fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Market Update: 29 Oktober 2025

tanamduit Market Update: 29 Oktober 2025

oleh | Okt 29, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Melemah Tipis, Pasar “Wait & SeeIHSG -0,30% ke 8.092,63; sentimen tertahan isu perubahan metodologi free float MSCI, asing net sell Rp1,37T, perdagangan moderat.
  • SUN 28 Okt 2025Yield 10Y nyaris datar (6,07%), tenor pendek naik tipis; indeks harga PHEI mendatar, volume turun, indikasi  penataan durasi jelang FOMC dan setelah gejolak ekuitas.
  • Emas — XAU turun -1,22% ke US$3.950/oz; koreksi teknikal/profit-taking menjelang FOMC, namun tren YTD tetap kuat.
  • Wall Street dan Dolar AS — Dow +0,3% dan Nasdaq +0,8% jelang FOMC; yield UST 10Y turun sedikit (3,98%), indeks DXY stabil, tone global relatif kondusif untuk SBN dan Rupiah.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 29 Oktober 2025.

Tabel-Market-Update-29-Oktober-2025

IHSG Melemah Tipis, Pasar Masih “Wait & See” (28 Okt 2025)

IHSG ditutup turun 0,30% ke 8.092,63 dengan nilai transaksi Rp19,8 triliun. Indeks unggulan bergerak beragam: LQ45 −0,23%, IDX30 −0,09%, SRI-Kehati −0,55%, Bisnis27 +0,10%, dan ISSI −0,17%.

Tekanan terutama datang dari kekhawatiran rencana perubahan metodologi free float MSCI yang dapat menurunkan bobot sejumlah emiten Indonesia di indeks-indeks MSCI. Investor cenderung wait & see setelah kejatuhan tajam sehari sebelumnya, disertai profit taking di saham yang sempat reli. Investor asing tercatat net sell sekitar Rp1,37 triliun (seluruh pasar), sejalan dengan upaya mengurangi risiko di tengah ketidakpastian MSCI.

Di sisi aliran dana, asing paling banyak melepas BBRI (Rp158 miliar), BMRI (Rp101 miliar), dan ASII (Rp57 miliar); sementara AADI (Rp64,9 miliar), BREN (Rp41,1 miliar), dan BRPT (Rp38,7 miliar) mencatat net buy asing. (CNBC Indonesia/Refinitiv; IDX)

SUN 28 Okt 2025: Tenor Pendek Naik Tipis, Tenor Panjang Relatif Stabil

Yield SUN 10Y nyaris datar di 6,071% (dari 6,074%), 3Y naik tipis ke 5,107% (dari 5,095%), dan 1Y turun sedikit ke 4,704% (dari 4,713%). Indeks harga PHEI bergerak hampir datar: Indobex Composite +0,02%, Government +0,02%, Corporate flat. Sedangkan nilai transaksi menurun ke ±Rp21,36 triliun.

Kenaikan kecil di tenor pendek menunjukkan sikap hati-hati jelang FOMC dan setelah gejolak di pasar saham (isu metodologi MSCI), sementara tenor panjang relatif stabil karena minat domestik pada SBN pemerintah tetap baik dan rupiah tidak bergejolak. Dengan volume yang mengecil, pergerakan didominasi penataan durasi (kurangi risiko di tenor pendek, tahan posisi di tenor panjang).

Emas Terkoreksi Jelang FOMC Meeting

Harga emas dunia (XAU) turun −1,22% ke sekitar US$3.949,88/oz pada 28 Okt 2025 (dari ±US$3.998,58/oz), namun masih +50,5% YTD. Koreksi terutama karena profit-taking setelah reli panjang, ditambah dolar AS dan imbal hasil riil yang cenderung menguat tipis menjelang rapat FOMC sehingga minat pada aset tanpa kupon seperti emas sedikit menurun. Faktor ini lebih taktis/temporer, karena pembelian yang besar oleh bank-bank sentral dan permintaan safe haven (asset aman) menjadi penopang struktural atas XAU selama hampir 2 tahun terakhir. (Investing, Reuters)

Wall Street Naik Jelang FOMC; Yield UST Turun, Dolar Stabil

Saham AS. Dow Jones naik +0,3% ke 47.706, Nasdaq +0,8% ke 23.827. Kenaikan didorong risk-on jelang FOMC, pelaku pasar memburu saham teknologi/big caps seiring ekspektasi guidance The Fed tetap dovish hati-hati, serta sentimen laba emiten yang masih oke sehingga mendorong permintaan pada growth/mega-cap. (Sumber: ringkasan pasar Investing.com, Reuters, Bloomberg Technoz)

Obligasi US Treasury dan Dolar AS. Imbal hasil US Treasury 10Y turun tipis ke 3,98% (harga naik) karena posisi hati-hati menjelang keputusan Fed dan minat lindung nilai pada obligasi, sementara indeks dolar DXY nyaris flat di 98,75—menandakan tidak ada kejutan dari data makro harian dan pasar menunggu FOMC. Implikasi ke Indonesia: yield UST lebih rendah biasanya mendukung SBN/IDR, sedangkan dolar yang stabil menahan volatilitas rupiah. (Investing, Reuters, Bloomberg Technoz)

Factors to Watch:

  • The Fed & data AS: Hasil FOMC (28–29 Okt), serta data GDP & PCE (Personal Consumption Expenditure), dampaknya dapat menggerakkan yield UST 10Y dan DXY, akan berdampak langsung ke rupiah, yield SUN/SBN, saham, dan emas.
  • Domestik BI & arus dana: Nada BI pasca Keputusan FOMC Meeting, lelang SBN terdekat, dan arus asing ke saham–obligasi, akan berpengaruh ke IHSG dan yield SUN.
  • Komoditas global: Arah harga emas dan minyak, memengaruhi sentimen risiko dan saham-saham terkait (energi/komoditas).

    Tips Investasi

    • Pendapatan Tetap: Akumulasi bertahap; pilih manajer yang disiplin durasi. Diuntungkan bila yield SUN turun pasca FOMC/data AS.
    • Pasar Uang: Tempat parkir taktis untuk dana jangka pendek/menunggu kepastian; kurangi volatilitas portofolio.
    • Campuran/Equity: Jika masuk saham, fokus big caps yang berfundamental kuat dan likuid; tambah bertahap saat koreksi, tetap jaga porsi obligasi.
    • Emas: Pertahankan alokasi inti 5–10% portofolio. Buy on dips saat koreksi, tapi waspadai tekanan jangka pendek jika DXY/real yield naik setelah FOMC atau data AS.

    Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

    Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.

    DISCLAIMER:

    Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

    Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.

    Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

     

    tanamduit team

    tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

    banner-download-mobile