tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market pada pekan 19-22 Agustus dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Weekly Market Recap:
- IHSG Terkoreksi, SUN Stabil, Emas Naik: Sinyal Jangka Panjang atau Hanya Euforia?
- IHSG Terkoreksi, SUN Stabil, Emas Naik: Efek BI Rate dan Sentimen Global
- Emas Menguat di Tengah Dovish Fed dan Penurunan BI Rate
- SUN Stabil, Yield Tenang: BI dan Global Jadi Motor Utama
Berikut adalah rangkuman kinerja indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi pada pekan 19-22 Agustus 2025, beserta data kinerja terbaru per tanggal 22 Agustus 2025.
IHSG Terkoreksi, SUN Stabil, Emas Naik: Sinyal Jangka Panjang atau Hanya Euforia?
Pada minggu 18–22 Agustus 2025, pasar keuangan Indonesia dipengaruhi kombinasi faktor global dan nasional.
Dari luar negeri, sinyal pelonggaran kebijakan moneter The Fed memberi angin segar bagi aset berisiko. Sementara itu, di dalam negeri, ekspektasi penurunan lanjutan suku bunga Bank Indonesia menopang keyakinan investor. Hal ini tercermin dari IHSG yang relatif stabil dan yield SUN tenor 10 tahun yang terkonsolidasi di kisaran rendah 6,33%-6,52%, menandakan permintaan terhadap obligasi pemerintah tetap solid.
Harga emas juga menjadi sorotan. Emas Antam naik sekitar Rp22.000 sepanjang pekan, mendekati Rp1,92 juta per gram. Kenaikan ini sejalan dengan kenaikan harga emas global (XAU) yang mendapat dorongan dari sentimen safe-haven. Peningkatan ini memperlihatkan bahwa meski pasar saham bergerak hati-hati, investor tetap mencari perlindungan di aset emas, baik domestik maupun global.
Faktor-faktor tersebut sebagian bersifat temporer, dipengaruhi ekspektasi kebijakan moneter dan sentimen global. Namun, bila tren penurunan suku bunga berlanjut dan ketidakpastian global masih tinggi, dampaknya bisa bertransformasi menjadi penggerak jangka menengah hingga panjang—mendorong aliran dana asing ke pasar SUN dan saham, sekaligus menjaga daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. (Bisnis, Liputan-6, Trading Economics)
IHSG Terkoreksi, SUN Stabil, Emas Naik: Efek BI Rate dan Sentimen Global
Pasar keuangan Indonesia bergerak dinamis di tengah kombinasi faktor global dan domestik pada pekan 18-22 Agustus 2025. IHSG sempat fluktuatif, namun berakhir melemah tipis 0,50% ke level 7.858,85 akibat aksi ambil untung.
Meski begitu, aliran dana asing masih tercatat masuk Rp2,73 triliun, menunjukkan minat yang tetap kuat. Salah satu penopang utama adalah keputusan Bank Indonesia memangkas BI Rate dari 5,25% menjadi 5,00%, yang memberi sinyal pelonggaran moneter dan dukungan terhadap likuiditas pasar.
Dampak penurunan suku bunga juga terlihat pada pasar obligasi. Yield SUN tenor 10 tahun bergerak stabil di kisaran 6,3–6,5% dengan nilai transaksi tetap solid, menandakan permintaan investor tetap tinggi.
Investor melihat imbal hasil SUN masih menarik di tengah tren suku bunga domestik yang lebih rendah. SUN tetap menjadi pilihan bagi aliran dana asing maupun investor institusional domestik.
Sementara itu, harga emas dunia (XAU) dan emas Antam turut menguat. Emas Antam naik sekitar Rp22.000 per gram sepanjang pekan ke Rp1,916 juta, mengikuti tren emas global yang didorong oleh ekspektasi kebijakan dovish The Fed serta meningkatnya permintaan safe-haven di tengah ketidakpastian geopolitik.
Faktor-faktor ini sebagian temporer karena dipicu sentimen jangka pendek. Namun, penurunan BI Rate dan potensi pelonggaran The Fed memberi dampak lebih panjang, memperkuat daya tarik IHSG dan SUN, sekaligus menjaga emas sebagai aset lindung nilai jangka menengah. (Bisnis, Liputan-6)
Emas Menguat di Tengah Dovish Fed dan Penurunan BI Rate
Sepanjang minggu 18–22 Agustus 2025, harga emas dunia (XAU) bergerak menguat. Penguatan ini didorong ekspektasi kebijakan moneter The Fed yang lebih dovish serta ketidakpastian geopolitik global yang meningkatkan permintaan aset safe-haven.
Tren ini juga tercermin di dalam negeri, di mana harga emas Antam naik sekitar Rp22.000 per gram dalam sepekan, dari Rp1.894.000 menjadi Rp1.916.000. Penurunan BI Rate oleh Bank Indonesia dari 5,25% menjadi 5,00% turut memberikan sentimen tambahan karena membuat emas semakin menarik sebagai aset lindung nilai dibanding instrumen berbunga.
Melihat ke depan, harga emas diproyeksikan tetap solid hingga akhir 2025. Jika The Fed benar-benar melonggarkan suku bunga di paruh kedua tahun ini, emas dunia berpotensi bergerak stabil di level tinggi. Sementara itu, harga emas Antam bisa mendekati Rp2 juta per gram.
Namun, jika ketidakpastian global mereda dan investor kembali agresif di aset berisiko, kenaikan emas bisa tertahan.
Dengan demikian, emas tetap akan menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari keamanan, terutama dalam kondisi pasar yang masih penuh gejolak.
SUN Stabil, Yield Tenang: BI dan Global Jadi Motor Utama
Pada pekan 18–22 Agustus 2025, yield SUN tenor 10 tahun bergerak relatif stabil, mencatat 6,36 %–6,37 %, turun dari awal pekan (sekitar 6,39 %) lalu naik sedikit menjelang akhir pekan (6,37 %).
Stabilitas ini didukung oleh keputusan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga, serta sentimen global yang lebih dovish dan permintaan investor terhadap aset aman.
Transaksi SUN tercatat sekitar Rp135.3 triliun dan investor asing tercatat melakukan net buy pada SUN atau SBN sepanjang periode itu, menambah kepercayaan pasar.
Meski angka pastinya tidak disebutkan secara eksplisit untuk periode 18–22 Agustus, laporan mengindikasikan tren positif dari calon investor global terhadap instrumen SBN.
Dengan likuiditas yang tinggi dan yield yang menarik, SUN tetap menjadi target strategis bagi investor, terutama dalam konteks moneter yang longgar. Inilah yang menjadikan SUN sebagai instrumen stabil dan diminati di tengah dinamika pasar global dan domestik saat ini.
Rekomendasi Investasi
1. Jangka Pendek (≤ 1 tahun) – fokus likuiditas & kestabilan
Alokasi total portofolio: 30-40%
- RD Pasar Uang (30-35%)
- Ekspektasi Return: 4%–6% p.a.
- Risk: Rendah (mirip deposito, fluktuasi minim).
- RD Pendapatan Tetap durasi pendek (5–10%)
- Expected Return: 6–8% p.a.
- Risk: Rendah–Sedang (sensitif suku bunga, tapi minim).
- SBN jangka pendek (5–10%)
⦁ Expected Return: 6–6,5% kupon tetap
⦁ Risk: Rendah (dijamin pemerintah, fluktuasi harga terbatas jika tenor pendek).
- Emas: – (tidak disarankan untuk horizon pendek).
2. Jangka Menengah (1–5 tahun) – seimbang, mulai tambah risiko
Alokasi total portofolio: 30-40%
- Reksa Dana Saham (40–60%)
- Expected Return: 10–14% p.a.
- Risk: Tinggi (fluktuasi besar, tapi potensi tinggi).
- RD Pendapatan Tetap (10–15%)
- Expected Return: 10–14% p.a.
- Risk: Sedang (sensitif suku bunga & pasar obligasi).
- SBN tenor menengah 3–5 tahun (5–10%)
- Expected Return: 6–7% kupon tetap.
- Risk: Rendah–Sedang (relatif aman, likuid di pasar sekunder).
- Emas: – (opsional, tapi belum utama).
3. Jangka Panjang (> 5 tahun) – pertumbuhan & proteksi inflasi
Alokasi total portofolio: 20–30%
- RD Saham (10–15%)
- Expected Return: 10–15% p.a.
- Risk: Tinggi (tapi jangka panjang cenderung positif).
- RD Pendapatan Tetap (5–10%)
- Expected Return: 7–9% p.a.
- Risk: Sedang.
- Emas (5-10%)
- Expected Return: 5–7% p.a. (lebih sebagai lindung nilai, bukan untuk imbal hasil).
- Risk: Sedang–Tinggi (fluktuasi harga global tinggi, tapi lindungi dari inflasi & pelemahan Rupiah).
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
Top 5 Kinerja 1 Bulan Terakhir Reksa Dana Semua Jenis
Top 5 Kinerja 1 Tahun Terakhir Reksa Dana Semua Jenis
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisis, proyeksi, maupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi bukan merupakan indikasi kinerja di masa mendatang, karena kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk kinerja masa depan.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.