tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market pada pekan 22-26 September 2025 dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Weekly Market Recap:
- BI all-out stabilisasi rupiah. BI siap intervensi (valas/NDF/SBN); rupiah Rp16.730/USD (0,84% WoW).
 - IHSG tetap tinggi, rotasi tema berlanjut. Tutup pekan di 8.099,33 (+0,60% WoW). Indeks unggulan mixed. Sektor pendorong: Industrials, Materials, Energy.
 - Emas jadi bantalan portofolio. Emas global sempat rekor ~US$3.790/oz (23 Sep) dan bertahan tinggi.
 - Obligasi: imbal hasil 10Y (obligasi bertenor 10 tahun) naik tipis. Aktivitas pendapatan tetap bertambah; pendanaan YTD ekosistem obligasi ~Rp895T.
 - Cukai rokok 2026 tidak naik. Sentimen positif jangka pendek untuk emiten terkait (ruang margin), namun tetap perlu seleksi lebih lanjut.
Berikut adalah rangkuman kinerja indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi pada pekan 22-26 September 2025, beserta data kinerja terbaru per tanggal 26 September 2025. 
BI “All-Out” Jaga Rupiah; Isu Suku Bunga USD Deposito BUMN Ditepis Kemenkeu
BI menyatakan akan memakai seluruh instrumen (intervensi spot/NDF, SBN) secara “berani” untuk menahan pelemahan rupiah.
Di lapangan, rupiah bergerak di Rp16.590-Rp16.730/USD (0,84% WoW (Week-on-Week atau secara mingguan)), sementara pasar masih “menguji” komitmen stabilisasi pasca pemangkasan suku bunga pekan sebelumnya. Intinya, koordinasi BI–Kemenkeu ditegaskan, sementara pemerintah menepis isu “perintah” menaikkan suku bunga deposito USD bank BUMN—keputusan bisnis bank dan sedang dievaluasi.
Implikasi ke investor ritel: volatilitas rupiah dapat memicu rotasi sementara ke aset defensif (emas, sebagian consumer staples) dan membuat investor pendapatan tetap lebih berhati-hati pada durasi panjang. (Reuters, Investing)
Saham & Emas: IHSG Tetap Tinggi; Indeks Unggulan Mixed, Emas Jadi Penyeimbang
IHSG pekan 22–26 Sep ditutup di 8.099,333 (+0,60% WoW; range 8.005–8.169).
Indeks unggulan campur aduk: IDX30 421,507 (-0,25%), BISNIS-27 526,523 (-0,41%), SRI-KEHATI 370,157 (-0,82%). Sisi syariah justru kuat, dengan ISSI 281,921 (+1,22%). Sektor pendorong: Industrials (+7,79%), Basic Materials (+5,11%), Energy (+4,71%).
Makna: rotasi tematik masih berjalan; likuid big caps belum tentu out-perform semua tema.
Emas Tetap Jadi Bantalan
Pada 23 September 2025 lalu, harga emas global sempat mencetak rekor sekitar US$3.790/oz dan bertahan tinggi. Emas cocok sebagai diversifikasi saat rupiah bergejolak.
“Taktik” untuk investor ritel: pertimbangkan ekuitas (saham) lewat tema sektoral (industrials/ materials/energy), gunakan IDX30 untuk likuiditas, BISNIS-27/SRI-KEHATI untuk tema kualitas/ESG, ISSI bagi preferensi syariah, imbangi dengan porsi emas. (Reuters, IDX Weekly, Investing)
Obligasi: Yield 10Y Naik Nyata Sepekan Meski BI Memangkas Suku Bunga
Indo 10Y dalam sepekan bergerak 6,333% → 6,431% (≈ +9,8 bps), searah US 10Y yang 4,174% → 4,187% (≈ +1,3 bps). Indeks harga obligasi (Indobex) relatif stabil sehingga tekanan utama bersumber dari ujung tenor panjang (premi risiko kurs & acuan global), bukan pelemahan menyeluruh harga.
Implikasi: Untuk saat ini, prioritaskan obligasi durasi pendek–menengah, tambah durasi panjang bertahap ketika rupiah lebih tenang. (IDX, PHEI)
Kebijakan Cukai Rokok 2026 Tak Naik: Sentimen Campuran untuk Consumer
Pemerintah menyatakan cukai rokok tidak berubah pada 2026. Sisi positif: berpotensi meredakan tekanan biaya dan memberi “nafas” margin di segmen rokok.
Sisi lain: keputusan ini bisa memunculkan diskusi pro-kontra soal kesehatan publik dan penerimaan negara. Bagi pasar, kabar ini lazimnya positif jangka pendek untuk emiten terkait, tapi tetap perlu menyaring dengan fundamental masing-masing. (Reuters)
Katalis Pasar yang Perlu Dicermati
(Factors to Watch)
⦁ Komunikasi BI & stabilisasi rupiah: frekuensi intervensi (spot/NDF/SBN), aliran valas, dan arahan lanjutan pasca penurunan suku bunga.
⦁ Arah UST & data AS: inflasi, tenaga kerja, dan pricing pemangkasan The Fed yang menggeser global risk premium.
⦁ Musim laba emiten (Q3–Q4): bukti keberlanjutan pertumbuhan sektor industrials/materials/energy vs tekanan margin consumer.
⦁ Harga komoditas kunci: emas, nikel, batu bara, minyak; dampaknya ke trade balance, rupiah, dan kinerja sektor terkait.
⦁ Eksekusi fiskal & agenda regulasi: realisasi belanja prioritas, penerbitan/likuiditas SBN (termasuk ritel), serta kebijakan sektoral (mis. cukai, hilirisasi).
Rekomendasi Strategi Investasi
Jangka Pendek (≤1 tahun)
Reksa Dana Pasar Uang:
- Jadi parking utama saat IDR masih bergejolak. Cari portofolio yang dominan seri obligasi pemerintah ≤1 tahun dan deposit/instrumen pasar uang bank besar.
 
Emas:
- ⦁ Alokasi 5–10% dari portofolio sebagai lindung nilai; lakukan beli berkala agar tidak kejar harga saat tinggi.
 
Jangka Menengah (1 – 5 tahun)
Reksa Dana Pendapatan Tetap:
- Dengan target durasi portofolio 1-2,5 tahun (pendek), dapat averaging-in saat Indo 10Y “naik tipis”—hindari lonjakan durasi sampai volatil nilai tukar mereda.
 - Selanjutnya, naikkan porsi Pendapatan Tetap ke durasi ±3–5 tahun (menengah) secara bertahap bila rupiah stabil/imbal hasil AS cenderung datar-turun. Bisa pakai strategi “barbel sederhana”: sebagian durasi pendek + sebagian menengah.
 
Reksa Dana Indeks:
- Beli berkala: IDX30 (likuid), ISSI (syariah), BISNIS-27/SRI-KEHATI (kualitas/ESG). Tambah saat pasar terkoreksi 3–5%.
 
SBN terdekat – ORI028 (fixed rate):
⦁ Periode penawaran 29 Sep–23 Okt 2025; Pegang sampai mendekati jatuh tempo untuk kupon stabil; jika 6–12 bulan ke depan imbal hasil turun tajam dam harga naik, dapat realokasi sebagian ke RD pendapatan tetap untuk mengunci kenaikan.
Emas:
⦁ Sebagai diversifikasi risiko inflasi/nilai tukar dan penyeimbang siklus. Alokasi 5–10% dari portofolio.
Jangka Panjang (> 5 tahun)
Reksa Dana Indeks:
- Utamakan reksa dana indeks saham IDX30 atau ISSI (syariah); tambah indeks BISNIS-27/SRI-KEHATI untuk kualitas/ESG) dengan beli berkala disiplin dan lakukan penyeimbangan ulang tahunan.
 
Reksa Dana Saham:
- Lalu, tambah reksa dana saham aktif bertema struktural Indonesia (hilirisasi & infrastruktur, konsumsi kelas menengah, digital/efisiensi) sebagai satelit; terapkan beli berkala disiplin, rebalance tahunan, tambah porsi saat rupiah stabil & imbal hasil turun, dan evaluasi alpha & drawdown minimal setahun sekali.
 
Reksa Dana Pendapatan Tetap:
- Jadi “penyeimbang siklus”. Naikkan durasi saat fase suku bunga global melandai dengan target durasi portofolio 4–7 tahun.
 
Emas:
⦁ Strategis 5–10% jangka panjang untuk lindung nilai inflasi/nilai tukar USD; pertahankan sebagai satelit, bukan return engine utama.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi. Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan. Kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.
Kamus Investor:
⦁ NDF (Non-Deliverable Forward): kontrak lindung nilai kurs tanpa serah uang fisik; dipakai BI untuk meredam gejolak rupiah. Penting: bisa menahan volatilitas jangka pendek di pasar valas.
⦁ Indobex (Composite, Government, dan Corporate): indeks harga obligasi Indonesia (gabungan, SBN pemerintah, dan korporasi). Penting: naik/turun Indobex mencerminkan kinerja pasar obligasi harian/mingguan.
⦁ Imbal hasil 10Y (Yield 10 Tahun): persentase “hasil” obligasi acuan tenor 10 tahun (RI/AS). Penting: yield naik → harga obligasi turun (dan sebaliknya); jadi barometer arah kurva.
⦁ BPS (basis point) → 0,01%. Contoh +10 bps = +0,10%. Penting: satuan standar untuk mengukur perubahan yield/biaya dana secara presisi.
⦁ ISSI / BISNIS-27 / SRI-KEHATI: keluarga indeks saham tematik: ISSI = syariah; BISNIS-27 = 27 saham likuid & berkualitas; SRI-KEHATI = fokus ESG/kualitas. Penting: pilih indeks sesuai preferensi (syariah, likuiditas, ESG) saat berinvestasi via reksa dana indeks/tematik.
Top 5 Kinerja 1 Tahun Terakhir Reksa Dana Semua Jenis
Top 5 Kinerja 1 Bulan Terakhir Reksa Dana Semua Jenis
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisis, proyeksi, maupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi bukan merupakan indikasi kinerja di masa mendatang, karena kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk kinerja masa depan.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.
				



