fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Weekly Market Recap (13-17 Oktober 2025)

tanamduit Weekly Market Recap (13-17 Oktober 2025)

oleh | Okt 20, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.

Sebelum berinvestasi, yuk, kenali kondisi market pada pekan 13-17 Oktober 2025 dan tips investasinya melalui berita market update berikut!

Ringkasan Weekly Market Recap:

  • Saham Indonesia tertekan: IHSG turun 4,14% sepekan; reli Kamis tidak cukup menutup pelemahan di awal minggu.
  • Obligasi menguat: Yield SUN 10Y turun dari 6,25% ke 6,06% (harga naik); minat lelang dan narasi fiskal yang lebih terkelola menopang penguatan.
  • Emas masih unggul: Emas dunia (XAU) naik sekitar 5,8% secara mingguan, meski terkoreksi pada Jumat.
  • Valuta & global: DXY melemah tipis (-0,56%), tetapi USD/IDR justru melemah ke 16.580; UST10Y turun tipis 4,05% ke 4,01%. Minyak melemah (WTI/Brent).

Berikut adalah rangkuman kinerja indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi pada pekan 13-17 Oktober 2025, beserta data kinerja terbaru per tanggal 17 Oktober 2025.

market-update-tabel-weekly-market-recap-13-17-oktober-2025

Saham Indonesia: IHSG Turun 4,14%

Sepanjang pekan, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun 4,14% ke 7.915,66 (dari 8.257,86).

Indeks LQ45 juga melemah (sejalan dengan IDX30 −3,41% dan Bisnis27 −3,43%), dipicu menyusutnya selera risiko global akibat tensi tarif AS–China dan penilaian ulang jalur suku bunga dunia.

Arus jual asing di awal pekan menekan saham berkapitalisasi besar. Kamis (16/10), terjadi relief rally dipimpin bank (BBRI, BBCA, BMRI, BBNI), komoditas (AMMN, MDKA, BREN, DSSA), dan konsumsi/kesehatan (ICBP, INDF, CPIN, UNVR, KLBF)—didukung penguatan bursa Asia dan turunnya imbal hasil domestik.

Namun, Jumat (17/10), pasar kembali terkoreksi saat dolar AS dan yield UST “memantul”.

Penyumbang penurunan terbesar dalam pekan ini antara lain kelompok energi & bahan baku (mis. MEDC, PTBA, ADMR, PGAS) serta beberapa big caps yang sensitif suku bunga.

Surat Utang Negara (SUN) Menguat

Harga SUN menguat sepanjang pekan. Yield (imbal hasil) SUN 10Y turun sekitar 19 bps dari 6,247% ke 6,0565%. Kenaikan harga tercermin pada Indobex Government/Composite yang menguat.

Pendorong utama penguatan adalah: lelang SBN ada 10 Oktober yang kelebihan permintaan, narasi defisit APBN lebih terkendali (pasokan SBN tidak berlebih), serta ekspektasi suku bunga global yang lebih dovish (kecenderungan suku bunga turun).

Meski yield US Treasury sempat memantul naik pada Jumat (17/10), spread Indonesia yang menarik tetap menjaga minat investor di tenor menengah–panjang.

Rupiah dan Perbandingan dengan Regional Asia

Meski DXY (indeks dolar) melemah −0,56% dari 98,98 ke 98,43, namun rupiah melemah tipis (+0,18%) dari 16.550 ke 16.580.

Pelemahan rupiah ini disebabkan oleh faktor domestik: (i) hedging impor dan utang valas yang meningkat, (ii) arus keluar dari pasar saham di awal pekan, dan (iii) permintaan USD korporasi menjelang jatuh tempo pembayaran. Tekanan lokal ini menahan efek positif pelemahan dolar global.

Di Kawasan Asia, kinerja bercampur. SGD, JPY, PHP menguat terhadap USD (aliran dana ke mata uang defensif dan dukungan kebijakan). Sementara itu, MYR dan THB melemah tipis karena sentimen negara masing-masing (defisit neraca berjalan/pembiayaan dan arus keluar portofolio).

Ringkasnya, dinamika lokal membuat rupiah tertahan, meski lingkungan global relatif lebih “ramah”.

Emas Dunia (XAU) dan Emas Antam Menguat

Senin sampai Kamis, 13-16 Oktober, emas dunia (XAU) menguat sekitar 6,11% dari US$4.110,70 ke US$4.361,76. Penguatan ini terjadi berkat meningkatnya permintaan safe haven, ekspektasi suku bunga US oleh The Fed (menekan real yield), dan dolar yang lebih lemah.

Namun, di Jumat (17/10), harga berbalik turun −2,56% ke US$4.249,98 karena rebound DXY/UST dan profit-taking.

Meski demikian, nilai emas secara mingguan tetap naik +5,77% (dari US$4.018,30 pekan lalu).

Emas Antam mengikuti arah global; besaran perubahan dipengaruhi kurs rupiah dan spread ritel.

Pasar AS dan Dolar (Saham, UST, DXY)

Menjelang akhir pekan (16-17 Oktober), bursa saham AS melemah. Dow Jones turun 0,65% ke 45.952 dan Nasdaq turun 0,47% ke 22.563 (17/10).

Pada saat yang sama, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS (UST) 10 tahun naik lagi dari 3,96% ke 4,01% dan indeks dolar (DXY) menguat dari 98,27 ke 98,43.

Investor menjadi lebih hati-hati. Mereka memilih aset dolar/obligasi AS yang dianggap lebih aman. Alhasil, aset berisiko di negara berkembang (termasuk saham Indonesia) tertekan, dan harga emas sempat terkoreksi karena dolar dan imbal hasil AS menguat.

Minyak Global

Harga minyak dunia turun pekan lalu. WTI melemah dari US$58,90 ke US$58,27 (turun US$0,63 atau −1,1%). Sementara itu, Brent melemah dari US$62,73 ke US$61,29 (turun US$1,44 atau −2,3%).

Penurunan ini terjadi karena pasar khawatir permintaan melemah sementara pasokan untuk jangka pendek masih cukup banyak. Akibatnya, saham-saham energi cenderung tertekan. Namun, kabar baiknya, risiko inflasi jadi sedikit lebih rendah.

Factors to Watch

Yang paling perlu dipantau ke depan adalah arah dolar AS (DXY) dan imbal hasil US Treasury 10 tahun. Jika keduanya menurun, umumnya rupiah lebih stabil/menguat, harga SUN naik (yield turun), dan emas cenderung menguat. Namun, jika keduanya naik, efeknya berbalik.
⦁ Di dalam negeri, perhatikan keputusan suku bunga BI, inflasi, dan hasil lelang SBN. Defisit APBN yang terjaga dan lelang yang ramai berarti pasokan obligasi tidak menekan harga. Tambahkan pula “radar” untuk arus asing di saham/SBN serta headline global seperti tensi perdagangan AS–China dan pergerakan minyak.

Tips Investasi

⦁ Untuk reksa dana saham, pilih pendekatan investasi rutin bertahap (Dollar Cost Averaging/DCA). Fokus pada produk yang menekankan big caps dan kualitas fundamental—bank besar, konsumen, dan telekomunikasi—dengan horizon ≥3 tahun. Saat pasar bergejolak, siapkan sedikit kas agar bisa menambah di saat koreksi.
Reksa dana pendapatan tetap dan campuran yang didominasi oleh portofolio obligasi diuntungkan ketika yield SUN menurun; utamakan memilih produk yang durasi obligasinya aktif dikelola oleh manajer investasi. Jika yield SUN turun, maka idealnya portfolio obligasi di-rebalance dengan memilih obligasi jangka panjang.
Reksa dana pasar uang tetap cocok sebagai tempat parkir dana jangka pendek.
⦁ Untuk emas (XAU/Antam), fungsinya sebagai pelindung nilai. Simpan porsi inti 5–10% dari portofolio, beli secara bertahap.
⦁ Untuk SBN: Manfaatkan kesempatan berinvestasi di ORI028 yang sedang dalam masa penawaran sampai 23 Oktober 2025.
– ORI028 tenor 3 tahun menawarkan kupon 5,35% dan tenor 6 tahun kupon 5,65%.
– Kemungkinan BI Rate yang akan turun berpotensi menaikkan harga ORI028.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi. Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisis, proyeksi, maupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi bukan merupakan indikasi kinerja di masa mendatang, karena kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk kinerja masa depan.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

 

tanamduit team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile