Bagi investor yang telah lama berkecimpung di pasar modal, volatilitas adalah salah satu istilah yang familiar. Istilah ini berkaitan dengan ketidakpastian ataupun risiko atas perubahan harga suatu instrumen di pasar modal.
Investor juga mengenal volatilitas sebagai market mood, karena tinggi-rendahnya akan mempengaruhi tingkat harga di market. Semakin tinggi nilainya, maka semakin cepat pula pergerakan atau perubahannya.
Yuk, kita kupas tuntas mengenai volatilitas, mulai dari pengertian, jenis, penyebab, dan dampaknya bagi investor maupun pasar secara keseluruhan pada artikel berikut!
Pengertian Volatilitas (Volatility)
Volatilitas adalah ukuran perubahan statistik suatu harga sekuritas dalam periode tertentu. Sekuritas yang dimaksud umumnya saham ataupun valuta asing (valas). Jika tingkat volatilitas tinggi, maka harga instrumen investasi bisa naik dalam waktu cepat, namun bisa tiba-tiba turun dengan cepat juga.
Hal ini dapat memunculkan selisih yang sangat besar antara harga tertinggi dan terendah. Sebaliknya, kalau harga suatu instrumen stabil, artinya tingkat volatility-nya rendah.
Di pasar saham sendiri, istilah ini sering memunculkan kesalahpahaman. Sederhananya, volatilitas adalah kisaran perubahan harga dari sebuah instrumen investasi dalam periode tertentu.
Volatility juga dapat kita jadikan sebagai acuan untuk memperkirakan peluang maupun risiko. Selain itu, istilah ini juga berkaitan dengan beta dan deviasi standar.
Tingkat volatilitas saham berasal dari perhitungan deviasi standar tahunan yang ditujukan untuk mengukur risiko pada periode berikutnya. Seorang trader berpengalaman yang ingin mendapatkan keuntungan dari investasi saham dalam waktu singkat cenderung akan memilih saham dengan tingkat volatility tinggi.
Saham yang volatile umumnya bisa melambung dalam waktu singkat, meskipun risiko kerugiannya juga tinggi.
Baca juga: Mengenal Pasar Modal: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya
Penyebab Terjadinya Volatilitas
1. Kinerja Perusahaan
Penyebab naik-turunnya harga saham salah satunya berasal dari kinerja dan kegiatan yang dilakukan perusahaan masing-masing. Misalnya peluncuran produk baru mendapat sambutan baik sehingga dapat meningkatkan angka penjualan dan pendapatan perusahaan.
Berita positif mengenai perusahaan dapat menjadi efek domino yang baik, seperti meningkatnya kepercayaan investor untuk membeli saham perusahaan. Peningkatan volume pembelian dapat menaikkan harga saham perusahaan. Hal ini berlaku sebaliknya apabila sewaktu-waktu ada pemberitaan negatif mengenai perusahaan.
2. Faktor Sektor dan Industri
Faktor penyebab lain dari volatilitas adalah dari sektor dan industri. Hal ini dapat terjadi jika pemerintah memberlakukan banyak aturan yang mengikat pada industri tertentu. Sebagai contoh saat perusahaan harus meningkatkan kepatuhan dan mengeluarkan biaya lebih besar untuk karyawan berdasarkan ketentuan tersebut sehingga mempengaruhi pendapatan perusahaan di periode tersebut.
Selain itu, beberapa kegiatan berupa pengumuman dari industri sekuritas juga bisa menjadi faktor penyebab volatility, seperti pembatasan atau penundaan trading, laporan pertemuan tahunan, insider trading, dll.
3. Faktor Ekonomi dan Politik
Penetapan suatu undang-undang maupun kebijakan pemerintah tentu memberi dampak pada kondisi perekonomian negara. Faktor ekonomi yang dapat menjadi penyebab volatilitas di antaranya adalah daya beli konsumen, data inflasi, perubahan suku bunga tahunan, perubahan kurs valas, dsb. Selain itu, sektor politik seperti adanya isu HAM, lingkungan hidup hingga pemilu juga punya andil jadi penyebab kondisi pasar yang volatile.
4. Pengumuman Kerja Sama
Kerja sama antar perusahaan berupa penggabungan (merger), akuisisi, ataupun diversifikasi akan memberikan pengaruh terhadap jumlah kekayaan perusahaan. Total kekayaan suatu perusahaan akan berpengaruh pada harga sahamnya.
Mengapa Volatilitas Dapat Menentukan Potensi Keuntungan?
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, volatilitas disebut juga market mood. Makin tinggi volatility, makin cepat juga perubahan harganya. Oleh karena itu, volatilitas dapat mengukur potensi keuntungan di masa mendatang.
Prinsip dasar dari kegiatan berinvestasi adalah high risk, high return. Semakin tinggi potensi keuntungan yang didapatkan dari suatu instrumen investasi berbanding lurus dengan tingginya risiko dari instrumen tersebut. Tingginya tingkat volatilitas adalah peluang bagimu untuk mendapatkan keuntungan maksimal, tetapi di sisi lain, potensi kerugian juga sama tingginya.
Selain itu, faktor fundamental juga memberi pengaruh besar pada peluangmu untuk mendapat keuntungan, lho. Umumnya, platform sekuritas akan memberikan kalender ekonomi yang memuat jadwal tertentu, seperti jadwal rilis data ataupun event. Kalender ekonomi ini dapat membantumu dalam menyusun strategi investasi.
Kesimpulan
Volatilitas adalah indikator penting yang perlu kita perhatikan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi pada instrumen tertentu. Tingkat volatilitas harga suatu aset investasi yang tinggi mencerminkan cepatnya perubahan harga.
Di satu sisi, kondisi tersebut bisa jadi peluang emas untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, di sisi lain potensi rugi besar juga menghantui.
Bagi investor pemula, memanfaatkan momentum di tengah pasar yang volatile tidaklah disarankan, karena situasi tersebut ibarat pisau bermata dua. Kamu bisa untung besar atau rugi besar pada periode tersebut.
Terlebih lagi, sebagai pemula yang masih awam terhadap dunia investasi, kita tidak punya kemampuan mumpuni untuk melakukan analisis fundamental dan teknikal untuk memanfaatkan momentum tersebut.
Untuk menghindari salah strategi ataupun salah pilih saham yang berujung kerugian, kamu bisa berinvestasi pada produk reksadana saham saja. Manajer investasi reksadana akan menyusun strategi investasi dengan memilih produk terbaik untukmu. Jadi, kamu nggak perlu repot lagi.
Kamu bisa berinvestasi reksadana saham melalui aplikasi tanamduit. Tersedia juga berbagai pilihan produk reksadana yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan investasimu. Yuk, download tanamduit dan mulai investasi reksadana sekarang!