Pada era digital seperti sekarang, semua orang punya kesempatan yang sama untuk berinvestasi, baik di pasar modal maupun crypto. Setiap investor punya profil risikonya masing-masing yang menentukan produk investasi yang mereka pilih. Profil risiko ini biasanya berhubungan dengan karakter seseorang dalam menentukan strategi investasinya, lho. Salah satu strategi cukup populer dan cocok untuk dipilih oleh pemula adalah menjadi sleeping investor.
Secara umum sleeping investor ditujukan kepada orang-orang yang berinvestasi tanpa memikirkan naik-turunnya harga suatu aset, seperti reksadana maupun saham. Biasanya, tipe satu ini punya tujuan keuangan jangka panjang.
Sebenarnya menjadi sleeping investor bukanlah suatu hal istimewa. Namun, pada dasarnya setiap penanam modal bisa memilih cara berinvestasi satu ini, terlebih bagi pemula yang baru memulai, karena tidak perlu ambil pusing terhadap naik turunnya harga instrumen pasar modal.
Cara Menjadi Sleeping Investor
Salah satu tokoh terkenal yang menerapkan strategi satu ini adalah Lo Kheng Kong. Ia mulai fokus berinvestasi sejak tahun 1996 dan pada tahun 2012, total aset sahamnya mencapai Rp2,5 Triliun.
Lo Kheng Hong terus rutin berinvestasi tanpa memedulikan volatilitas harga saham. Terbukti bahwa 1,5 dekade kemudian, ia bisa meraih kebebasan finansial dan membiayai hidupnya dari hasil investasi.
Yuk, kita cari tahu lebih lanjut cara menjadi sleeping investor pada artikel berikut!
1. Mengumpulkan Modal
Sama halnya seperti memulai bisnis, berinvestasi juga juga membutuhkan modal. Modal yang dikumpulkan cukup beragam, tergantung produknya. Jika kamu mau membeli saham, minimal pembeliannya yaitu 1 lot (100 lembar). Setiap saham perusahaan harga per lembarnya berbeda.
Tapi, buat kamu yang belum memiliki modal besar nggak perlu khawatir, karena ada lho, produk investasi dengan modal sangat terjangkau seperti reksadana dan emas. Di tanamduit, kamu bisa berinvestasi reksadana dan emas mulai dari Rp10 ribu saja, lho!
2. Mencari Sumber Pendapatan Lain
Seorang sleeping investor dalam jangka panjang hasil investasinya mungkin dapat menjadi passive income untuk membiayai hidup sehari-hari di masa mendatang. Namun, dalam jangka pendek, kamu harus tetap memiliki sumber pendapatan lain untuk biaya hidup dan rutin berinvestasi setiap bulannya. Pastikan alokasi gaji untuk kebutuhan dan investasi proporsional, ya, dengan pemasukan dan pengeluaranmu tiap bulan.
Baca juga: 11 Cara Gampang Mendapatkan Passive Income, Wajib Coba!
3. Pilih Instrumen Investasi Dengan Fundamental Baik
Sebelum mulai menjadi sleeping investor kamu perlu mengenali dengan baik produk yang akan dipilih. Sebagai contoh, ketika akan memilih saham suatu perusahaan, kamu bisa terlebih dahulu membaca laporan keuangan tahunan perusahaan tersebut serta reputasinya di publik.
Namun, bagi investor pemula yang belum memahami cara menganalisis saham secara fundamental dan teknikal, sangat disarankan untuk mulai berinvestasi pada produk reksadana saham (RDS) saja. Produk RDS berisi saham-saham terbaik pilihan ahlinya, yaitu manajer investasi.
Baca juga: 5 Rekomendasi Reksadana Saham Terbaik [Update 2022]
4. Pahami Jenis Investasi
Selain memahami fundamental dari suatu perusahaan, sebagai sleeping investor kamu juga perlu memahami jenis-jenis investasi yang cocok untuk jangka panjang. Ada berbagai pilihan produk jangka panjang seperti reksadana saham, emas, properti, dan obligasi.
Hal ini perlu kamu lakukan agar bisa memilih produk yang sesuai dengan profil risikomu. Secara umum, ada tiga profil risiko yang perlu kamu ketahui:
- Konservatif, yaitu tipe investor yang tingkat toleransinya terhadap risiko rendah dan mengharapkan pertumbuhan nilai yang stabil. Jenis produk yang cocok di antaranya reksadana pasar uang, Surat Berharga Negara (SBN), dan deposito.
- Moderat, merujuk pada seseorang yang mau mengambil risiko lebih tinggi, sehingga dapat menerima jika sewaktu-waktu mengalami kerugian investasi. Nah, biasanya mereka berinvestasi ke beberapa produk dengan tingkat risiko berbeda (diversifikasi) untuk meminimalisir risiko sekaligus mengoptimalkan keuntungan. Contoh produk yang cocok di antaranya reksadana pendapatan tetap (RDPT), reksadana campuran (RDC), dan SBN.
- Agresif, yaitu tipe investor dengan toleransi tinggi terhadap risiko. Umumnya, mereka sudah berpengalaman dalam berinvestasi dan mengharapkan imbal hasil tinggi. Merahnya portofolio adalah peluang bagi mereka untuk keep buying.
Mulai Investasi Sekarang!
Menjadi seorang sleeping investor bukan soal memiliki tujuan investasi saja, tetapi membutuhkan komitmen sejak dini untuk rutin berinvestasi setiap bulannya. Cara berinvestasi satu ini sangat cocok untuk pemula yang baru mulai berinvestasi.
Kamu bisa sesuaikan nominal investasi setiap bulan sesuai kemampuan finansialmu. Di tanamduit, kamu bisa berinvestasi beberapa produk dalam satu aplikasi, mulai dari reksadana, Surat Berharga Negara dan emas. Yuk, download tanamduit dan raih kebebasan finansial dengan menjadi sleeping investor bareng tanamduit sekarang!