fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Market Update: 8 Oktober 2025

tanamduit Market Update: 8 Oktober 2025

oleh | Okt 8, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

    • Pemerintah kaji penempatan dana hingga Rp10 triliun per BPD untuk dorong kredit dan likuiditas daerah.
    • Shutdown AS hari ke-6 tekan Dollar dan yield (imbal hasil) UST 10Y ke 4,14%; ekspektasi rate cut (pemotongan suku bunga) Desember menguat.
    • IHSG naik tipis +0,36% (8.169) ditopang sektor energi & infrastruktur; asing net sell harian Rp89 miliar, rupiah stabil Rp16.533/USD.
    • Yield (imbal hasil) SBN 10Y turun ke 6,34%, Indobex Government +0,36%; arus masuk ke aset pendapatan tetap berlanjut.
    • Harga emas global rekor baru US$3.994/oz, seiring lonjakan permintaan safe haven.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 7 Oktober 2025.

data-market-update-8-oktober-2025

Pemerintah Siapkan Penempatan Dana di Bank Daerah

Kementerian Keuangan tengah mengkaji pemindahan sebagian dana pemerintah dari Bank Indonesia ke bank pembangunan daerah (BPD) dengan potensi nilai hingga Rp10 triliun per bank. Tujuannya adalah memperkuat likuiditas BPD dan mempercepat penyaluran kredit ke sektor produktif di daerah.

Langkah ini melanjutkan kebijakan penempatan dana pemerintah di bank BUMN tahun sebelumnya, sekaligus mendukung pemerataan pembiayaan ekonomi di luar Jawa. Diskusi dengan sejumlah BPD besar (termasuk Bank Jateng dan Bank Jabar) sudah berlangsung sejak akhir pekan lalu.

Kebijakan ini diharapkan dapat memperluas intermediasi kredit dan mendukung pertumbuhan PDB 2025 yang masih ditargetkan di atas 5%. (Reuters, TradingView, CNBC Indonesia)

Shutdown AS Berlanjut, Dolar Melemah, Yield Turun

Shutdown (penutupan) sebagian aktivitas pemerintahan AS memasuki hari ke-6 karena belum tercapainya kesepakatan anggaran di Kongres. Akibatnya, sejumlah lembaga ekonomi dan statistik menunda rilis data penting seperti inflasi, tenaga kerja, dan sektor perumahan.

Situasi ini meningkatkan kekhawatiran investor global terhadap perlambatan ekonomi AS dan memperkuat spekulasi pemangkasan suku bunga Fed (bank sentral AS) pada Desember.

Imbal hasil US Treasury (obligasi pemerintah AS) 10-tahun turun ke 4,14%, sementara DXY melemah ke 98,64, level terendah dalam dua bulan terakhir.

Pasar global cenderung risk-off, mendorong permintaan ke aset lindung nilai seperti emas dan obligasi pemerintah negara berkembang, termasuk Indonesia. (Reuters, Bloomberg)

IHSG & Rupiah Relatif Stabil di Tengah Tekanan Global

IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ditutup naik 0,36% ke 8.169,28 pada perdagangan Selasa (7/10), dengan sektor energi (+2,62%), infrastruktur (+2,33%), dan transportasi (+3,00%) memimpin kenaikan. Aktivitas perdagangan meningkat ke Rp28,7 triliun dengan frekuensi 3,16 juta kali.

Investor asing tercatat net sell Rp89,4 miliar. Namun, aksi jual asing melambat dibandingkan pekan lalu. Kinerja positif saham energi dan konstruksi didukung ekspektasi realisasi belanja infrastruktur APBN 2025 serta harga minyak global yang stabil di US$65,55/barel.

Sementara itu, rupiah bertahan di Rp16.560/USD, relatif stabil di tengah pelemahan dolar global dan ekspektasi kebijakan akomodatif BI hingga akhir tahun. (IDX Daily, Reuters, Bloomberg Technoz)

Pasar Obligasi Tetap Menguat di Tengah Risk-Off Global

Pasar SBN domestik lanjut menguat, didukung aliran dana ke aset pendapatan tetap dan penurunan yield (imbal hasil) global. Yield Indo (10Y) turun ke 6,34%, sementara Indobex Government Index naik ke 422,15 (+0,36%) per 7 Oktober.

Penurunan yield AS turut memperlebar spread terhadap SBN, menjaga minat beli investor institusi. Volume transaksi di pasar obligasi juga meningkat dari pekan lalu, dengan pembeli dominan pada tenor menengah (3–5 tahun).

Kondisi ini memperlihatkan konsolidasi pasar menjelang akhir tahun dan menunjukkan bahwa risiko inflasi domestik yang terjaga (2,65% YoY) memberi ruang stabilitas bagi investor pendapatan tetap. (PHEI, BNI Sekuritas FI Daily, Investing)

Katalis Pasar yang Perlu Dicermati (Factors to Watch)

  • Negosiasi anggaran AS: durasi shutdown dan peluang kesepakatan fiskal akan memengaruhi risk appetite global & arah yield UST (US Treasury, obligasi pemerintah AS).
  • Rencana penempatan dana pemerintah di BPD: akan menentukan seberapa cepat likuiditas dan kredit daerah meningkat.
  • Ekspektasi rate cut The Fed Desember: jadi penentu arus modal ke emerging markets & prospek obligasi domestik.
  • Emas global mendekati US$4.000/oz: sinyal kuat meningkatnya permintaan safe haven di tengah ketidakpastian.
  • Stabilitas IHSG & rupiah: jadi tolok ukur daya tahan pasar domestik terhadap gejolak eksternal.

Rekomendasi Strategi Investasi

Jangka Pendek (<1 tahun)

⦁ Reksa Dana Pasar Uang:
Tetap jadi pilihan utama di tengah penurunan yield SUN dan kondisi rupiah yang stabil. Cocok untuk menjaga likuiditas sambil memanfaatkan peluang capital gain jangka pendek.

⦁ Reksa Dana Indeks Likuid (IDX30, Bisnis-27):
Untuk strategi agresif, manfaatkan momentum konsolidasi IHSG di atas 8.100 lewat indeks likuid berisikan saham big caps. Hindari eksposur penuh karena volatilitas global masih tinggi akibat shutdown AS.

Emas:
Harga global yang menembus rekor US$3.994/oz bisa dimanfaatkan dengan akumulasi kecil bertahap (3–7% portofolio) sebagai pelindung nilai, tanpa perlu menebak puncak harga.

Jangka Menengah (1–5 tahun)

⦁ Reksa Dana
Prioritaskan Reksa Dana Pendapatan Tetap tenor menengah yang diuntungkan oleh prospek rate cut global. Campur dengan RD Campuran untuk keseimbangan pertumbuhan dan stabilitas.
Untuk strategi agresif, akumulasi Reksa Dana Indeks bertema pertumbuhan & kualitas seperti IDX Growth 30, PrimeBank, dan Pefindo i-Grade, karena sektor finansial & teknologi berpotensi rebound saat pelonggaran moneter berjalan. Untuk reksa dana saham, dapat watchlist mayoritas portofolio dengan sektor perbankan, infrastruktur, energi, dan teknologi.

SBN ORI028 (fixed rate):
Posisikan sebagai “jangkar kupon” di fase pelonggaran suku bunga. Pilih T3 (tenor 3 tahun) bila kebutuhan dana lebih dekat. Atau, pilih T6 (tenor 6 tahun) bila nyaman menahan lebih lama. Reinvestasikan dana pokok SBN yang telah jatuh tempo agar arus kupon tidak terputus.

Emas:
Simpan 5–10% sebagai penyeimbang siklus, serta lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan fluktuasi rupiah. Lanjutkan metode “cicil”.

Jangka Panjang (>5 tahun)

Reksa Dana
Bangun portofolio seimbang antara saham & undeks (IDX30, Bisnis-27, Sri-Kehati/JII) sebagai mesin pertumbuhan. Selain itu, bangun juga portofolio seimbang antara pendapatan tetap serta Campuran sebagai stabilizer di fase suku bunga rendah. Profil agresif dapat memperbesar porsi di PrimeBank untuk sektor finansial dan Pefindo i-Grade untuk kualitas tinggi; konservatif bisa menahan porsi lebih besar atau fokus di campuran & pendapatan tetap.

SBN Ritel
Susun jatuh tempo bertahap untuk investasi ulang agar arus kupon berkelanjutan.

Emas
Pertahankan porsi strategis kecil 5–8% sebagai diversifikasi lintas siklus dan proteksi terhadap guncangan makro.

⚠️Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi.

Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

Kamus Investor

Likuiditas: kemudahan suatu aset untuk dicairkan menjadi uang tunai tanpa memengaruhi harganya secara signifikan.
Tenor: lama waktu jatuh tempo suatu instrumen keuangan, misalnya obligasi atau deposito.
Safe haven: aset yang dianggap aman ketika pasar bergejolak, karena nilainya cenderung stabil atau naik saat risiko meningkat.
Risk-off: kondisi ketika investor menghindari aset berisiko (seperti saham) dan beralih ke aset aman (safe haven) seperti emas atau obligasi pemerintah.
Rate cut: Kebijakan bank sentral menurunkan suku bunga acuan.

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

 

tanamduit team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile