tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.
Sebelum berinvestasi, yuk, kenali kondisi market pada pekan 24-28 November 2025 dan tips investasinya melalui berita market update berikut!
Ringkasan Weekly Market Recap:
- Market Risk-On: Pasar pekan 24–28 November 2025 bergerak positif dengan IHSG naik 1,12% ditopang pelemahan dolar dan turunnya yield global, sementara emas dan minyak ikut reli.
- IHSG naik 1,1% dengan lonjakan transaksi awal pekan dan net buy asing Rp992 miliar yang mengalir terutama ke saham bank dan telko.
- Emas naik 4,05% ke US$4.231/oz berkat dolar melemah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.
- Saham AS: Dow Jones dan Nasdaq reli masing-masing 3,2% dan 4,9% ditopang optimisme pemangkasan suku bunga AS dan turunnya yield UST 10Y.
- Factors to Watch: Arah suku bunga The Fed dan BI, pergerakan UST & DXY, harga komoditas, serta tensi geopolitik menjadi katalis utama jelang akhir tahun.
- Rekomendasi Investasi: Jaga portofolio seimbang dengan akumulasi RD saham blue-chip saat koreksi dan DCA emas sebagai lindung nilai jangka panjang.
Market Risk-On: IHSG Menguat, Yield SUN Naik, Emas Melonjak di Tengah Dolar Melemah
Pekan 24–28 November 2025 ditandai sentimen positif di pasar keuangan, dengan IHSG naik 1,12% ke 8.508 meski sebagian indeks lain seperti IDX30, Bisnis27, dan SRI Kehati masih terkoreksi sehingga reli lebih didorong saham berkapitalisasi besar. Dari global, pelemahan dolar AS (DXY −0,72%) dan turunnya yield UST 10Y memicu penguatan rupiah dan aset berisiko, sementara SUN domestik justru mengalami kenaikan yield tipis akibat kebutuhan premi risiko dalam negeri. Sentimen risk-on ini juga mengangkat emas melesat 4,1% ke US$4.231/oz dan minyak naik sekitar 2%. Secara umum, kombinasi dolar melemah, penurunan yield global, serta arus likuiditas ke emerging markets menjadi pendorong pasar, sementara obligasi Indonesia bergerak lebih hati-hati mengikuti dinamika inflasi domestik dan permintaan yield. (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia, PHEI, Investing)
IHSG Menguat Tipis, Asing Masuk Besar di Awal Pekan
IHSG naik 1,1% ke 8.509 pada pekan 24–28 November 2025, ditopang reli awal pekan saat sentimen global membaik dan transaksi melonjak hingga menembus Rp100 triliun. Namun, indeks lain seperti IDX30, SRI Kehati, dan Bisnis27 terkoreksi karena tekanan di saham komoditas dan siklikal.
Asing net buy sekitar Rp992 miliar sepekan, didorong arus masuk besar ±Rp3,15 triliun pada 24 November, sebelum berbalik net sell di sisa hari akibat profit-taking dan volatilitas global. Saham yang paling diburu adalah bank besar (BBRI, BMRI, BBCA) dan telko (TLKM), komoditas banyak dilepas.
Secara keseluruhan, IHSG bergerak stabil dengan dukungan sektor perbankan, namun ruang penguatan masih terbatas karena fluktuasi UST dan dolar AS membuat investor lebih selektif. (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia, Kontan, Bisnis, Reuters)
Emas Naik 4% Sepekan, Ditopang Dolar Melemah dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga
Harga emas dunia (XAU) menguat sekitar 4,05% pada pekan 24–28 November 2025, naik dari US$4.066 ke US$4.231/oz. Katalis utama adalah pelemahan dolar AS dan turunnya yield US Treasury 10Y, yang meningkatkan minat pada aset safe haven, ditambah permintaan bank sentral yang tetap kuat. Reli ini bersifat fundamental karena didorong ekspektasi pasar bahwa The Fed semakin dekat pada fase pemangkasan suku bunga.
Beberapa analis global per November 2025 memperkirakan harga emas tetap bullish dalam 12 bulan ke depan, dengan konsensus bergerak di kisaran US$4.000–4.500/oz. Laporan TD Securities menilai emas akan stabil kuat di area US$4.000–4.200/oz didorong turunnya suku bunga riil, sementara Deutsche Bank memproyeksikan potensi menuju US$4.400–4.900/oz jika The Fed memangkas suku bunga lebih cepat dan permintaan bank sentral tetap tinggi. Analis dari Reuters dan Investing.com menegaskan tren kenaikan masih didukung pelemahan dolar AS dan ketidakpastian geopolitik.
Wall Street Menguat, Yield Turun, Dolar Melemah
Wall Street reli kuat pada pekan 24–28 November 2025: Dow Jones +3,2% dan Nasdaq +4,9%, didorong optimisme pemangkasan suku bunga The Fed pada 2026 dan solidnya kinerja saham teknologi besar. Lonjakan ini bersifat cukup fundamental karena pasar merespons data inflasi AS yang mulai mendingin dan panduan laba yang masih positif. (Reuters, Investing, Trading Economics)
Yield US Treasury 10Y turun ke 4,02% (−1,08% w/w), sementara DXY melemah ke 99,46 (−0,72%), mencerminkan pergeseran investor ke aset berisiko dan ekspektasi suku bunga AS tidak akan naik lagi. Tekanan dolar yang menurun juga memicu rotasi ke emerging markets dan komoditas.
Bagi Indonesia, kombinasi Wall Street menguat, yield UST turun, dan dolar melemah cenderung positif untuk IHSG dan pasar obligasi karena risiko global mereda dan arus modal asing berpotensi kembali. Namun analis global menilai reli ini bisa memicu fluktuasi jangka pendek jika data inflasi berikutnya mengecewakan atau ekspektasi The Fed berubah.
Factors to Watch
- Menjelang akhir 2025, arah pasar sangat dipengaruhi oleh kebijakan The Fed dan Bank Indonesia, terutama sinyal waktu penurunan suku bunga yang akan menentukan arus modal, Rupiah, dan minat terhadap aset risiko.
- Selain itu, pergerakan yield US Treasury 10Y, kekuatan dolar AS (DXY), serta data inflasi & ekonomi AS–Indonesia menjadi katalis utama yang memengaruhi IHSG, SUN, dan emas.
- Dari sisi global, perubahan harga komoditas (emas, minyak, batu bara, nikel) dan tensi geopolitik juga bisa menggerakkan sentimen pasar dalam waktu cepat.
Tips Investasi
Investor Reksa Dana
- Untuk menghadapi dinamika pasar, strategi yang paling bijak adalah menjaga portofolio seimbang: tetap menempatkan sebagian dana pada reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap untuk stabilitas, sambil akumulasi bertahap reksa dana saham blue-chip ketika terjadi koreksi menjelang window dressing.
- Fokus pada sektor perbankan, telekomunikasi, dan consumer yang cenderung lebih tahan terhadap volatilitas dan menjadi tujuan utama arus asing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi. Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisis, proyeksi, maupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi bukan merupakan indikasi kinerja di masa mendatang, karena kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk kinerja masa depan.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.


