tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG: Naik 0,93% ke 8.318, asing net buy Rp1,31T, dipimpin BBRI, BMRI, BBCA, TLKM, ASII.
- SUN: Yield 10Y stabil di 6,19%, harga SUN nyaris flat, transaksi Rp27,7T, pasar menunggu arah baru pasca inflasi domestik.
- Emas: Naik 1,06% ke US$3.974/oz, rebound teknikal setelah dolar melemah; tren jangka panjang tetap bullish.
- Wall Street: Dow +0,5%, Nasdaq +0,6%, reli teknologi berlanjut; yield US10Y 4,16%, DXY stabil di 100,14.
- Factors to Watch: arah The Fed & BI, yield UST/DXY, data inflasi & laba kuartal IV, serta harga komoditas & geopolitik.
- Rekomendasi: Reksa dana fokus ke pendapatan tetap & akumulasi saham blue-chip; emas tetap disimpan untuk lindung nilai dan akumulasi saat koreksi.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 6 November 2025.

IHSG Menguat, Asing Borong Blue-Chip
IHSG naik 0,93% ke 8.318 pada Rabu, 5 November 2025, dibarengi penguatan indeks utama: LQ45 +0,60%, IDX30 +0,94%, Bisnis27 +0,61%, SRI Kehati +0,68%, dan ISSI +0,54%. Nilai transaksi sekitar Rp18,5 triliun, menandakan minat beli tetap solid setelah konsolidasi sehari sebelumnya. Katalisnya kombinasi follow-through rally awal bulan, ekspektasi kebijakan BI tetap suportif, dan sentimen eksternal yang relatif kondusif meski UST 10Y 4,1% dan DXY masih tinggi. Investor asing mencatat net buy ±Rp1,31 triliun, memangkas YTD net sell ke Rp39,13 triliun—akumulasi fokus di bank besar, telko, otomotif/komoditas likuid sehingga mengangkat LQ45/IDX30 serempak.
Saham penggerak utamanya dipimpin BBRI, BMRI, BBCA, TLKM, serta ASII yang menyokong rebound sektor keuangan dan siklikal; beberapa komoditas berkapitalisasi besar turut menjaga momentum. Ke depan hingga akhir 2025, prospek IHSG konstruktif dengan dukungan window dressing, potensi aliran dana asing lanjutan, dan laba kuartal IV; namun pergerakan bisa tertahan jika UST/DXY kembali menguat tajam. (IDX, Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia)
SUN Stabil, Yield 10Y Nyaris Datar (5 Nov 2025)
Pasar Surat Utang Negara (SUN) bergerak hampir flat. Yield 10Y naik tipis ke 6,1879% (dari 6,1854%), harga juga nyaris tak berubah: Indobex Government +0,03% d/d (426,94), demikian pula Indobex Composite/Corporate +0,03%. Nilai transaksi sekunder tercatat sekitar Rp27,66 triliun—lebih rendah dari dua hari sebelumnya namun masih tergolong aktif.
Pergerakan yang datar ini dipengaruhi kombinasi UST 10Y 4,1%, DXY yang relatif kuat, dan kenaikan inflasi Indonesia Oktober yang membuat pasar meminta premi imbal hasil lebih tinggi namun tetap terjaga oleh ekspektasi BI pro-stabilitas.
(PHEI/IBPA, Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia)
Emas Rebound di Atas US$3.970
Pada 5 Nov 2025, harga emas dunia naik 1,06% ke US$3.974/oz, didorong teknikal rebound setelah dolar AS melemah tipis dan yield US Treasury stabil di kisaran 4,1%. Kenaikan ini bersifat sementara, namun didukung faktor fundamental seperti permintaan bank sentral dan ketegangan geopolitik.
Hingga akhir 2025, harga emas diperkirakan bertahan di US$3.900–4.100, sedangkan pada 2026 berpotensi menembus rekor baru jika The Fed menurunkan suku bunga lebih lanjut. Dalam jangka panjang, emas tetap menarik sebagai aset lindung nilai global. (Trading Economics, Investing, Reuters)
Wall Street Menguat Tipis, Yield Naik, Dolar Stabil
Pada 5 November 2025, bursa AS ditutup menguat: Dow Jones +0,5% dan Nasdaq +0,6%, ditopang reli saham teknologi besar (AI dan cloud) serta laporan keuangan korporasi yang solid, menandakan optimisme terhadap prospek soft landing ekonomi AS. Di sisi lain, yield US Treasury 10Y naik ke 4,16% (+1,6% d/d) setelah pernyataan The Fed yang masih berhati-hati soal penurunan suku bunga, sementara indeks dolar (DXY) stabil di 100,14, mencerminkan pasar yang menahan diri menjelang data inflasi baru.
Kenaikan saham AS menjadi sentimen positif bagi pasar saham global, termasuk Indonesia, karena memperkuat selera risiko (risk-on sentiment) investor asing terhadap emerging markets. Namun, kenaikan yield AS dan dolar yang stabil bisa menahan potensi penguatan Rupiah dan menekan harga SUN jangka panjang akibat pelebaran selisih imbal hasil (spread). Secara keseluruhan, kombinasi ini masih mendukung IHSG untuk bertahan di tren positif, tetapi dengan ruang penguatan yang terbatas hingga akhir 2025, terutama jika yield global tetap tinggi dan arus modal asing bergerak selektif. (Bloomberg Technoz, Reuters, CNBC Indonesia, Investing.com)
Factors to Watch:
- Menjelang akhir 2025, pasar akan dipengaruhi oleh arah kebijakan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia, karena keputusan keduanya menentukan arus modal dan nilai tukar Rupiah.
- Pergerakan yield US Treasury sekitar 4% dan stabilnya dolar AS (DXY) juga menjadi penentu utama sentimen global.
- Selain itu, data inflasi, laporan laba kuartal IV, serta harga komoditas dan tensi geopolitik perlu dipantau karena bisa memicu perubahan cepat pada selera risiko investor.
Tips Investasi
- Investor Reksa Dana: utamakan pendapatan tetap & pasar uang untuk stabilitas, sambil akumulasi bertahap reksa dana saham blue-chip saat koreksi (window dressing & aliran asing bisa jadi katalis). Tetap jaga diversifikasi dan likuiditas.
- Investor Emas: pertahankan emas sebagai lindung nilai, manfaatkan penurunan harga untuk DCA/akumulasi bertahap; prospek positif bila DXY melemah dan suku bunga riil turun.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

