tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.
Sebelum berinvestasi, yuk, kenali kondisi market pada pekan 1-5 Desember 2025 dan tips investasinya melalui berita market update berikut!
Ringkasan Weekly Market Recap:
- IHSG: naik solid awal Desember didorong ekspektasi Fed cut, aliran asing kembali masuk, dan sinyal window dressing mulai terlihat.
- SUN: Yield SUN turun tipis dan harga obligasi menguat berkat inflasi rendah dan prospek pelonggaran moneter global.
- Rupiah: stabil dengan bias menguat mengikuti pelemahan dolar global dan intervensi BI yang menjaga volatilitas rendah.
- Emas XAU: terkoreksi ringan akibat profit-taking, namun tren jangka panjang tetap bullish karena permintaan lindung nilai masih kuat.
- Pasar AS: Wall Street menguat didorong ekspektasi soft landing, sementara yield UST naik dan dolar melemah menjelang keputusan Fed.
- Factors to Watch: Fokus pasar tertuju pada arah suku bunga The Fed – BI, pergerakan UST dan DXY, aliran dana asing, data makro, serta momentum window dressing.
Awal Desember: IHSG Naik dan Asing Masuk, Window Dressing Mulai Terlihat
IHSG menguat 1,46% pada 1-5 Desember 2025 ke 8.632, sempat mencetak rekor baru di 8.640 di penutupan perdagangan 4 Desember. Penguatan didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan pelemahan dolar yang meningkatkan selera risiko di emerging markets. Indeks utama ikut naik, LQ45 +0,18%, IDX30 +0,98%, Bisnis27 +1,15%, sementara ISSI memimpin dengan +2,10%.
Sektor pendorong terbesar adalah industrials, infrastructure, healthcare, dan disusul oleh consumer cyclical. Saham big caps seperti UNTR, ASII, TLKM, BBRI, serta rotasi ke beberapa saham energi dan teknologi turut menopang kenaikan. Aliran dana asing kembali positif di tengah sentimen makro yang membaik.
Sepanjang minggu, asing membukukan net buy ±Rp2,5 triliun, pemulihan tajam dari tekanan jual sebelumnya, walau secara YTD masih net sell Rp27 triliun. Pelaku pasar melihat ini sebagai kombinasi repositioning ahead of Fed cut dan awal window dressing; konsensus analis menilai reli Desember tetap berpotensi berlanjut selama likuiditas domestik terjaga. (Bloomberg Technoz, Pasardana, IDX)
SUN Awal Desember: Yield Turun, Harga Menguat
Pada 1-5 Desember 2025, yield SUN turun tipis—10Y dari 6,28% ke 6,23%, 3Y dari 5,48% ke 5,39%, dan 1Y relatif stabil—sejalan dengan kenaikan harga pada Indobex Composite/Government/Corporate (±+0,3% dalam sepekan). Tekanan beli muncul karena ekspektasi rate cut The Fed, inflasi domestik yang tetap rendah, dan suplai SBN yang terjaga.
Aktivitas pasar sekunder berada di kisaran Rp30-40 triliun/hari, dengan fokus tenor 2-10 tahun. Asing mulai mencatat net buy kecil ( sekitar Rp0,3 triliun), walau YTD masih net sell sehingga investor domestik tetap dominan. Prospek jangka pendek diperkirakan rentang 6,1-6,3% untuk tenor 10Y, bergantung arah US FOMC dan BI Rate; jangka panjang tetap positif karena siklus suku bunga yang menurun dan likuiditas domestik kuat. (DJPPR, Reuters Fixed Income, Bloomberg Indonesia Bonds)
Rupiah Awal Desember: Stabil Didukung Dolar Melemah
Pada 1-5 Desember 2025, Rupiah bergerak stabil di Rp16.620-16.655/USD, menguat tipis 0,1% sepekan. Penguatan kecil ini terutama didorong melemahnya dolar global menjelang FOMC dan stabilnya inflasi domestik, sehingga tekanan eksternal ke Rupiah mereda.
BI melakukan intervensi terukur di spot dan DNDF untuk menjaga volatilitas tetap rendah—konsisten dengan strategi BI beberapa bulan terakhir. Dalam jangka pendek, Rupiah diperkirakan bertahan di Rp16.500-16.700/USD, bergantung arah kebijakan The Fed dan yield UST. Jangka panjang lebih konstruktif apabila Fed memasuki siklus penurunan suku bunga dan surplus perdagangan Indonesia tetap kuat. (Bloomberg FX, Trading Economics, Reuters FX Commentary, Bank Indonesia)
Emas XAU: Rally Tertahan, Fundamental Masih Kuat
Emas dunia terkoreksi ringan -0,79% pada 1-5 Desember 2025, bergerak dari USD 4.23k ke sekitar USD 4.20k/oz, lebih merupakan profit-taking setelah reli 60% YTD. Tekanan pendek bersumber dari sikap hati-hati menjelang FOMC Desember dan pergeseran kecil ekspektasi pasar terhadap kecepatan rate cut. Koreksi ini dinilai temporer, karena tren 2025 ditopang faktor fundamental: pembelian kuat bank sentral, arus masuk ETF, dan permintaan lindung nilai di tengah geopolitik.
Dalam 2-3 minggu terakhir, konsensus analis tetap bullish, dengan proyeksi jangka pendek bergerak stabil di area USD 4.100-4.300, dan jangka panjang 2026 diperkirakan menuju USD 4.500-5.000 jika dolar melemah dan likuiditas global longgar. Untuk Indonesia, harga emas Antam yang kini di kisaran Rp2,3-2,4 juta/gram berpotensi mengikuti tren global, dengan banyak analis lokal memperkirakan ruang kenaikan ke Rp2,55-2,6 juta/gram pada awal 2026. (World Gold Council, Bloomberg Commodities Outlook, UBS Metals Strategy, Nov–Des 2025)
Pasar AS Awal Desember: Saham Menguat, Yield US Treasury Naik, Dolar Melemah
Pada 1-5 Desember 2025, Dow Jones naik 0,5% dan Nasdaq 0,9%, ditopang ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga The Fed pada FOMC pekan depan. Sentimen “soft landing” mendorong sektor teknologi dan blue-chip, dengan saham seperti Nvidia, Microsoft, Alphabet, serta Boeing menjadi penopang utama pasar.
Yield UST 10Y rebound dari 4,02% ke 4,14%, terutama karena penyesuaian teknikal setelah penurunan tajam November dan pergeseran kecil ekspektasi bahwa laju rate cut mungkin tidak seagresif perkiraan awal. Sementara itu DXY melemah ke area 99, seiring turunnya permintaan dolar menjelang kebijakan moneter yang lebih longgar.
Bagi Indonesia, kombinasi Wall Street naik + DXY melemah memberikan angin positif bagi IHSG dan arus modal ke emerging markets, sementara kenaikan yield AS yang masih moderat belum menjadi ancaman besar bagi SUN. Namun jika yield terus naik karena revisi ekspektasi Fed, volatilitas bisa meningkat di pasar domestik. (Bloomberg EM Strategy, Reuters EM Outlook)
Factors to Watch
- Kebijakan The Fed dan BI; pekan ini, perubahan ekspektasi rate cut akan langsung mempengaruhi saham, obligasi, Rupiah, dan emas.
- Yield UST dan DXY; pelemahan dolar dan turunnya yield AS biasanya positif untuk emerging markets (Indonesia) dan emas.
- Aliran Dana Asing; arus masuk ke saham/SUN dapat memperkuat IHSG dan Rupiah; arus keluar bisa menambah volatilitas.
- Data Makro Indonesia; inflasi, PMI, dan neraca perdagangan akan menentukan ruang BI untuk memangkas suku bunga.
- Sentimen akhir tahun; window dressing dan rotasi sektoral dapat tetap menjadi pendorong pasar hingga Desember.
Tips Investasi
Untuk Investor Reksa Dana
- Equity Fund (Reksa Dana Saham) → Momentum masih positif selama dolar melemah dan asing kembali masuk. Fokus pada large caps dan sektor defensif-siklikal seimbang (bank, telekomunikasi, consumer, infrastruktur). Cocok untuk investor dengan horizon ≥12 bulan.
- Fixed Income Fund (Reksa Dana Pendapatan Tetap) → Yield SUN turun bertahap; peluang capital gain masih ada jika siklus rate cut benar terjadi. Cocok untuk investor yang ingin stabilitas dan imbal hasil lebih pasti, horizon 6–12 bulan.
- Reksa Dana Campuran → Opsi seimbang bagi yang ingin manfaat kenaikan saham tetapi tetap punya penyangga obligasi ketika pasar volatile.
Untuk Investor Emas
- Jangka Pendek: Harga emas kemungkinan bergerak di kisaran USD 4.100-4.300; volatilitas bisa naik menjelang keputusan Fed. Gunakan strategi akumulasi bertahap (DCA).
- Jangka Panjang: Fundamental emas masih kuat (pembelian bank sentral, ketidakpastian geopolitik, pelemahan dolar). Potensi kenaikan tetap terbuka pada 2026.
- Emas Indonesia: Harga domestik mengikuti emas global + faktor Rupiah; selama Rupiah lemah, harga emas lokal cenderung bertahan tinggi. Cocok untuk penyimpan nilai jangka panjang dan diversifikasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi. Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisis, proyeksi, maupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi bukan merupakan indikasi kinerja di masa mendatang, karena kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk kinerja masa depan.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.


