Apa bedanya reksadana dan saham? Perbedaan reksadana dan saham adalah pengelolaan dana, minimum investasi, return/imbal hasil, proses pencairan dana, tingkat risiko, pajak, dan biaya-biaya lainnya dalam transaksi investasi.
Dalam investasi saham, investor mengelola dananya sendiri.
Sementara itu, dalam reksadana, Manajer Investasi profesional mengelola dana investasi para investornya ke berbagai portofolio efek.
Pengertian Reksadana dan Saham
Investasi reksadana adalah alternatif investasi bagi pemodal kecil yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung investasinya.
Sementara itu, investasi saham adalah instrumen investasi seorang investor secara mandiri yang memiliki risiko tinggi.
Oleh sebab itu, investor harus memiliki pengetahuan yang cukup baik untuk mengantisipasi kerugian.
Saat melakukan investasi satu saham, investor hanya dapat memasukan uang ke produk investasi di satu perusahaan.
Dalam instrumen ini, seorang investor dapat langsung menyebar uang ke banyak perusahaan ke dalam produk investasi mutual fund.
Baca juga: Apa itu Reksadana?
8 Perbedaan Reksadana dan Saham
Apa bedanya reksadana dan saham? Simak ringkasan perbedaannya melalui gambar di bawah ini.
Jadi, setiap instrumen investasi memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda.
Perbedaan reksadana dan saham lainnya yaitu aset mutual fund lebih ramah bagi investor pemula.
Hal ini karena ada manajer investasi berpengalaman dan memiliki lisensi sebagai Wakil Manajer Investasi (WMI) yang akan mengelola portofolio asetmu.
Pastikan manajer investasimu sudah terdaftar dan berada di bawah pengawasan OJK, ya!
Keuntungan Reksadana
Apakah reksadana selalu menguntungkan?
Dana kelolaan investor reksadana dikelola oleh Manajer Investasi profesional sehingga imbal hasilnya optimal dalam periode tertentu sesuai jenis produknya.
Jadi, produk ini cocok sekali untuk investor pemula. Kenali keuntungan selengkapnya melalui penjelasan berikut.
1. Investasi Terjangkau
Seorang investor dapat mulai berinvestasi mulai dari 10 ribu.
Namun, setiap produk reksadana memiliki jumlah minimum yang berbeda.
Ada juga beberapa produk yang menetapkan minimum pembelian 50 ribu hingga 100 ribu.
Meskipun demikian, investor dapat memulai investasi produk ini dengan modal terjangkau, berbeda dengan minimum nominal investasi deposito, saham, atau obligasi.
Contohnya, seorang investor yang membeli satu reksadana index 30.
Berarti, investor tersebut sudah berinvestasi ke dalam produk investasi yang terdiri dari kumpulan saham unggulan, seperti Astra Indonesia, BCA, Bank Mandiri, Unilever, Telkom, dan saham unggulan lainnya dalam produk reksadana Index 30.
2. Imbal Hasil Lebih Tinggi dari Deposito
Selain minimum investasi yang terjangkau, reksadana dapat menghasilkan return yang cukup tinggi daripada tabungan atau deposito.
Instrumen investasi ini juga bukan objek pajak sehingga keuntungannya sudah bebas dari pajak.
Selain itu, investasi ke produk mutual fund akan bebas dari biaya pembelian, penjualan, dan biaya pengalihan atas portofolio pada satu produk.
Sementara itu, investasi deposito menetapkan biaya penalti saat investor mencairkan dana sebelum jatuh tempo.
3. Transaksi Mudah
Seorang investor dapat membeli dan menjual produk reksadana kapan saja dan di mana saja.
Sekarang, semua transaksi jual-beli produk ini dapat berlangsung secara online.
Bahkan, proses transaksi juga dapat menggunakan metode pembayaran yang beragam.
Kamu juga bisa transaksi investasi reksadana, emas, dan SBN dalam satu aplikasi tanamduit.
4. Diversifikasi Investasi
Sebuah produk aset mutual fund terdiri dari berbagai komponen dari beberapa instrumen investasi dengan persentase berbeda.
Manajer investasi juga menempatkan dana di beberapa instrumen investasi.
Oleh sebab itu, instrumen ini dapat menurunkan risiko kerugian saat ada penurunan nilai investasi pada satu sektor tertentu.
5. Pengelolaan Dana Aman
Investor dapat melihat prospektus reksadana yang transparan sehingga investor hanya perlu memperhatikan portofolio investasi melalui Fund Fact Sheet.
Perusahaan manajer investasi profesional akan membantu investor dalam mengelola dana investasi.
Jangan khawatir, ada Bank Kustodian terpercaya yang menampung dana kelolaan investor.
Kamu juga harus memastikan bahwa produk pilihanmu itu berasal dari perusahaan yang sudah memiliki izin dan berada di bawah pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Baca juga: Tutorial Lengkap: Cara Investasi Reksadana Buat Pemula!
Keuntungan Saham
Di tengah pert
1. Keuntungan Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pendapatan perusahaan semakin meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi keuntungan investasi saham.
2. Return Cenderung Cepat
Saham memiliki return atau keuntungan yang lebih besar daripada tingkat inflasi rata-rata tahunan. Meski demikian, investasi saham perlu memerlukan strategi dan pengetahuan untuk mengelola dana investasi untuk mengurangi risiko kerugian.
3. Transaksi Pembelian Mudah
Selain mendapatkan return besar, investor dapat membeli saham perusahaan di pasar saham dengan mudah. Saat ini, banyak e-commerce/online trading atau aplikasi investasi saham yang memudahkan investor melakukan investasi.
4. Proses Penjualan Gampang
Investor dapat menjual saham kapanpun karena investasi ini bersifat likuid. Meski ada biaya tambahan saat penjualan saham, proses pencairan dana hanya memerlukan waktu 2-3 hari bursa.
5. Dua Cara Menghasilkan Uang
Dalam berinvestasi saham, investor dapat membeli di saat harga rendah dan menjualnya dengan harga tinggi.
Jadi, invesor berinvestasi pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan memiliki value yang baik.
Cara kedua, investor dapat mengambil keuntungan dari pendapatan perusahaan dan harga saham yang semakin naik dari waktu ke waktu.
Kekurangan Reksadana
1. Risiko Penurunan Nilai
Pergerakan nilai produk dapat berbeda sesuai dengan jenis produknya.
Investor dapat melihat pergerakan nilai tersebut melalui NAB/UP atau hasil bagi nilai aktiva bersih (NAB) dengan jumlah unit penyertaan (UP). Dalam hal ini, nilainya dapat naik turun karena adanya risiko pasar (market risk).
Pada produk reksadana pasar uang, nilainya relatif stabil dari hari ke hari karena portofolio investasi tersebut terdiri dari deposito, dan obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun.
Sementara itu, reksadana saham dalam jangka pendek cenderung naik-turun sehingga imbal hasilnya dapat optimal dalam jangka panjang.
2. Risiko Likuiditas
Jika perusahaan manajer investasi terlambat menyediakan dana di saat investor melakukan penjualan reksadana, maka investor akan menerima hasil penjualannya paling lambat 7 hari kerja bursa sejak transaksi penjualan melalui metode transfer rekening.
3. Risiko Wanprestasi (gagal bayar)
Jika partner usaha dari perusahaan manajer investasi (bank kustodian, emiten, pialang, dsb) gagal memenuhi kewajibannya, maka terdapat risiko gagal bayar yang dapat berpengaruh pada kinerja produk investasi ini,
Kekurangan Saham
Apa saja kerugian investasi saham? Simak risiko saham melalui penjelasan berikut.
1. Risiko Tinggi
Seorang investor dapat kehilangan dana investasi saat kinerja sebuah perusahaan menurun.
Investor dapat mengalami kerugian jika menjual saham dengan harga yang sama atau lebih rendah dengan harga ketika beli (capital loss).
2. Ada Kemungkinan Suspend
Selain risiko capital loss, saham dapat memungkinkan terkena suspend.
Dalam hal ini, bursa efek dapat memberikan sanksi hingga produk efek tidak dapat memperdagangkan efek.
Dengan demikian, investor tidak dapat menjual saham hingga status suspend berubah dalam jangka waktu yang tertentu sesuai ketetntuan bursa efek.
3. Butuh Kemampuan khusus
Dalam investasi saham, investor harus belajar membaca laporan keuangan dan mengikuti perkembangan pasar modal untuk menentukan strategi investasi.
Sebelum memulai investasi, seorang investor perlu memahami analisis teknis dan analisis fundamental dalam investasi saham.
Dalam menyusun strategi investasi, seorang investor tidak dapat berharap bocoran informasi (insider info) atau FOMO (Fear of Missing Out) karena ikut kata orang lain.
4. Membuat Emosi Tidak Stabil
Harga saham cenderung naik-turun dengan cepat sehingga dapat membuat emosi investor tidak stabil saat melihat fluktuasi investasi.
Umumnya, investor akan menjual saham terlalu cepat karena takut harga saham turun drastis.
5. Risiko Wanprestasi (Gagal Bayar)
Jika pialang (perusahaan sekuritas) tempat investor berinvestasi saham dan/atau emiten saham tempat berinvestasi gagal memenuhi kewajibannya, maka terdapat risiko gagal bayar.
Kesimpulan
Perbedaan reksadana dan saham itu terdapat pada proses pencairan dana, pemilihan saham, biaya tambahan, pajak, tingkat risiko, pengelola dana, minimum investasi, hingga imbal hasil (return) yang berbeda.
Setelah mengetahui perbedaan kedua produk tersebut, kamu bisa sesuaikan investasi yang cocok untuk kamu sesuai dengan profil risiko dan kemampuan finansialmu.
Jika kamu cenderung berani mengambil risiko tinggi dalam investasi jangka panjang dan mau mempelajari seluk belok kondisi pasar efek, maka kamu bisa memilih investasi saham.
Sebagai alternatif, investor pemula yang baru memiliki sedikit pengalaman dan pengetahuan tentang dapat mulai berinvestasi mutual fund sesuai dengan profil risikomu.
Mulai dari 10 ribu, kamu sudah bisa investasi reksadana di tanamduit. Yuk, download aplikasi tanamduit! Dapatkan bonus s.d. 50 ribu dengan daftar tanamduit menggunakan kode referal “MULAITANAMDUIT”. Klik banner di bawah ini untuk kepoin cara klaim bonusnya!