Sebagai seorang investor, salah satu indikator laporan keuangan perusahaan yang patut jadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi adalah margin laba bersih. Margin laba bersih atau lebih populer sebagai net profit margin adalah rasio keuntungan operasional bisnis yang menggambarkan persentase pendapatan bersih.
Yuk, kita kupas tuntas mulai dari pengertian, fungsi, cara menghitung, dan manfaatnya!
Baca juga: 5 Jenis Laporan Keuangan dan Fungsinya yang Wajib Kamu Tahu
Apa yang Dimaksud Dengan Net Profit Margin (NPM)?
Net profit margin adalah salah satu rasio profitabilitas yang diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk mengetahui persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak. Pengukuran rasio ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif perusahaan beroperasi.
Bagi pemilik usaha, perhitungan margin laba bersih membantu mereka untuk melihat seberapa sehat kondisi keuangan, serta berkembang atau tidaknya usaha. Sementara itu, bagi kreditur dan investor, NPM berguna untuk menilai kondisi finansial, kemampuan manajemen, dan potensi revenue suatu perusahaan.
Berapa Net Profit Margin yang Baik?
Setiap industri punya acuan tingkat NPM yang berbeda sebagai penentu baik atau tidaknya rasio laba usaha. Sebagai contoh, NPM yang baik bagi bisnis restoran adalah 10% atau lebih rendah. Berbeda halnya dengan industri consulting yang margin laba bersihnya bisa mencapai 80% bahkan lebih.
Misalnya suatu perusahaan punya 30% margin, artinya keuntungan bersih yang mereka dapatkan adalah Rp30 juta dari Rp100 juta pendapatan penjualan.
Baca juga: Apa Itu Debt to Equity Ratio? Ketahui Rumus dan Cara Menghitungnya!
Fungsi Margin Laba Bersih
Ada beberapa fungsi dari menghitung NPM, di antaranya:
- Tolok ukur kesuksesan perusahaan
- Penetapan harga produk dan pengendalian biaya
- Membandingkan hasil usaha dengan kompetitor di industri yang sama
- Sebagai pencatatan transaksi keuangan
- Indikator penilaian bagi kreditur dan investor
Bagaimana Cara Menghitung Net Profit Margin?
Contoh Perhitungan Pertama
PT GHI menghasilkan total penjualan Rp150.000.000,- dengan biaya produksi Rp120.000.000,-. Hitung NPMnya!
NPM = Laba : Total Penjualan
Laba = 150.000.000 – 120.000.000 = 30.000.000
NPM = 30.000.000 : 150.000.000
= 0,2 atau 20%
Contoh Perhitungan Kedua
PT XYZ NPMnya 12% dan pendapatan bersih perusahaan sebesar Rp200.000.000,-. Berapakah laba bersihnya?
Laba Bersih = NPM x Pendapatan Bersih
= 12% x 200.000.000
= Rp24.000.000,-
Contoh Perhitungan Ketiga
Laba bersih PT DEF tahun ini adalah Rp50.000.000,- dan margin laba bersihnya sebesar 20%, berapakan pendapatan bersih perusahaannya?
Pendapatan Bersih = Laba bersih : NPM
= 50.000.000 : 20%
= Rp250.000.000,-
Manfaat Menghitung Margin Laba Bersih
Menghitung net profit margin adalah suatu hal yang penting mengingat pemilik usaha bisa mengetahui tingkat profitabilitas bisnisnya. Ada beberapa manfaat lain dari menghitung NPM, di antaranya:
1. Memiliki Perspektif Realistis Mengenai Keuangan Perusahaan
Misalnya perusahaan X berhasil mendapatkan keuntungan bersih Rp50 juta dari seluruh angka penjualannya sebesar Rp250 juta. Sementara itu, perusahaan Z punya tingkat laba bersih yang sama, tetapi total penjualannya Rp500 juta.
Kedua perusahaan memang punya tingkat laba bersih yang sama, tetapi perusahaan X punya profit margin yang lebih besar. Artinya, perusahaan X punya kinerja lebih baik dalam mengelola pengeluarannya. Pengukuran profit margin berguna untuk mendeteksi kondisi seperti ini.
2. Mengidentifikasi Pengeluaran yang Berdampak Negatif Bagi Perusahaan
Menghitung NPM membantu pemilik bisnis untuk mengetahui kesehatan finansial bisnisnya. Untuk meningkatkan keuntungan, maka perlu ada peningkatan penjualan juga. Namun, penting untuk memperhatikan apakah peningkatan pengeluaran masih di batas wajar atau tidak.
Tanpa memperhitungkan rasio tersebut, bisa saja kita berpikir bahwa kondisi usaha baik-baik saja, karena melihat penjualan dan laba terus naik. Padahal, bisa saja di sisi lain pengeluarannya juga bertambah.
Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan evaluasi kembali terkait pengeluaran-pengeluaran di area tertentu.
3. Membantu Pengambilan Keputusan Investor dan Kreditur
Manfaat lainnya dari margin laba bersih adalah membantu investor dan kreditur dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi dan meminjamkan dana. Margin laba memberi gambaran pada keduanya bahwa bisnismu profitable atau tidak.
Mereka bisa menilai beberapa indikator seperti (1) apakah harga pokok penjualan lebih besar dari angka penjualan, (2) apakah biaya operasional terlalu tinggi, (3) apakah kegiatan bisnisnya sukses secara keseluruhan.
Selain itu, kamu juga bisa membandingkan margin profitnya dengan kompetitor. Tujuannya, untuk mengetahui apakah bisnismu lebih profitable dari kompetitor atau tidak.
Kesimpulan
Dalam menjalankan bisnisnya, pemilik bisnis perlu tahu seberapa efektif perusahaan beroperasi. Menghitung net profit margin adalah salah satu caranya. Penghitungan profit margin dari sebuah bisnis juga dapat memberikan perspektif realistis mengenai kondisi finansial perusahaan.
Selain itu, angka-angka tersebut juga bisa mengidentifikasi pengeluaran tidak perlu dan sektor bisnis mana saja yang kurang menghasilkan. Di sisi investor, NPM dan angka profit margin lainnya bisa menjadi salah satu indikator penting dalam pengambilan keputusan investasi, khususnya mereka yang ingin berinvestasi saham.
Bagi investor yang ingin berinvestasi saham, tetapi masih cukup awam dan belum memahami cara memilih saham yang bagus, kamu bisa, lho, mulai investasi pertamamu pada instrumen reksadana.
Reksadana adalah kumpulan dana dari banyak investor yang dikelola ke berbagai produk pasar modal seperti saham, obligasi, dan deposito. Pihak yang mengelola dana tersebut adalah manajer investasi. Manajer investasilah yang akan menyusun strategi dan memilihkan produk terbaik untukmu.
Kamu bisa mulai investasi reksadana melalui aplikasi tanamduit. Tersedia berbagai pilihan produk reksadana sesuai kebutuhanmu. Yuk, download tanamduit dan mulai investasi reksadanamu sekarang!