Time frame adalah salah satu indikator penting dalam kegiatan trading instrumen investasi seperti saham, cryptocurrency, dan forex. Indikator ini menentukan gaya dan strategi dalam trading. Setiap trader tentunya punya time frame yang berbeda.
Bagaimana cara memilih periode trading yang tepat untukmu, simak penjelasannya pada artikel berikut!
Apa yang Dimaksud Time Frame?
Time frame adalah kerangka waktu pada grafik harga yang mencerminkan kondisi dan tren terkini di pasar keuangan. Keberadaan indikator satu ini sangatlah penting, karena berfungsi untuk mengonfirmasi atau menyangkal pola yang ada sehingga menunjukkan tren simultan atau kontradiktif.
Secara umum, kisaran waktunya dalam hitungan menit, jam, hari, minggu, hingga bulanan. Pemilihan kerangka waktu dalam trading merupakan suatu hal yang unik dan berbeda setiap trader sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Baca juga: 6 Perbedaan Trading dan Investasi, Investor Pemula Wajib Tahu!
Pentingnya Memilih Time Frame yang Tepat
Pemilihan kerangka waktu dalam aktivitas trading sangatlah penting, karena menentukan durasi, frekuensi, waktu trading, hingga potensi kerugian. Ada beberapa konsekuensi terkait pemilihan kerangka waktu dalam aktivitas trading, di antaranya:
1. Durasi
Durasi menunjukkan berapa lama aktivitas trading dilakukan. Contohnya begini, kalau kamu menggunakan time frame H1, artinya setidaknya aktivitas tersebut berlangsung selama 1 jam hingga beberapa jam, bahkan puluhan jam. Semakin panjang kerangka waktu, makin lama juga durasi. Pemilihan periode trading sebenarnya memilih mau trading berapa lama.
2. Frekuensi
Frekuensi berkaitan dengan seberapa sering seorang trader melakukan transaksi jual-beli. Jika kerangka waktu yang kamu pilih pendek, maka semakin sering juga mereka keluar masuk pasar.
3. Waktu
Kalau kamu adalah seorang trader yang ingin melakukan aktivitas jual-beli dengan santai, pilihlah periode yang lebih panjang.
4. Potensi Kerugian
Pemilihan time frame juga mempengaruhi seberapa banyak modal di akun trading bisa turun. Makin panjang kerangka waktunya, makin besar potensi keuntungan dan kerugiannya.
Baca juga: Kenali Jenis Profil Risiko Investasi, Kamu Termasuk Tipe Apa?
Jenis Time Frame
Dalam grafik perdagangan saham, cryptocurrency, dan forex, penulisan kerangka waktu sering kali dilambangkan dengan singkatan tertentu seperti M, H, D, W. Di dalam trading terdapat beberapa jenis periode waktu, mulai dari hitungan menit hingga bulan.
- M1, artinya 1 menit
- M5, artinya 5 menit
- M15, artinya 15 menit
- M30, artinya 30 menit
- H1, artinya 1 jam
- H4, artinya 4 jam
- D1, artinya 1 hari
- W1, artinya 1 minggu
- M1, artinya 1 bulan
Jenis time frame di atas adalah pilihan standar. Dengan bantuan software online trading, kamu bisa menentukan kerangka waktumu sendiri.
Pengkategorian time frame juga dilakukan oleh Joey Fundora dan Tim Dailyfx untuk grafik perdagangan di pasar keuangan sebagai berikut:
1. Jangka Pendek
Jenis periode ini kerangka waktunya adalah tiap 4 jam, 1 jam, 15 menit, dan seterusnya. Kerangka waktu jangka pendek seperti ini sering digunakan dalam day trading, intraday trading, atau scalping untuk mengonfirmasi grafik utama dan menentukan posisi keluar masuk market.
2. Jangka Menengah
Bagi seorang swing trader, pemilihan time frame harian dan beberapa jam sangat berguna untuk menunjukkan sinyal perdagangan. Umumnya, para trader yang menggunakan kerangka waktu ini, akan berada di bawah bayang-bayang overnight risk.
3. Jangka Panjang
Kerangka waktunya mencakup mingguan, bulanan, hingga tahunan. Penggunaan kerangka waktu ini adalah pilihan tepat bagi seorang position trader untuk melihat tren utama di pasar. Para position trader umumnya akan lebih sedikit bertransaksi dan punya lebih banyak waktu untuk mengecek detail dari setiap transaksi perdagangan.
Cara Memilih Time Frame Terbaik Menurut Ahli
Secara prinsip, tiap periode trading bisa membawa keuntungan bagi trader. Pada dasarnya, tidak ada time frame yang akurat yang bisa trader terapkan. Pasalnya, tiap jenis perdagangan punya kerangka waktunya tersendiri.
1. Intraday trading atau scalper
Scalper umumnya melakukan transaksi jual-beli dalam waktu yang sangat singkat, berkisar antara 1–15 menit. M1–M5 adalah time frame paling akurat dan scalper sukai.
2. Day trading
Trader harian umumnya memilih periode M15–H1. Penentuan periode trading yang paling akurat bergantung pada likuiditas pasar yang dipilih, waktu yang dimiliki trader untuk bertransaksi, dann strategi perdagangan.
3. Swing trading
Kerangka waktu terbaik bagi seorang swing trader tidaklah pasti, karena bisa berlangsung beberapa hari, minggu, bahkan bulan. Hal ini dikarenakan para trader menganalisis tren dan bertindak berdasarkan pergerakan harga yang fluktuatif. Periode yang cocok untuk swing trader adalah H4–D1.
4. Position trading
Position trader melakukan aktivitas jual-beli instrumen investasi dalam jangka waktu yang cukup lama, mulai dari mingguan, bulanan, hingga tahunan. Time frame yang cocok untuk para position trader adalah D1–W1.
Kesimpulan
Bagi seorang trader, time frame adalah indikator krusial yang dapat menentukan berapa besar potensi keuntungan dan kerugian dari aktivitas tradingnya. Variasi kerangka waktu mulai dari menit, jam, hari, minggu, hingga bulanan. Pilihan periode waktu tiap trader berbeda, tergantung kebutuhan dan karakter masing-masing.
Mengingat aktivitas trading merupakan suatu hal yang risikonya sangat tinggi, maka tidak direkomendasikan untuk pemula. Bagi pemula yang ingin mulai berinvestasi, bisa menggunakan metode dollar cost averaging pada produk yang lebih rendah tingkat risikonya seperti reksadana dan emas.
Kamu bisa mulai berinvestasi reksadana melalui aplikasi tanamduit, lho. Yuk, download tanamduit sekarang dan mulai perjalanan investasimu!