tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG naik tipis +0,22% ke 8.337, ditopang saham bank besar dan telko, sementara saham komoditas terkena aksi ambil untung.
- Yield SUN naik tipis, harga obligasi sedikit melemah; pasar masih wait and see terhadap inflasi dan arah kebijakan BI.
- Harga emas dunia turun tipis 0,12% di sekitar US$3.980/oz, bergerak datar menunggu data ekonomi AS.
- Wall Street terkoreksi: Dow −0,8%, Nasdaq −1,9%; investor ambil untung di saham teknologi, sementara yield US Treasury dan dolar melemah.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 7 November 2025.

IHSG Naik Tipis, Ditopang Bank dan Telko, Saham Komoditas Jadi Sasaran Profit-Taking
Pada Kamis, 6 November 2025, IHSG naik 0,22% ke 8.337. Indeks lain bergerak campuran: LQ45 +0,09%, ISSI +0,48%, sementara SRI Kehati −0,40%, IDX30 −0,52%, Bisnis27 −0,50%. Nilai transaksi Rp18,4 triliun, menunjukkan minat beli masih cukup kuat meski tidak setinggi hari sebelumnya.
Kenaikan terutama ditopang saham perbankan dan telko—BBRI, BMRI, BBCA, TLKM—yang tetap jadi tujuan akumulasi jelang akhir tahun. Aksi beli lanjutan (follow-through buying) dari awal November menjaga IHSG di zona hijau, di tengah sentimen global yang cenderung hati-hati.
Di sisi lain, terlihat profit-taking pada saham komoditas dan siklikal seperti ADRO, ITMG, MDKA, INCO, PGEO, juga sebagian consumer cyclical/transport, sehingga membatasi laju kenaikan indeks berbasis ESG dan 30 saham utama. Dari eksternal, yield UST 10Y 4,1% dan DXY 100 membuat risk-on regional tak agresif. (IDX, Bloomberg Technoz dan CNBC Indonesia)
SUN Melemah Tipis, Kurva Pendek Naik
Pasar SUN ditutup sedikit melemah: yield 10Y naik tipis ke 6,19% (dari 6,188%), 3Y naik ke 5,23%, sementara 1Y justru turun ke 4,70%. Sejalan itu, harga Indobex Government −0,04% d/d (Composite −0,03%; Corporate −0,02%). Tekanan ringan ini utamanya dipicu UST 10Y yang bertahan di area ~4,1% dan DXY sekitar 100, plus inflasi Indonesia Oktober di atas perkiraan sehingga pasar meminta premi imbal hasil sedikit lebih tinggi pada tenor menengah-panjang.
Pergerakan harga/harga yang flat-melemah 6 Nov mengindikasikan aliran asing cenderung berimbang hingga net sell tipis (bukan pelepasan besar). Intinya, pergerakan hari itu lebih bersifat teknikal/kondisional—dipengaruhi UST/DXY dan penyesuaian posisi—sementara fundamental domestik (inflasi terjaga, kebijakan BI pro-stabilitas) masih mendukung. (PHEI, Reuters)
Harga Emas Turun Tipis, Dunia Nyaris Datar
6 Nov 2025, harga emas spot (XAU/USD) bergerak di area US$3.98k dan turun tipis 0,12% d/d menurut data harian (nyaris tanpa arah setelah rebound sehari sebelumnya). Gerak terbatas ini sejalan dengan DXY yang cenderung stabil dekat 100 dan yield UST 10Y di kisaran 4,1%, sehingga daya tarik emas—aset tanpa kupon—tidak bertambah signifikan.
Secara naratif, katalis harian saling menahan, dolar AS sempat melemah (yang biasanya mendukung emas), tapi pasar juga menunggu data AS berikutnya sehingga minat beli baru belum kuat, di lain pihak permintaan bank sentral masih menjadi penopang tren lebih panjang. Hasilnya, pergerakan 6 Nov lebih bersifat konsolidasi/teknikal ketimbang perubahan fundamental. (Reuters, Investing)
Wall Street Melemah, Yield & Dolar Turun (6 Nov 2025)
Pasar AS berbalik terkoreksi: Dow −0,8% dan Nasdaq −1,9%. Tekanan datang dari profit-taking di big tech setelah reli awal bulan dan nada The Fed yang masih berhati-hati, sehingga investor mengurangi selera risiko. Di sisi pendapatan, sebagian emiten memberi guidance hati-hati menjelang tutup tahun, menambah tekanan pada saham berbeta tinggi. Pada saat yang sama yield UST 10Y turun ke 4,09% (−1,6%) dan DXY melemah ke 99,69 (−0,5%), mencerminkan perpindahan sementara ke obligasi pemerintah dan berkurangnya dorongan bagi dolar.
Dampak ke Indonesia (jangka pendek): sentimen saham global yang melemah bisa menekan IHSG lewat sektor berkapitalisasi besar/teknologi, tetapi turunnya UST dan DXY justru positif untuk Rupiah dan SUN karena spread imbal hasil tetap menarik. Hasilnya, pergerakan domestik berpotensi campuran: saham cenderung sideways dengan rotasi ke bank/telko/defensif, sementara SBN mendapat dukungan dari biaya dana global yang sedikit turun. Pantau data AS berikutnya (tenaga kerja & inflasi) dan sinyal The Fed untuk arah selanjutnya. (Reuters, CNBC, Bloomberg Technoz)
Factors to Watch:
- Menjelang akhir 2025, pasar akan dipengaruhi oleh arah kebijakan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia, karena keputusan keduanya menentukan arus modal dan nilai tukar Rupiah.
- Pergerakan yield US Treasury sekitar 4% dan stabilnya dolar AS (DXY) juga menjadi penentu utama sentimen global.
- Selain itu, data inflasi, laporan laba kuartal IV, serta harga komoditas dan tensi geopolitik perlu dipantau karena bisa memicu perubahan cepat pada selera risiko investor.
Tips Investasi
- Investor Reksa Dana: utamakan pendapatan tetap & pasar uang untuk stabilitas, sambil akumulasi bertahap reksa dana saham blue-chip saat koreksi (window dressing & aliran asing bisa jadi katalis). Tetap jaga diversifikasi dan likuiditas.
- Investor Emas: pertahankan emas sebagai lindung nilai, manfaatkan penurunan harga untuk DCA/akumulasi bertahap; prospek positif bila DXY melemah dan suku bunga riil turun.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

