tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.
Sebelum berinvestasi, yuk, kenali kondisi market pada pekan 17-21 November 2025 dan tips investasinya melalui berita market update berikut!
Ringkasan Weekly Market Recap:
- IHSG menguat tipis didorong saham bank dan telko, ditopang net buy asing hampir Rp3 triliun.
- SUN melemah tipis, yield naik kecil mengikuti kenaikan yield global; asing net sell SBN.
- Emas melemah stabil, tertekan dolar & UST, namun tren jangka panjang tetap positif.
- Wall Street melemah, big tech terkoreksi; investor global lebih berhati-hati.
- Factors to Watch: The Fed & BI, yield UST, DXY, inflasi, arus asing, dan harga komoditas.
Berikut adalah rangkuman kinerja indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi pada pekan 17-21 November, beserta data kinerja terbaru per tanggal 24 November 2025.
IHSG Menguat Tipis, Didukung Bank & Telko
IHSG naik tipis 0,52% ke 8.414 sepanjang 17–21 November, dengan transaksi sekitar Rp106,8 triliun. Pergerakan cukup fluktuatif mengikuti sentimen global, namun bank besar (BBRI, BMRI, BBCA) dan telko (TLKM) menjadi penopang utama. Sementara itu, komoditas dan siklikal terkoreksi akibat penurunan harga komoditas dunia dan aksi ambil untung.
Investor asing mencatat net buy hampir Rp3 triliun, dengan aliran terbesar pada 19–20 November. Akumulasi asing berfokus pada bank besar, telko, dan beberapa consumer goods. Menjelang akhir pekan, arus menjadi lebih hati-hati karena pasar global menunggu data ekonomi AS dan arah imbal hasil US Treasury.
Menuju akhir 2025, IHSG berpeluang naik ke 8.450–8.550, ditopang window dressing, arus modal asing, dan kekuatan sektor perbankan/telko. Namun potensi penguatan tetap terbatas karena sentimen global masih campuran dengan UST 4,1% dan DXY 100 yang membuat risk-on tidak terlalu agresif. (CNBC Indonesia, Bloomberg Technoz, Bisnis)
SUN Melemah Tipis di Tengah Kenaikan Yield Global
Yield SUN naik tipis minggu ini, dengan tenor 10Y dari 6,16% ke 6,18%, sehingga harga obligasi terkoreksi ringan (Indobex Government −0,05% w/w). Aktivitas tetap tinggi dengan transaksi harian Rp16–31 triliun, menandakan pasar masih aktif meski dalam fase konsolidasi setelah penurunan yield awal bulan.
Asing tercatat net sell SBN sepanjang minggu, tertekan naiknya yield UST (10Y mendekati 4,15%) dan dolar yang stabil di area 99–100, membuat minat ke obligasi emerging markets lebih hati-hati. Inflasi domestik Oktober yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan membuat pasar meminta premi yield yang lebih tinggi, meski domestik investor tetap menjadi penyangga stabilitas pasar. (PHEI, CNBC Indonesia, Bloomberg Technoz, Bank Indonesia)
Emas Melemah Stabil, Dipengaruhi Dolar & Ekspektasi Fed
Harga emas dunia (XAU/USD) sedikit melemah 0,34% w/w ke US$4.066/oz pada periode 17–21 November 2025. Tekanan berasal dari penguatan dolar AS dan kenaikan ringan yield UST, yang mengurangi daya tarik aset tanpa bunga seperti emas. Meski demikian, analis global (Reuters, Investing, Trading Economics) melihat tren jangka panjang masih positif seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada 2026 dan permintaan kuat dari bank sentral.
Harga emas Antam mengikuti pola XAU namun koreksinya lebih terbatas karena Rupiah melemah ke 16.600–16.700, sehingga melemahnya XAU tertahan oleh faktor kurs. Ke depan, harga Antam akan sangat dipengaruhi arah dolar AS dan kebijakan The Fed.
Wall Street Melemah, Sentimen Global Cenderung Hati-Hati
Wall Street bergerak turun selama 17–21 November: Dow Jones −1,9%, Nasdaq −2,7%, tertekan profit-taking pada big tech seperti Nvidia, Tesla, Meta, dan Alphabet. Investor global mulai mengurangi risiko karena kekhawatiran bahwa pemangkasan suku bunga The Fed bisa lebih lambat. (Reuters, Bloomberg, Trading Economics, Investing)
Sementara itu, yield US Treasury 10Y turun dari 4,15% ke 4,06%, menunjukkan perpindahan dana ke obligasi sebagai safe-haven. DXY justru menguat ke sekitar 100, mencerminkan sikap berhati-hati menjelang rilis data penting AS. Kombinasi ini menciptakan suasana risk-off ringan.
Bagi Indonesia, kondisi ini berarti IHSG cenderung bergerak terbatas dengan rotasi ke saham defensif (bank, telko). Sementara SUN relatif stabil karena penurunan UST menjaga spread tetap menarik bagi investor.
Factors to Watch
- Kebijakan suku bunga The Fed & Bank Indonesia; penentu utama arus modal, Rupiah, dan risk appetite.
- Yield UST 10Y dan DXY; kunci pergerakan SUN, XAU, dan saham global.
- Inflasi & pertumbuhan ekonomi AS–Indonesia; menentukan ekspektasi suku bunga.
- Arus dana asing ke IHSG & SBN; sensitivitas tinggi menjelang akhir tahun.
Tips Investasi
- Reksa Dana: Jaga portofolio seimbang; gunakan reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap untuk stabilitas, sambil akumulasi bertahap reksa dana saham blue-chip ketika koreksi menjelang window dressing.
- Emas: Tetap akumulasi bertahap (DCA) saat harga melemah; tren menengah–panjang masih positif selama suku bunga riil menurun dan dolar tidak menguat berlebihan.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi. Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisis, proyeksi, maupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi bukan merupakan indikasi kinerja di masa mendatang, karena kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk kinerja masa depan.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.


