fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Market Update: 24 Oktober 2025

tanamduit Market Update: 24 Oktober 2025

oleh | Okt 24, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG +1,41% ke 8.267,35 (trx Rp21,0T). Reli dipacu relief rally pasca-koreksi, BI Rate ditahan 4,75% (stabil), dan sentimen global kondusif. Asing net buy Rp1,08T.
  • Harga SUN melemah tipis; yield 10Y 6,08% (dari 6,06%), 3Y 5,10%, 1Y flat. Tekanan dari profit taking dan penyesuaian setelah BI tahan suku bunga.
  • Emas (XAU) rebound +1,76% ke US$4.136,8/oz. Ditopang dip-buying pasca dua hari koreksi dan yield UST yang sempat turun, sementara DXY tak menguat tajam dan pembelian bank-bank sentral.
  • Pasar AS – Dow +0,3%, Nasdaq +0,9%; rotasi ke big tech/megacaps usai rilis kinerja. Namun, yield UST 10Y naik ke ~4,01% dan DXY ke 99,10 → prospek Indonesia: sentimen saham positif tetapi rupiah/SUN berpotensi tertahan.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 23 Oktober 2025.

data-market-update-24-oktober-2025

IHSG Melonjak, Big Caps Menarik Asing

IHSG, 23 Oktober 2025 kemarin, naik 1,41% ke 8.267,35 dengan nilai transaksi ±Rp21,0 triliun.

Indeks unggulan ikut menguat. LQ45 +2,70%, IDX30 +2,66%, Bisnis27 +2,51%, SRI Kehati +2,15%, dan ISSI +1,32%. Kenaikan didorong relief rally setelah koreksi Rabu, kepastian kebijakan BI yang menahan BI-Rate 4,75% (sentimen stabil), serta nada eksternal yang relatif bersahabat.

Investor asing kembali masuk, net buy ±Rp1,08 triliun. Arus ini sejalan dengan bargain hunting di saham berkapitalisasi besar yang dinilai kembali menarik pasca-tekoreksi, imbal hasil SUN yang tetap rendah (spread menarik), dan persepsi makro domestik yang solid. Aliran dana asing membantu memperkuat reli di sektor perbankan dan telekomunikasi.

Pendorong indeks utama: Telkom (TLKM) +6,67% (kontribusi ±24,0 poin), BBRI +3,24% (±19,9 poin), BMRI +2,31% (±8,8 poin), dan BBNI +5,21% (±7,5 poin).

Asing aktif memborong TLKM (net buy Rp150 miliar) dan BBRI (Rp103 miliar). Secara keseluruhan, reli Kamis kemarin dipimpin big caps perbankan & telko, sehingga IHSG mengungguli sebagian bursa kawasan. (BEI/IDX, CNBC Indonesia)

SUN Melemah Tipis, Yield Naik Sedikit (23 Okt 2025)

Harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup sedikit turun. Yield tenor 10 tahun naik ke 6,08% (dari 6,06%), tenor 3 tahun ke 5,10%, sedangkan 1 tahun nyaris tetap.

Indeks harga PHEI turun tipis, transaksi outright juga mengecil ke Rp25,46 triliun (sebelumnya Rp30,5 triliun). Catatan dealer menunjukkan seri acuan melemah hingga 35 bps; FR0103 naik +2 bps ke sekitar 5,98%.

Penyebab utamanya adalah investor melakukan aksi ambil untung setelah reli pekan lalu dan usai BI menahan BI-Rate di 4,75%—yang biasanya paling terasa di tenor pendek.

Kondisi luar negeri relatif netral (yield UST dan DXY flat) sehingga faktor domestik lebih berpengaruh. Ke depan, harga SUN kemungkinan bergerak dalam kisaran sempit dengan kecenderungan menguat pelan (yield turun) jika lelang SBN tetap laris, inflasi rendah, dan rupiah stabil.

Namun, jika dolar AS menguat/ yield UST naik atau asing berbalik jual, kenaikan harga SUN bisa tertahan bahkan berbalik melemah. (PHEI, BNI Sekuritas)

Emas XAU Naik Lagi Karena Dip-Buying & Yield US Treasury Turun

Harga emas dunia (XAU) kembali menguat pada Kamis, 23 Oktober 2025. Harga emas naik sekitar 1,76% ke US$4.136,8/oz.

Kenaikan terjadi setelah dua hari koreksi, didorong aksi dip-buying (peluang beli saat harga turun) dan turun tipisnya yield US Treasury yang menurunkan biaya peluang memegang emas.

Sentimen juga terbantu karena dolar AS (indeks DXY) tidak bertambah kuat secara signifikan, sehingga emas terasa relatif lebih murah bagi pembeli global.

Secara fundamental, tren emas masih ditopang oleh pembelian bank-bank sentral dan permintaan lindung nilai di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan AS–China, faktor yang banyak disebut media keuangan dalam lonjakan harga emas tahun ini.

Dengan latar itu, reli sesekali bisa diselingi koreksi teknikal, tetapi dukungan struktural tetap ada. (Investing.com, Financial Times, Reuters)

Wall Street Naik, Tapi Yield US Treasury dan Dolar Ikut Menguat

Dow +0,3% dan Nasdaq +0,9% (23 Okt 2025). Kenaikan didorong rotasi kembali ke teknologi/saham berkapitalisasi besar setelah rilis kinerja beberapa emiten dianggap solid, dan panduan ke depan masih “oke”.  Hal ini mengangkat selera risiko sehingga indeks rebound.

Di saat yang sama, yield UST 10Y naik ke 4,01% (harga obligasi turun) karena data dan komentar pasar yang bernada tertahannya harapan pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu cepat serta kekhawatiran tertahannya suplai obligasi AS. Kenaikan imbal hasil itu menarik arus ke dolar sehingga DXY menguat ke 99,10.

Dampak ke Indonesia: sentimen saham bisa ikut positif. Namun, UST & DXY yang naik cenderung menekan rupiah dan membatasi penurunan yield SUN, sehingga reli IHSG kemungkinan selektif pada saham berfundamental kuat/likuid. (Investing)

Factors to Watch:

  • Kompas Global — Perhatikan DXY (dolar AS) dan yield UST 10Y: jika turun biasanya mendukung rupiah, SUN, dan IHSG; jika naik → efek sebaliknya. Ikuti juga headline AS–China, rilis data AS (PMI, klaim pengangguran), dan musim laba global yang bisa cepat mengubah selera risiko.
  • Domestik — Cermati komunikasi BI (proyeksi inflasi, likuiditas/operasi moneter), hasil lelang SBN (ramai/ sepi), arus asing ke saham–SBN, serta laporan kinerja emiten (khususnya bank/consumer/telko) karena ini memengaruhi arah indeks dan spread obligasi.
  • Komoditas — Emas & minyak tetap jadi barometer: emas mencerminkan “risk-off” dan pergerakan dolar/yield; minyak memengaruhi inflasi dan saham energi. Volatilitas keduanya bisa cepat mengubah sentimen pasar.

Tips Investasi

  • Reksa Dana Pendapatan Tetap / SBN: momentum positif–netral; kenaikan yield UST terbatas + BI menahan BI Rate mendukung penurunan bertahap yield. Pilih produk RDPT dengan durasi pendek-menengah (tidak terlalu panjang), yaitu RDPT yang memanfaatkan lelang SBN dan menjaga risiko kredit (Pelajari Fund Fact Sheet Reksa Dana).
  • Reksa Dana Saham/ Campuran: prioritaskan big caps berfundamental kuat (bank, consumer staples, telko) yang diuntungkan dari biaya dana (bunga utang) menurun dan arus investasi asing; manfaatkan koreksi sebagai bargain bertahap (Pelajari Fund Fact Sheet Reksa Dana).
  • Emas: tren jangka menengah masih ditopang pembelian bank sentral dan diversifikasi; namun dalam jangka pendek rentan koreksi saat USD/UST menguat. Cocok sebagai penyeimbang portofolio, tambah posisi bertahap saat terjadi penurunan harga.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

 

tanamduit team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile