fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Market Update: 31 Oktober 2025

tanamduit Market Update: 31 Oktober 2025

oleh | Okt 31, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Rebound Tipis – naik 0,22%, asing kembali masuk, volatil intraday tinggi.
  • Yield SUN 10 Tahun Naik Tipis – ke 6,11% (harga sedikit turun dipicu re-price ekspektasi Fed (guidance tak agresif).
  • Emas Menguat – XAU +2,71% ke US$4.036/oz; didorong pembelian bank sentral (WGC: Q3 naik 28% q/q).
  • Wall Street Terkoreksi; UST dan Dolar AS Menguat – Dow −0,2%, Nasdaq −1,6% tertekan big tech (META ↓); UST10Y naik ke 4,10% dan DXY ke 99,5 setelah Powell sinyalkan pemotongan Desember belum pasti.
  • Implikasi ke Indonesia – USD dan yield UST naik akan membuat rupiah dan harga SBN berpotensi tertekan.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 31 Oktober 2025.

Tabel-Market-Update-31-Oktober-2025

IHSG Rebound Tipis, Asing Kembali Masuk

IHSG Kamis, 30 Okt 2025 ditutup naik 0,22% ke 8.184,06. Nilai transaksi ±Rp21,8 triliun dengan volatilitas intraday cukup tinggi. Indeks unggulan bergerak campuran: LQ45 +0,03%, IDX30 +0,12%, sementara SRI-Kehati −0,13%, Bisnis27 −0,20%, ISSI −0,15%. Sektor energi memimpin (sekitar +2,3%), diikuti konsumer non-primer dan keuangan. Pendorong indeks terbesar: DSSA, BMRI, dan GOTO (GOTO +7,14%).

Investor asing membukukan net buy ±Rp784,7 miliar (YTD net sell menyempit ke Rp42,92 triliun). Berdasar sajian broker-summary media, akumulasi asing tampak pada BMRI, BBRI, TOWR, INCO, serta GOTO—sejalan dengan sektor keuangan/teknologi yang menguat, sementara pelepasan selektif masih terjadi di beberapa konglomerasi/low free-float.

Rebound ditopang relief rally pasca tekanan awal pekan (isu metodologi MSCI free float), The Fed memangkas suku bunga 25 bps sesuai ekspektasi (sentimen global membaik), dan rotasi ke big caps likuid (bank/tech/energi). Kinerja operasional positif emiten tertentu, antara lain GOTO (pertumbuhan pendapatan dan perbaikan kerugian) dan BMRI—ikut jadi katalis. (CNBC Indonesia, Bloomberg Technoz, IDX)

Yield SUN Naik Tipis Meski The Fed Pangkas Bunga

Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) naik tipis pada Kamis, 30 Okt 2025, tenor 10 tahun naik ke 6,11% dari 6,07% sehari sebelumnya, 3 tahun 5,14%, dan 1 tahun 4,74%. Kenaikan yield berarti harga obligasi turun sedikit—terlihat dari Indobex Composite −0,14%, Government −0,15%, dan Corporate −0,04%. Aktivitas pasar tetap solid dengan transaksi sekitar Rp27,9 triliun. (PHEI/IBPA).

Mengapa bisa naik padahal The Fed baru menurunkan suku bunga 25 bps? Karena panduan The Fed dinilai belum “dovish” agresif, sehingga pelaku pasar menata ulang ekspektasi penurunan bunga ke depan. Di dalam negeri, ada ambil untung setelah reli, rebalancing akhir bulan, dan kehati-hatian usai volatilitas di pasar saham (isu metodologi MSCI). Hasilnya, investor meminta imbal hasil sedikit lebih tinggi sebagai kompensasi risiko, jadi yield naik tipis sementara harga bergerak turun ringan.

Emas Menguat Lagi, Ditopang Pembelian Bank Sentral

Harga emas (XAU) pada Kamis, 30 Okt 2025 naik sekitar 2,71% ke US$4.036,75/oz (YTD +53,9%; data tabel Investing). Kenaikan ini disokong faktor fundamental: permintaan bank sentral yang kembali kuat. World Gold Council mencatat pembelian sekitar 220 ton pada Q3 (naik  sekitar 28% qoq), dengan Kazakhstan sebagai pembeli terbesar dan Brasil kembali membeli untuk pertama kali dalam >4 tahun. Arus belanja bank sentral ini menjadi “lantai” harga karena bersifat struktural, tidak hanya sentimen harian.

Meski naik, ruang reli harian masih tertahan. Kesepakatan jeda dagang AS–Tiongkok meredakan kebutuhan emas sebagai aset aman, sementara Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan pemangkasan Desember bukan kepastian, sehingga menjaga dolar AS relatif kuat; ECB (bank sentral Eropa) juga menahan suku bunga dan memberi isyarat pelonggaran baru mulai awal 2026—memberi kontras yang agak hawkish (kecenderungan suku bunga turun). Ke depan, trend jangka menengah emas masih positif selama pembelian bank sentral berlanjut dan real yield tak naik tajam, tetapi jangka pendek berpotensi volatil/sideways mengikuti gerak USD dan data makro AS. (Trading Economics)

Wall Street Terkoreksi; Yield US Treasury dan Dolar AS Menguat

Saham AS melemah pada 30 Okt 2025: Dow −0,2% ke 47.522 dan Nasdaq −1,6% ke 23.581. Tekanan datang dari teknologi & komunikasi—Meta anjlok 11% setelah membukukan beban pajak sekali jalan dan sinyal belanja AI lebih besar; Microsoft turun 2,6% terkait biaya/komitmen AI. Di sisi lain, Alphabet naik 2,5% berkat kinerja lebih baik dari perkiraan, Eli Lilly +4,7%, dan perbankan seperti JPMorgan (+2,2%), Visa (+1,9%), Goldman Sachs (+2,5%) relatif menahan penurunan. (Trading Economics/Reuters)

Obligasi & dolar: yield UST 10Y naik ke 4,10% (naik 12 bps dari dua hari), sementara DXY menguat ke 99,48. Pemicu utamanya nada Fed yang lebih hati-hati—meski memangkas 25 bps, Ketua Powell menegaskan pemotongan lanjutan di Desember bukan kepastian, sehingga peluang pemotongan turun dan yield/dolar naik. Hasil pertemuan Trump–Xi yang sesuai ekspektasi pasar serta BoJ yang menahan suku bunga turut mendukung penguatan USD.

Dampak ke Indonesia: kombinasi yield US dan indeks dolar DXY yang naik biasanya menekan rupiah dan membatasi penguatan harga SBN (yield SBN berpotensi naik), sehingga arus asing ke aset rupiah bisa lebih hati-hati. Untuk IHSG, sentimen negatif pada saham teknologi global dapat menahan sektor growth, tetapi perbankan/defensif bisa relatif resilien. Fokus hari ini: respons pasar terhadap panduan Fed, pergerakan USD/IDR, serta aliran dana asing. (Trading Economics, Reuters, Bloomberg Technoz)

Factors to Watch:

  • Investor perlu mencermati arah kebijakan The Fed dan Bank Indonesia dalam beberapa minggu ke depan, terutama sinyal kelanjutan pemangkasan suku bunga global yang dapat mempengaruhi arus modal ke pasar emerging.
  • Selain itu, data inflasi AS dan Indonesia, perkembangan nilai tukar Rupiah, serta laporan keuangan emiten kuartal III/2025 menjadi katalis penting yang menentukan arah IHSG dan yield SUN.
  • Dari sisi eksternal, dinamika geopolitik Timur Tengah dan tren harga komoditas dunia, terutama minyak dan emas, juga patut dipantau karena berpengaruh pada sentimen risiko global.

    Tips Investasi

    • Untuk investor reksa dana, momentum saat ini masih kondusif bagi reksa dana saham dan campuran karena potensi window dressing dan aliran dana asing yang mulai kembali ke pasar domestik. Namun, penempatan sebagian dana di reksa dana pendapatan tetap tetap disarankan untuk menjaga kestabilan portofolio menghadapi volatilitas global.
    • Sementara bagi investor emas, tren jangka menengah masih positif dengan potensi penguatan lanjutan di atas USD 3.900, sehingga emas tetap layak sebagai aset lindung nilai, terutama bila ketidakpastian ekonomi global meningkat menjelang akhir tahun.

    Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

    Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.

    DISCLAIMER:

    Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

    Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.

    Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

     

    tanamduit
    banner-download-mobile