Cost push inflation adalah salah satu jenis inflasi yang ditandai oleh menurunnya nilai mata uang kertas di suatu negara. Pada situasi ini, harga barang dan jasa kebutuhan sehari-hari mengalami kenaikan dengan cepat. Naiknya biaya produksi barang dapat menjadi pemicu terjadinya inflasi.
Di tengah situasi cost push inflation, barang pokok masyarakat terbatas sehingga nilai barangnya semakin tinggi. Demi memenuhi kebutuhan, masyarakat pun rela membeli kebutuhan pokok dengan harga tinggi.
Jadi, ketersediaan barang dan jumlah uang beredar tidak seimbang. Oleh sebab itu, kenaikan harga secara terus menerus menyebabkan nilai mata uang turun.
Baca juga: Apa Itu Inflasi? Ini Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Contohnya
Penyebab Cost Push Inflation
Apa penyebab terjadinya cost push inflation? Berikut penyebab yang wajib kamu ketahui.
1. Devaluasi Mata Uang
Jika nilai mata uang domestik mengalami penurunan hingga jauh lebih rendah daripada mata uang asing, maka dapat terjadi devaluasi mata uang.
Dalam mengatasi hal ini, perlu adanya campur tangan pemerintah dan lembaga keuangan terkait. Dalam hal ini, pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas mata uang melalui kebijakan moneter.
2. Biaya Upah Tinggi
Penyebab esaran cost push inflation selanjutnya adalah upah tenaga kerja yang tidak seimbang. Jika biaya upah karyawan lebih tinggi daripada produktivitas dan outputnya, maka laba yang diperoleh lebih kecil. Untuk itu, perlu adanya penyesuaian biaya upah tenaga kerja di suatu perusahaan.
3. Kenaikan Bahan Baku Produksi
Saat harga bahan baku produksi naik, perusahaan harus menaikkan harga jual barangnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerugian. Biasanya, situasi ini terjadi saat perusahaan sulit mendapatkan bahan baku sehingga berpengaruh besar terhadap output produksi perusahaan.
4. Penurunan Proses Produksi dan Distribusi
Selain harga bahan produksi naik, kuantitas produksi barang menurun juga bisa menjadi penyebabnya. Jumlah barang hasil produksi yang rendah mengakibatkan ketersediaan barang langka.
Selain itu, adanya hambatan proses distribusi barang juga dapat memicu kelangkaan barang. Ketersediaannya di daerah-daerah yang jauh dan sulit dijangkau juga dapat mengalami kelangkaan. Oleh sebab itu, masyarakat rela mengeluarkan uang lebih banyak demi memenuhi kebutuhannya.
5. Pajak yang Naik
Kenaikan biaya pajak dapat mempengaruhi kenaikan harga barang. Misalnya, harga rokok naik karena pajak bea masuk lebih tinggi. Oleh sebab itu, konsumen juga harus menanggung beban pajak produk saat melakukan transaksi pembelian.
Contoh Cost Push Inflation
Di tahun 2015, terjadi krisis ekonomi global hingga mengakibatkan inflasi sebesar 0,50% karena cost push inflation. Situasi ini berada dalam zona merah sehingga berdampak besar terhadap kehidupan perekonomian masyarakat.
Saat itu, hasil panen yang tidak berjalan baik sehingga terjadi fluktuasi harga bahan pangan. Penurunan produksi bahan pangan membuat harga semakin naik.
Cost push inflation adalah salah satu jenis inflasi yang berpengaruh besar terhadap lingkup investasi. Hal ini karena keuntungan dari bunga investasi dapat berkurang karena adanya inflasi. Misalnya, kamu investasi Rp10 juta dalam dengan bunga 10% per tahun.
Nah, terjadi inflasi sehingga kamu memperoleh bunga 6% per tahun. Padahal, kamu seharusnya bisa mendapatkan bunga 10%. Hal ini karena inflasi memotong keuntunganmu sebesar 4%.
Untuk meminimalisir risiko investasi di atas, kamu bisa melakukan diversifikasi investasi. Selain investasi surat berharga, kamu juga bisa menjaga aset berharga dengan investasi emas.
Instrumen investasi emas terpercaya dari tahun ke tahun mampu menjaga kekayaan seseorang di tengah krisis ekonomi.
Cara Menghadapi Cost Push Inflation
Kalau suatu saat menghadapi situasi ekonomi ini, bagaimana mengatasi permasalahan cost push inflation? Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan.
1. Optimalkan Dana Darurat
Semua orang itu perlu mempersiapkan dana darurat. Saat menerima penghasilan bulanan, kamu juga harus mengalokasikan sebagian penghasilan ke dana darurat.
Jika suatu saat menghadapi situasi tidak terduga, maka kamu bisa memanfaatkan dana darurat. Jadi, saat harga barang mengalami kenaikan, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok.
2. Lakukan Diversifikasi Investasi
Diversifikasi investasi adalah salah satu strategi investasi dengan mengalokasikan sebagian penghasilan ke berbagai instrumen aset. Jika salah satu aset mengalami penurunan nilai, maka kamu bisa mengoptimalkan keuntungan dari instrumen aset lainnya.
Misalnya, seorang investor berinvestasi reksadana, saham, dan emas. Saat nilai instrumen saham mengalami penurunan, maka kamu masih mendapatkan keuntungan optimal dari instrumen emas.
Aset emas menjadi salah satu andalan masyarakat investor dalam menjaga nilai kekayaannya. Terlebih lagi, nilai emas cenderung naik saat kondisi ekonomi tidak stabil.
Baca juga: Tips Diversifikasi Investasi Bagi Pemula Untuk Minimalkan Risiko Investasi
Kesimpulan
Cost push inflation adalah salah satu jenis inflasi dengan ciri-ciri menurunnya nilai mata uang di suatu negara. Penyebab cost push inflation adalah devaluasi mata uang, biaya upah tenaga kerja tinggi, kenaikan bahan baku produksi, penurunan proses produksi dan distribusi, dan kenaikan pajak.
Sebagai antisipasi, kamu bisa mempersiapkan dana darurat dan mulai melakukan diversifikasi investasi. Jika salah satu aset mengalami penurunan nilai, maka asetmu akan tetap aman melalui emas yang nilainya mampu bertahan di tengah krisis ekonomi. Jadi, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok di saat harga bahan pokok mengalami kenaikan.
Untuk mulai menerapkan diversifikasi investasi, kamu bisa investasi produk reksadana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) di aplikasi tanamduit. Mulai dari Rp10 ribu, kamu bisa investasi beragam produk dalam satu aplikasi saja. Klik di sini untuk mulai investasi beragam produk dalam satu aplikasi tanamduit.