai lebih efektif dibanding mengejar puncak. (Reuters/Bloomberg)
Minyak Melemah: Inflasi Energi Tertahan, Ruang Kebijakan Lebih Lapang
Brent ~US$66–68 dan WTI ~US$63–64 melemah dipicu suplai solid dan tanda permintaan yang rapuh. Bagi makro Indonesia, harga energi yang lebih rendah menahan inflasi, memperingan biaya impor, dan memberi ruang kebijakan yang lebih lapang—sementara dampak ke emiten energi tetap bergantung performa operasional masing-masing. (Reuters)
Katalis Pasar yang Perlu Dicermati
(Factors to Watch)
⦁ Data inflasi AS (PCE/Core PCE): Mengukur laju kenaikan harga di AS. Jika melandai, peluang pemangkasan The Fed bertambah → biasanya yield UST melemah, dolar melemah, sentimen EM (SUN/ekuitas) membaik.
⦁ Nada lanjutan The Fed (pidato/komentar): Penegasan arah setelah pemangkasan 25 bps. Sikap lebih “longgar” mendukung obligasi dan emas; sikap hati-hati cenderung menahan reli.
⦁ Hasil lelang SBN (DJPPR): Menunjukkan minat pasar dan level imbal hasil terbaru pasca BI cut. Jika bid kuat/yield turun, konfirmasi pelandaian kurva—lanjutkan penempatan durasi pendek–menengah secara bertahap.
⦁ Pembukaan SBN Ritel – ORI028: Masa penawaran segera dibuka. Siapkan reinvest dana jatuh tempo agar kupon tidak terputus.
⦁ Minyak & laporan persediaan AS (EIA): Stok tinggi biasanya menekan harga minyak → membantu inflasi domestik; sebaliknya bisa menahan ruang kebijakan. Dampak netral–positif untuk makro; sedangkan ke emiten energi berbeda-beda (selektif sektor).
Rekomendasi Strategi Investasi
Jangka Pendek (<1 tahun)
⦁ Reksa Dana Pasar Uang:
Sebagai penyangga likuiditas utama; parkir dana sambil menunggu momentum, siap dieksekusi ke SBN/ekuitas tanpa risiko durasi. Dapat fokus pada produk dengan komposisi obligasi pemerintah dominan, korporasi IG (Investment Grade) kecil durasi ≤1 tahun.
⦁ Reksa Dana Indeks (opsional, porsi kecil):
Alokasi dengan porsi kecil dan cicil berkala; fokus indeks likuid atau keberlanjutan (IDX30 / SRI-KEHATI); tambah saat koreksi singkat pasca-event data/pidato bank sentral.
⦁ Emas: Alokasi ±3–7%; beli bertahap, prioritaskan penambahan saat koreksi singkat dan perhatikan USD/IDR.
Jangka Menengah (1–5 tahun)
⦁ Reksa Dana Pendapatan Tetap:
Fokus produk dengan obligasi pemerintah 2–5 tahun ditambah korporasi berkualitas (investment grade). Masuk bertahap agar nyaman dengan naik-turun harganya.
⦁ Reksa Dana Saham/Indeks:
Reksa dana saham (umum/syariah) sebagai dasar pertumbuhan, lalu tambah reksa dana indeks seperti IDX30 / Bisnis27 / SRI-KEHATI. Cicil rutin bulanan dan tambah saat koreksi agar harga rata-rata beli lebih rendah.
⦁ SBN terdekat – ORI028 (fixed rate)
Masa penawaran 29 Sep–23 Okt 2025. Cocok untuk jangkar pendapatan karena kupon dibayar tiap bulan ke rekening. Reinvestasi SBN yang jatuh tempo ORI022 (15 Okt), tanpa harus menunggu lama.
⦁ Emas: Alokasi 5–10% untuk menjaga nilai terhadap inflasi/kurs. Timbang ulang (rebalance) jika harga naik tajam.
Jangka Panjang (> 5 tahun)
⦁ Reksa Dana Saham:
Sebagai mesin pertumbuhan portofolio dalam jangka panjang. Cicil rutin tanpa melihat kondisi harian, dan tambah saat pasar turun. Hindari tema/sektor terlalu sempit; pilih yang mencerminkan perekonomian Indonesia secara luas.
⦁ Reksa Dana Indeks (pendamping disiplin):
Pilih indeks yang mudah dipahami, seperti IDX30 (likuid) dan SRI-KEHATI (faktor keberlanjutan). Biaya umumnya lebih efisien dan mengikuti pasar apa adanya.
⦁ Reksa Dana Pendapatan Tetap durasi panjang & Campuran (penyeimbang):
Sisipkan reksa dana pendapatan tetap (dengan mayoritas pada obligasi pemerintah) dan reksa dana campuran agar portofolio tidak terlalu “berguncang” saat saham turun.
⦁ Emas (Aset strategis 5-10%) untuk pelindung nilai lintas siklus; DCA (Dollar Cost Averaging) kuartalan dan rebalancing tahunan untuk menjaga porsi tetap proporsional.
⚠️Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi.
Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
Kamus Investor
⦁ Durasi (obligasi) — Ukuran sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan suku bunga. Durasi pendek = harga lebih tahan saat suku bunga naik; durasi panjang = potensi naik-turun harga lebih besar (dan potensi capital gain lebih tinggi saat suku bunga turun).
⦁ IG (Investment Grade) — Peringkat kredit layak investasi untuk obligasi/issuer (mis. minimal BBB−/Baa3). Artinya risiko gagal bayar relatif rendah, sehingga kupon/yield biasanya lebih rendah dibanding obligasi berisiko lebih tinggi (non-IG).
⦁ Pelandaian kurva (yield curve flattening) — Kondisi selisih yield tenor panjang vs pendek menyempit. Biasanya terjadi saat pasar mengantisipasi penurunan suku bunga; harga obligasi durasi menengah–panjang cenderung naik lebih cepat.
⦁ Net buy / net sell asing — Selisih beli–jual investor asing di pasar saham/obligasi Indonesia pada periode tertentu. Net buy menandakan arus dana masuk (sentimen menguat), net sell menunjukkan arus keluar (sentimen melemah).
⦁ Reinvest / “rolling” SBN ritel — Mengalihkan dana dari SBN ritel yang jatuh tempo ke seri baru yang sedang ditawarkan (contoh: dana jatuh tempo dialihkan ke ORI028) agar arus kupon bulanan berlanjut tanpa jeda.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.
				

