Beranda » belajar » Investasi » Suku Bunga The Fed Naik, Ini Dia Dampaknya Bagi Investor!

Suku Bunga The Fed Naik, Ini Dia Dampaknya Bagi Investor!

oleh | Jan 8, 2023

Belakangan ini, pasar modal merah membara karena suku bunga The Fed naik hingga 50 basis poin (bps). Hal ini The Fed lakukan sebagai upaya lanjutan dalam mengatasi tingkat inflasi di Amerika Serikat. Tingkat inflasi di Amerika Serikat mencapai titik tertingginya sejauh ini dalam empat dekade terakhir. 

Bagi kamu yang belum tahu, The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913. Bank sentral ini merupakan lembaga independen, jadi segala kebijakannya tidak membutuhkan izin dari pemerintah.

Apa Itu Suku Bunga The Fed

Fed fund rates a.k.a. suku bunga The Fed adalah tingkat nilai rates acuan yang berlaku sebagai biaya pinjam-meminjam cadangan bank yang akan dilakukan antarbank dan ditempatkan oleh perbankan umum pada bank sentral AS.

Kenaikan Suku Bunga The Federal Kali Ini Paling Agresif

Berdasarkan data dari Bloomberg, kenaikan fed fund rates saat ini merupakan kenaikan paling agresif sejak tahun 2000. Biasanya, kenaikan suku bunga The Fed berkisar di angka 0,25–0,5%.

Namun, untuk menetralisir kondisi inflasi AS, The Federal membuat kisaran target mencapai 0,75–1%. Menurut Jerome Powell, Gubernur The Fed, inflasi year on year (yoy) AS per Maret 2022 kemarin mencapai 8,4 persen, tertinggi dalam 41 tahun terakhir. 

Peningkatan jumlah lapangan pekerjaan beberapa bulan belakangan menurunkan angka pengangguran secara signifikan. Penurunan angka pengangguran yang signifikan membuat daya beli masyarakat jadi meningkat.

Makanya, nggak heran kalau harga barang-barang jadi naik sehingga inflasi tidak dapat dihindari.

Dampaknya Bagi Perekonomian Dunia

Kebijakan The Fed untuk menaikkan tingkat bunga acuannya memberi dampak yang cukup besar dalam pemulihan perekonomian dunia. Di AS, kenaikan tersebut dapat menarik investor asing untuk berinvestasi di Amerika. Sementara itu, di negara lain, termasuk Indonesia kenaikan fed fund rates The Fed membuat pasar saham, crypto, dan obligasi merah membara.

Selain itu, kenaikan suku bunga membuat biaya pinjaman bank melonjak dan dapat menimbulkan kesulitan hingga kerugian bagi para pelaku usaha. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, Kristalina Giorgieva ikut khawatir dengan situasi ini.

Ia memperingatkan bank sentral di berbagai negara yang berencana menaikkan rates acuan untuk memperhatikan risikonya bagi negara-negara berkembang yang masih rentan.

Langkah Federal dalam menaikkan rates membuat kondisi pasar obligasi di Indonesia tertekan. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya prediksi bahwa tingkat inflasi Indonesia yang diprediksi melonjak.

Potensi kenaikan inflasi di atas 3% mendorong Bank Indonesia untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan, mengikuti arahan The Fed.

Apa yang Harus Investor Lakukan di Tengah Kenaikan Suku Bunga?

Kenaikan suku bunga memang membuat portofolio aset investasi merah membara. Terlebih lagi, momen ini juga bertepatan dengan periode Sell In May, Go Away. Sell In May, Go Away adalah kecenderungan aksi investor untuk menjual saham di bulan Mei untuk menghindari penurunan kinerja pasar modal di tengah liburan musim panas.

Beberapa investor global mempercayai kalau pasar modal kinerjanya akan negatif selama periode Mei–Oktober. Hal ini dikarenakan banyak investor yang mengalokasikan dana investasinya untuk berlibur.

Baca juga: Sell In May, Go Away, Apa Dampaknya Terhadap Pasar Saham?

Meskipun begitu, bagi kamu yang punya tujuan investasi jangka panjang, merah membaranya pasar modal selama bulan Mei–Oktober bisa jadi kesempatan emas bagi kamu yang ingin menambah portofolio saham dan reksadana saham. Di tanamduit, terdapat berbagai pilihan produk reksadana saham yang bisa kamu pilih.

Yuk, download tanamduit, mulai investasi reksadana saham sekarang!

tanamduit Team
tanamduit Team

tanamduit adalah penyedia layanan investasi reksa dana, emas, SBN, dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile