tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
-
- IHSG rekor 8.125,20 (+1,06%); valuasi PER 14,41x dan PBV 2,42x (moderat); net buy asing Rp5,55T—reli ditopang saham besar/likuid. Pendorong utama: Basic Materials +2,84%, Energy +2,27%, Properties +2,20%.
- Obligasi rupiah stabil-tinggi (ID10Y ~6,36%; Indobex Gov 420,34) → momentum menyiapkan.
- ORI028 (29 Sep–23 Okt) sebagai “jangkar” pendapatan tetap dan opsi reinvestasi jatuh tempo.
- Emas dekat rekor ~US$3,7k/oz; sentimen positif merembet ke saham terkait—strategi masuk bertahap, tambah saat koreksi.
- Minyak bergejolak (pasokan & stok AS) → tekanan inflasi energi RI cenderung lebih ringan, ruang kebijakan lebih lapang.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 23 September 2025.
IHSG Cetak Rekor & Net Buy Asing Jumbo: Reli Ditopang Komoditas dan Saham Likuid
Selasa (23/9) kemarin, (Indeks Harga Saham Gabungan) ditutup di level 8.125,20 (+1,06%), cetak rekor baru, dengan valuasi PER 14,41x | PBV 2,42x.
Investor asing mencatat net buy harian sebesar Rp5,55 triliun (YtD masih net sell), dengan volume 57,7 miliar saham dan nilai transaksi Rp31,6 triliun. Hal ini menandakan minat beli kuat di saham-saham besar/likuid.
Lonjakan didorong pembelian asing tersebar dan partisipasi ritel tinggi. Beberapa top gainers beririsan dengan tematik (sektor) komoditas atau emas. (IDX, Kontan, Warta Ekonomi, Reuters)
Sektor & Indeks Pendorong: Bahan baku, Energi, dan Properti Memimpin, Teknologi Datar
Pada perdagangan Selasa (23/9), indeks sektoral Basic Materials menguat 2,84%, Energy +2,27%, Properties +2,20%, dan Transport +1,96%.
Sementara itu, sektor Financials menguat 0,73% dan Technology -0,05%. Hal ini menegaskan adanya rotasi ke komoditas & siklikal ketika ekspektasi suku bunga global turun dan dolar tidak terlalu kuat. (IDX, Reuters)
Obligasi Indonesia: Yield Acuan Stabil Tinggi; Indeks PHEI Menguat
Per Selasa (23/9) ID10Y ~6,36%, US10Y ~4,14%; Indobex Government 420,34. Kurva rupiah relatif stabil di level tinggi, cukup kondusif untuk reksa dana pendapatan tetap durasi pendek–menengah sembari menunggu bukti lebih lanjut pelandaian kurva lewat lelang SBN/arus masuk.
Konteks fiskal juga positif: APBN 2026 disahkan DPR dengan defisit 2,68% PDB—memberi sinyal disiplin fiskal dan visibility penerbitan SBN tahun depan. (Investing, PHEI, Reuters)
Emas & Rantai Komoditas: Rekor Lalu Jeda, Sentimen Tetap Positif untuk Penambang
Harga emas global sempat menembus US$3.700/oz pasca pemangkasan suku bunga The Fed (bank sentral AS), kini berkonsolidasi di level tinggi saat pasar mencerna komunikasi bank sentral.
Hal ini menjaga minat pada tema emas/penambang di BEI (tercermin dari EMAS IPO & ANTM aktif di Top by Value). Untuk investor ritel, emas ritel (termasuk Antam) juga dipengaruhi kurs USD/IDR. (Reuters, IDX)
Minyak Melemah: Bantu Inflasi, Namun Emiten Energi Perlu Selektif
Brent ±US$66,15 dan WTI ±US$61,92 melemah seiring munculnya kabar bahwa pipa ekspor Irak-Kurdistan kembali beroperasi dan adanya kekhawatiran terhadap permintaan.
Harga energi yang lebih rendah membantu inflasi dan biaya impor Indonesia. Namun, dampak ke saham energi akan berbeda-beda tergantung efisiensi dan lindung nilainya. (Reuters, AP)
Katalis Pasar yang Perlu Dicermati
(Factors to Watch)
⦁ Arah USD & UST10Y pasca komentar pejabat The Fed. Nada lebih longgar berpotensi dukung kinerja SUN (Surat Utang Negara) & emas. Nada hati-hati → batasi reli risiko. Sikap: Pantau USD/IDR dan yield, lalu tambah alokasi RDPT secara bertahap saat yield turun.
⦁ Pembukaan SBN Ritel – ORI028 (29 Sep–23 Okt): Persiapan kanal & materi reinvestasi untuk dana jatuh tempo (agar kupon tidak terjeda). Sikap: alokasi dana sejak awal sebagai jangkar pendapatan.
⦁ Arus dana asing (saham & SBN/SRBI): Apakah net buy berlanjut setelah lonjakan IHSG; konsistensi penting untuk tren. Sikap: Tetap akumulasi disiplin RD Saham/Indeks, pantau keberlanjutan flow.
⦁ Emas di sekitar rekor: Sensitif dolar & suku bunga riil. Sikap: beli bertahap, tambah saat koreksi; perhatikan transmisi ke harga ritel (kurs).
Rekomendasi Strategi Investasi
Jangka Pendek (<1 tahun)
⦁ Reksa Dana Pasar Uang:
Sebagai penyangga kas untuk kebutuhan dalam waktu dekat dan “tempat menunggu” untuk masuk ke SBN/ekuitas. Reksa dana pasar uang (RDPU) minim fluktuasi, mudah dicairkan. Investor bisa pertimbangkan untuk fokus ke RDPU dengan portofolio didominasi obligasi pemerintah tenor pendek (<1 tahun).
⦁ Reksa Dana Indeks (opsional, porsi kecil):
Manfaatkan momentum IHSG dengan beli berkala dan tambah saat koreksi; gunakan indeks likuid atau berkelanjutan (IDX30/SRI-KEHATI) agar disiplin dengan biaya efisien.
⦁ Emas: Alokasi kecil ±3–7% sebagai pelindung nilai; beli bertahap, utamakan penambahan saat harga terkoreksi dan perhatikan USD/IDR.
Jangka Menengah (1–5 tahun)
⦁ Reksa Dana Pendapatan Tetap:
Fokus pada produk dengan obligasi pemerintah SUN/Sukuk durasi 2–5 tahun + korporasi berperingkat layak investasi; target kupon + potensi kenaikan harga jika suku bunga turun bertahap.
⦁ Reksa Dana Saham/Indeks:
Cicil bulanan pada produk pasar luas (umum/syariah) dan indeks (IDX30/Bisnis-27/SRI-KEHATI); tambah saat koreksi untuk menurunkan rata-rata beli.
⦁ SBN terdekat – ORI028 (fixed rate)
ORI028 akan ditawarkan mulai 29 September–23 Oktober 2025. Sebagai jangkar pendapatan tetap di fase pelonggaran suku bunga. Pertimbangkan untuk reinvestasi dana SBN jatuh tempo yang berdekatan agar pendapatan dari kupon tidak terputus.
⦁ Emas: Alokasi 5–10% untuk diversifikasi terhadap inflasi/kurs; lakukan timbang ulang jika porsinya melebar karena reli.
Jangka Panjang (> 5 tahun)
⦁ Reksa Dana Saham:
Sebagai mesin pertumbuhan portofolio dalam jangka panjang. Cicil rutin tanpa melihat kondisi harian, dan tambah saat pasar turun. Hindari tema/sektor terlalu sempit; pilih yang mencerminkan perekonomian Indonesia secara luas.
⦁ Reksa Dana Indeks (pendamping disiplin):
Pilih indeks yang mudah dipahami: IDX30 (likuid) dan SRI-KEHATI (faktor keberlanjutan). Biaya umumnya lebih efisien dan mengikuti pasar apa adanya.
⦁ Reksa Dana Pendapatan Tetap durasi panjang & Campuran (penyeimbang):
Sebagai peredam gejolak ekuitas; naikkan durasi bertahap jika tren penurunan suku bunga makin jelas.
⦁ Emas (Aset strategis 5-10%) untuk pelindung nilai lintas siklus; DCA (Dollar Cost Averaging) kuartalan dan rebalancing tahunan untuk menjaga porsi tetap proporsional.
⚠️Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi.
Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
Kamus Investor
⦁ Durasi (obligasi) — Ukuran sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan suku bunga. Durasi pendek = harga lebih tahan saat suku bunga naik; durasi panjang = potensi naik-turun harga lebih besar (dan potensi capital gain lebih tinggi saat suku bunga turun).
⦁ IG (Investment Grade) — Peringkat kredit layak investasi untuk obligasi/issuer (mis. minimal BBB−/Baa3). Artinya risiko gagal bayar relatif rendah, sehingga kupon/yield biasanya lebih rendah dibanding obligasi berisiko lebih tinggi (non-IG).
⦁ Pelandaian kurva (yield curve flattening) — Kondisi selisih yield tenor panjang vs pendek menyempit. Biasanya terjadi saat pasar mengantisipasi penurunan suku bunga; harga obligasi durasi menengah–panjang cenderung naik lebih cepat.
⦁ Net buy / net sell asing — Selisih beli–jual investor asing di pasar saham/obligasi Indonesia pada periode tertentu. Net buy menandakan arus dana masuk (sentimen menguat), net sell menunjukkan arus keluar (sentimen melemah).
⦁ Reinvest / “rolling” SBN ritel — Mengalihkan dana dari SBN ritel yang jatuh tempo ke seri baru yang sedang ditawarkan (contoh: dana jatuh tempo dialihkan ke ORI028) agar arus kupon bulanan berlanjut tanpa jeda.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.