fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Weekly Market Recap (11-15 Agustus 2025)

tanamduit Weekly Market Recap (11-15 Agustus 2025)

oleh | Agu 19, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market pada pekan 11-15 Agustus dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Weekly Market Recap:

  • Sentimen Moneter Global dan Stabilitas Domestik Jadi Penggerak Pasar Pekan Lalu
  • IHSG Menguat Hampir 5% Didukung Arus Dana Asing dan Aksi Koleksi Saham Big Caps
  • Arus Modal Asing Dorong Pasar SUN Tetap Kokoh di Tengah Sentimen Global
  • Kenaikan Ekspektasi Fed dan Penguatan Dolar AS Tekan Harga Emas Global dan Antam

Berikut adalah rangkuman kinerja indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi pada pekan 11-15 Agustus 2025, beserta data kinerja terbaru per tanggal 15 Agustus 2025.

data-market-update-19-agustus

Sentimen Moneter Global dan Stabilitas Domestik Jadi Penggerak Pasar Pekan Lalu

Sepanjang pekan 11–15 Agustus 2025, pasar saham dan obligasi global bergerak positif seiring keluarnya data inflasi Amerika Serikat yang moderat di bulan Juli.

Inflasi yang melandai ke 2,7% meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga pada September, sehingga mendorong aliran dana ke aset berisiko di Asia.

Selain itu, adanya kesepakatan gencatan tarif dagang sementara antara AS dan Tiongkok memberi kelegaan bagi investor global, memperkuat sentimen di pasar saham kawasan dan mendukung minat pada aset negara berkembang, termasuk Indonesia.

Di dalam negeri, faktor fundamental juga memberi kontribusi besar. Rupiah menguat signifikan ke kisaran Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya sekitar Rp16.490, didukung oleh pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,12% yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Kebijakan Bank Indonesia yang menahan suku bunga tetap stabil memperkuat daya tarik aset rupiah, sementara minat investor terhadap Surat Utang Negara (SUN) meningkat. Hal ini tercermin dari turunnya imbal hasil SUN tenor 10 tahun ke 6,39%, yang menandakan permintaan kuat baik dari investor domestik maupun asing.

Kondisi ini menjadikan pasar obligasi rupiah tetap resilien meski ada dinamika global.

Sementara itu, harga emas Antam bergerak melemah cukup tajam pada pekan tersebut. Dari level Rp1.945.000 per gram di awal pekan, emas terkoreksi hingga Rp1.896.000 per gram, atau turun sekitar Rp49.000 per gram.

Pergerakan ini mengikuti tren emas global yang tertekan oleh arus masuk modal ke aset berisiko dan penguatan rupiah. Walau sempat mengalami rebound pada 14 Agustus, harga kembali melemah di akhir pekan akibat koreksi global.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meski emas tetap menjadi aset lindung nilai, minat investor lebih banyak mengalir ke saham dan obligasi seiring membaiknya sentimen global dan stabilitas domestik.

IHSG Menguat Hampir 5% Didukung Arus Dana Asing dan Aksi Koleksi Saham Big Caps

Sepanjang pekan 11–15 Agustus 2025, IHSG mencatat kenaikan tajam. IHSG naik sekitar +4,84% dan sempat menembus level psikologis 8.000, meski akhirnya ditutup di posisi 7.898,375 pada akhir pekan.

Pergerakan ini mencerminkan optimisme pasar yang kuat, ditopang oleh stabilitas makroekonomi domestik, dukungan regulator terhadap pasar modal, serta meningkatnya keyakinan investor terhadap fundamental emiten besar. Lonjakan kapitalisasi pasar dan rekor volume perdagangan di bursa semakin mempertegas kuatnya minat investor pada pekan tersebut.

Aktivitas transaksi pun terbilang sangat solid, dengan total nilai mencapai sekitar Rp 30,97 triliun dan rata-rata harian sebesar Rp 21,32 triliun. Investor asing menjadi motor utama dengan membukukan net buy Rp 6,67 triliun, jauh lebih besar dibanding pekan sebelumnya yang hanya ratusan miliar rupiah.

Arus dana asing ini menegaskan meningkatnya minat global terhadap aset Indonesia, sementara investor domestik justru mengambil posisi net sell dalam jumlah hampir setara.

Pada perdagangan terakhir pekan itu, investor asing masih mencatat tambahan net buy Rp 1,31 triliun, menandakan derasnya aliran modal masuk belum mereda.

Saham-saham unggulan seperti BBRI, BMRI, dan TLKM menjadi penggerak utama IHSG, disokong pula oleh sektor energi dan infrastruktur lewat BREN dan DSSA.

Dibandingkan dengan bursa regional Asia, kinerja IHSG termasuk paling impresif. Dalam hal ini, Nikkei 225 di Jepang naik sekitar +2,5% ke rekor tertinggi, sementara Hang Seng dan CSI 300 hanya mencatat kenaikan moderat sekitar 1,7–2,5%.

Sebagian bursa Asia lain bahkan sempat tertekan akibat data ekonomi Tiongkok yang lemah. Dengan demikian, IHSG berhasil tampil sebagai salah satu pasar paling atraktif di Asia pada pekan tersebut, berkat kombinasi arus modal asing dan aksi koleksi saham big caps domestik.

Arus Modal Asing Dorong Pasar SUN Tetap Kokoh di Tengah Sentimen Global

Sepanjang pekan 11–15 Agustus 2025, pasar Surat Utang Negara (SUN) Indonesia mencatat aliran dana asing masuk yang signifikan.

Bank Indonesia melaporkan adanya modal asing bersih masuk sebesar Rp 7,88 triliun ke SBN, yang menjadi bagian dari total arus masuk Rp 15,31 triliun di instrumen keuangan domestik.

Minat asing yang tinggi ini didukung oleh menurunnya premi risiko Indonesia, dengan CDS 5 tahun turun dari 73,78 bps ke 67,72 bps, menandakan persepsi risiko yang semakin mereda.

Aktivitas transaksi juga meningkat tajam, dengan nilai perdagangan surat utang lewat SPPA mencapai Rp 697,14 triliun hingga 14 Agustus, melonjak lebih dari 183% dibanding akhir 2024. Hal ini mencerminkan pasar obligasi yang semakin likuid dan diminati investor.

Dari sisi imbal hasil, pergerakan SUN bervariasi sepanjang pekan. Yield tenor 5 tahun naik 3,5 bps ke 5,909%, sementara tenor 10 tahun hanya naik tipis 0,7 bps ke 6,387% pada 15 Agustus.

Pergerakan ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor global dan domestik. Dari luar negeri, data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan sempat menekan harga obligasi global dan mendorong yield naik, sementara di dalam negeri penguatan rupiah dan prospek stabilitas makro menahan tekanan lebih lanjut.

Secara keseluruhan, pasar SUN pekan tersebut tetap kokoh, dengan dukungan arus modal asing dan fundamental domestik yang kuat, menjadikannya salah satu instrumen paling atraktif di kawasan.

Kenaikan Ekspektasi Fed dan Penguatan Dolar AS Tekan Harga Emas Global dan Antam

Sepanjang pekan 11–15 Agustus 2025, harga emas dunia (XAU) bergerak melemah sekitar 1–2%.

Penyebab utama pelemahan ini adalah keluarnya data inflasi produsen (PPI) AS yang lebih tinggi dari perkiraan, yakni 3,3% YoY (year-on-year), yang menurunkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga agresif oleh The Fed.

Kondisi ini mendorong imbal hasil obligasi AS naik dan memperkuat dolar, sehingga menekan minat investor terhadap emas sebagai aset non-yield. Walau sempat mendapat sedikit dukungan dari pelemahan dolar di pertengahan pekan, secara keseluruhan harga emas dunia tetap mencatat penurunan mingguan, mencerminkan berubahnya arah sentimen global.

Dampak tekanan harga emas global juga terasa di dalam negeri. Harga emas batangan Antam sepanjang pekan tersebut turun tajam sebesar Rp49.000 per gram, dari Rp1.945.000 pada Senin menjadi Rp1.896.000 pada Sabtu.

Pergerakan harian cukup fluktuatif. Harga emas dunia melemah pada awal pekan, sempat rebound tipis pada Kamis, lalu kembali anjlok pada Jumat dengan koreksi sekitar Rp24.000 per gram.

Penurunan ini mencerminkan kombinasi faktor eksternal—terutama sentimen global terkait kebijakan moneter AS—dan faktor domestik seperti menguatnya rupiah yang mengurangi tekanan harga emas lokal.

Dengan demikian, baik emas dunia maupun emas Antam sama-sama berada dalam tren turun pada pekan tersebut.

Rekomendasi Investasi

1. Jangka Pendek (≤ 1 tahun) – 40% dari total portofolio

  • Reksa Dana Pasar Uang: 70–90% dari porsi jangka pendek → 28–36% dari total portofolio
    • Ekspektasi Return: 4%–6% p.a.
    • Risiko: Rendah
    • Pertimbangan: Cocok untuk menjaga likuiditas dan mengantisipasi kebutuhan dana mendadak; volatilitas sangat minim dan aman dari fluktuasi pasar saham.
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap (durasi pendek): 10–30% dari porsi jangka pendek → 4–12% dari total portofolio
    • Ekspektasi Return: 6%–8% p.a.
    • Risiko: Rendah–moderat
    • Pertimbangan: Memberi imbal hasil sedikit lebih tinggi dari pasar uang dengan risiko masih terkontrol; diuntungkan bila tren suku bunga acuan cenderung turun.

2. Jangka Menengah (1–5 tahun) – 35% dari total portofolio

  • Reksa Dana Saham: 40–60% dari porsi jangka menengah → 14–21% dari total portofolio
    • Ekspektasi Return: 8%–12% p.a.
    • Risiko: Moderat–tinggi
    • Pertimbangan: Memanfaatkan peluang pertumbuhan pasar saham domestik yang ditopang arus modal asing, stabilitas makro, dan valuasi menarik.
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap: 20–40% dari porsi jangka menengah → 7–14% dari total portofolio
    • Ekspektasi Return: 6%–8% p.a.
    • Risiko: Moderat
    • Pertimbangan: Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kestabilan portofolio; sensitif terhadap arah pergerakan yield obligasi.
  • Reksa Dana Pasar Uang: 10–20% dari porsi jangka menengah → 3,5–7% dari total portofolio
    • Ekspektasi Return: 4%–6% p.a.
    • Risiko: Rendah
    • Pertimbangan: Sebagai buffer likuiditas untuk memanfaatkan peluang pasar atau mengantisipasi kebutuhan dana jangka meneng

3. Jangka Panjang  (> 5 tahun) – 25% dari total portofolio

  • Reksa Dana Saham: 60–80% dari porsi jangka panjang → 15–20% dari total portofolio
    • Ekspektasi Return: 10%–15% p.a.
    • Risiko: Tinggi
    • Pertimbangan: Fokus pada akumulasi pertumbuhan modal jangka panjang; cocok untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan ekonomi dan perusahaan besar Indonesia.
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap: 10–20% dari porsi jangka panjang → 2,5–5% dari total portofolio
    • Ekspektasi Return: 6%–8% p.a.
    • Risiko: Moderat
    • Pertimbangan: Menambah stabilitas portofolio di tengah fluktuasi saham; membantu mengamankan sebagian keuntungan.
  • Emas: 10–20% dari porsi jangka panjang → 2,5–5% dari total portofolio
    • Ekspektasi Return: 6%–10% p.a.
    • Risiko: Rendah–moderat
    • Pertimbangan: Sebagai aset safe haven untuk melindungi nilai portofolio dari inflasi dan risiko krisis global; cenderung stabil saat pasar saham dan obligasi volatil.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.

Top 5 Kinerja 1 Tahun Terakhir Reksa Dana Semua Jenis

market-update-data-kinerja-reksa-dana-1-tahun-terakhir

Top 5 Kinerja 1 Bulan Terakhir Reksa Dana Semua Jenis

market-update-kinerja-reksa-dana-1-bulan-terakhir

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

 

tanamduit team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile