Pada era modern seperti sekarang, minat masyarakat pada dunia investasi semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat. Pada prinsipnya, investasi menjadi salah satu cara untuk mengelola keuangan dengan menaruh aset atau modal pada produk keuangan tertentu dan mengharapkan imbal hasil di kemudian hari. Investasi reksadana jadi salah satu produk yang jadi perbincangan hangat di masyarakat belakangan ini. Yuk, kita kupas tuntas mulai dari pengertian, jenis, sampai cara investasi reksadana melalui artikel berikut!
Sebagai permulaan, kamu bisa tonton video berikut:
Cara Investasi Reksadana Untuk Pemula
Buat kamu yang baru mau mulai berinvestasi reksadana, ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan, di antaranya:
1. Tentukan tujuan investasi
2. Hitung biaya dan target waktu investasi
3. Pahami profil risikomu
4. Pilih aplikasi investasi reksadana terbaik
5. Sesuaikan pilihan produk dengan tujuan investasi
6. Rutin berinvestasi
Apa Itu Reksadana?
Istilah reksadana berasal dari bahasa Jawa kuno, artinya “menjaga dana”. Sementara itu, masyarakat dunia mengenal ini dengan istilah mutual fund, atau dana kolektif. Gampangnya, reksadana dapat kita pahami sebagai sebuah wadah berisi dana kolektif dari masyarakat. Dana kolektif tersebut kemudian dikelola dalam bentuk beragam portofolio efek atau produk investasi. Produknya bisa berupa deposito, saham, surat utang (obligasi), dan surat berharga lainnya oleh perusahaan Manajer Investasi yang sudah memiliki izin dan mendapatkan pengawasan langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setiap perusahaan manajer investasi memiliki ahli yang bertugas mengelola dana-dana kita. Para ahli ini juga wajib memiliki izin khusus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bagaimana Cara Kerja Investasi Reksadana?
Supaya kamu lebih memahami cara kerja produk satu ini, tonton video di bawah ini, yuk!
Investasi reksadana merupakan salah satu investasi yang cukup mudah untuk kamu pahami. Cara kerja dari produk ini cukup sederhana. Perusahaan manajer investasi akan mengumpulkan sejumlah dana dari investor, yaitu kita. Kemudian, total dana yang terkumpul dari para investor dalam satu reksadana akan manajer investasi alokasikan ke berbagai produk seperti deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lain sesuai dengan jenis reksadana yang kamu pilih.
Baca juga: Memilih Manajer Investasi yang Tepat Buat Kamu
Misalnya kamu berinvestasi pada produk reksadana pasar uang, maka perusahaan manajer investasi akan mengelola 100% dana tersebut pada produk pasar uang seperti deposito dan surat utang dengan jatuh tempo < 1 tahun. Setiap investor yang ada pada satu produk reksadana akan memperoleh keuntungan sama, tentunya sesuai besarnya modal investasi masing-masing. Lalu, secara berkala, kamu sebagai investor akan menerima laporan investasi dari perusahaan manajer investasi yang secara umum berisi kinerja produk dan alokasi portofolio dalam periode tertentu atau lebih kita kenal sebagai Fund Fact Sheet (FFS).
Macam-macam Produk Reksadana
Ada beberapa jenis reksadana yang wajib kamu ketahui, terutama jenis paling populer di Indonesia. Tiap jenis reksadana memiliki perbedaan dalam hal tujuan investasi, jangka waktu investasi, strategi investasi, risiko, dan biayanya.
1. Reksadana pasar uang
Reksadana pasar uang adalah produk reksadana yang menginvestasikan 100 persen dana kelolaannya pada produk pasar uang. Produk pasar uang yang dimaksud terdiri dari deposito perbankan dan surat utang (obligasi) bisa berupa surat utang perusahaan maupun Surat Berharga Negara dengan jatuh tempo <1 tahun.
Imbal hasil dari reksadana pasar uang dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga acuan yang Bank Indonesia (BI) tetapkan. Kalau kita bandingkan dengan jenis reksadana lainnya, reksadana pasar uang memiliki risiko investasi paling rendah, karena dana kelolaannya manajer investasi alokasikan ke deposito dan surat berharga yang jatuh temponya <1 tahun. Makanya nggak heran kalau risikonya paling kecil dari produk lainnya. Produk ini cocok untuk investor dengan tujuan investasi jangka pendek dan pertumbuhan nilainya stabil, serta para investor yang baru mulai belajar berinvestasi.
Baca juga: Apa Itu Reksadana Pasar Uang? Yuk, Kenali Keuntungannya!
2. Reksadana pendapatan tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang mengalokasikan minimal 80 persen dan maksimum 95 persen dana kelolaannya pada produk obligasi atau efek utang yang jatuh temponya > 1 tahun. Sementara itu, sisanya maksimum 20%, minimum 5% diinvestasikan pada produk pasar uang seperti deposito dan surat utang dengan jatuh tempo < 1 tahun.
Imbal hasil dari reksadana pendapatan tetap dipengaruhi oleh suku bunga acuan BI dan nilai tukar USD terhadap Rupiah. Perlu kamu ketahui bahwa tingkat suku bunga acuan berbanding terbalik dengan pertumbuhan nilai reksadana pendapatan tetap. Semisal suku bunga acuan rendah, harga obligasi akan naik; sebaliknya, saat suku bunga acuan tinggi, harga obligasi akan turun.
Produk ini cocok untuk investor yang ingin berinvestasi jangka menengah (2–5 tahun) dan ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih besar dari deposito dan reksadana pasar uang.
Baca juga: Reksadana Pendapatan Tetap: Pengertian, Risiko, dan Keuntungan
3. Reksadana campuran
Sebagaimana namanya, reksadana campuran berisi berbagai macam produk, di antaranya obligasi, saham, dan deposito. Reksadana campuran mengalokasikan 1–79 persen dana kelolaannya pada produk obligasi atau saham dan 0–20 persen sisanya dialokasikan pada produk deposito bank.
Produk ini cocok buat kamu yang punya jangka waktu investasi menengah sampai jangka panjang. Reksadana campuran merupakan produk yang paling fleksibel, lho. Misalnya, suatu waktu pasar saham sedang naik, maka perusahaan manajer investasi akan menambah porsi dana kelolaannya pada produk saham. Sebaliknya, kalau pasar saham sedang turun, perusahaan manajer investasi akan meningkatkan porsi dana kelolaannya pada produk obligasi dan deposito.
4. Reksadana saham
Reksadana saham merupakan reksadana yang mengalokasikan minimal 80 persen dana kelolaannya pada produk saham. Jadi, perusahaan manajer investasi pengelola dana investasimu beserta dana investor lainya, akan membeli dan menjual saham sesuai analisa ahlinya. Keuntungan dan kerugian yang kamu dapatkan berasal dari kenaikan dan penurunan harga saham-saham tersebut.
Investasi reksadana saham memiliki potensi imbal hasil paling tinggi jika kita bandingkan dengan ketiga jenis lainnya. Namun, perlu diingat prinsip dasar investasi, yaitu high risk, high return. Selain potensi imbal hasilnya tinggi, risiko dari reksadana saham juga tinggi. Makanya, nggak heran kalau nilai harian reksadana saham naik dan turun setiap harinya, karena mendapat pengaruh pergerakan harga saham-saham yang terdapat di dalam produk reksadana saham tersebut. Produk ini cocok untuk seorang risk taker yang punya jangka waktu investasi panjang (>5 tahun).
Baca juga: 5 Rekomendasi Reksadana Saham Terbaik [Update 2022]
5. Reksadana indeks
Reksadana indeks merupakan jenis reksadana saham yang alokasi dana investasinya mengikuti indeks acuan. Dalam hal ini, indeks yang dimaksud adalah indeks harga saham-saham.
Di Indonesia, terdapat berbagai indeks untuk menjadi acuan pasar saham, di antaranya yang terpopuler yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks LQ45, Indeks IDX30, Indeks Bisnis-27, dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan reksadana saham yang target kinerja portofolionya mengalahkan benchmark, reksadana indeks menargetkan kinerja portofolionya untuk menyamai benchmark atau indeks yang menjadi acuannya. Sebagai contoh, produk reksa indeks BNI-AM Indeks IDX30. Isi dari portofolio produk BNI-AM Indeks IDX30 adalah saham-saham yang masuk ke dalam indeks tersebut.
Indeks IDX30 berisi 30 saham perusahaan terbaik dengan likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, serta memiliki fundamental perusahaan yang baik. Jadi, kinerja dari reksadana indeks akan menyerupai pergerakan indeks acuannya.
Sama halnya dengan reksadana saham, produk ini cocok buat kamu yang punya target waktu investasi yang panjang (>5 tahun).
Keuntungan Investasi Reksadana
Buat investor pemula, berinvestasi reksadana bisa jadi salah satu pilihan investasi yang nggak ribet untuk dipahami cara kerjanya. Investasi reksadana juga menawarkan banyak keuntungan yang kamu nggak dapatkan kalau berinvestasi pada produk lainnya.
1. Nominal investasi yang sangat terjangkau
Sebagai pemula investasi, mungkin ada rasa ketakutan tersendiri untuk langsung memulai investasi dalam jumlah besar. Kamu bisa mulai investasimu mulai dari Rp10 ribu saja, lho. Namun, perlu kamu ketahui bahwa minimal investasi dari masing-masing produk berbeda. Ada juga beberapa produk yang minimum pembeliannya mulai dari Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Meskipun begitu, minimum pembeliannya masih lebih terjangkau kalau kita bandingkan dengan minimum pembukaan deposito, saham, atau kepemilikan obligasi.
2. Reksadana bukan objek pajak
Sebagai investor, kamu tidak akan terbebankan pajak sebagaimana produk lainnya seperti saham, obligasi, dan deposito. Hal ini dikarenakan pajak dari produk-produk investasi yang ada dalam produk ini sudah menjadi tanggungan langsung perusahaan manajer investasi. Jadi, keuntungan yang kamu dapatkan dari investasi reksadana sudah bersih dari pajak.
3. Bisa dicairkan kapan saja
Keunggulan lainnya dari investasi reksadana adalah likuiditasnya yang tinggi, artinya bisa kamu cairkan atau jual kapan pun, sesuai dengan kebutuhanmu.
4. Bebas biaya-biaya
Untuk kamu yang berinvestasi reksadana di beberapa aplikasi investasi yang berizin OJK seperti tanamduit, berinvestasi di reksadana tidak terkena biaya atas pembelian, penjualan dan biaya pengalihan atas portofolio kamu pada satu reksadana. Berbeda dengan kamu mencairkan deposito kamu sebelum jatuh tempo yang ditentukan, ada biaya pinalti yang akan kamu tanggung.
5. Nggak perlu analisis produk secara mendalam
Saat pertama kali memutuskan untuk mulai berinvestasi, sering kali investor pemula merasa bingung mau membeli produk apa. Keberadaan produk ini sangat membantu pemula yang masih awam dalam dunia investasi, karena dana yang diinvestasikan dikelola langsung oleh perusahaan manajer investasi profesional. Perusahaan manajer investasi inilah yang akan menentukan dana investasimu akan dialokasikan kemana. Mereka adalah ahli-ahli yang fokus dan berpengalaman dalam dunia investasi.
Misalnya kamu membeli reksadana saham. Di dalamnya, terdapat portofolio berisi saham-saham terbaik yang manajer investasi langsung. Jadi, kamu nggak perlu pusing mau beli saham apa dan melakukan analisis mendalam mengenai produk tersebut, karena ada tenaga profesional langsung yang siap membantu untuk mengelola investasimu. Kamu tinggal cek berkala portofolio investasimu melalui fund fact sheet dan Sangat hemat waktu dan tenaga, kan?
6. Investasi reksadana = auto diversifikasi!
Keunggulan lainnya dari investasi ini adalah kamu bisa sekaligus berinvestasi pada banyak produk, lho. Misalnya kamu berinvestasi pada produk reksadana campuran. Isi dari portofolio produknya terdiri dari produk obligasi, saham, dan deposito sekaligus dalam satu produk. Oleh karena itu, dengan kamu berinvestasi pada reksadana, secara otomatis portofolio investasimu terdiversifikasi, lho. Kalau kamu belum tahu, diversifikasi investasi merupakan salah satu strategi investasi untuk meminimalisir risiko investasi kita dengan cara berinvestasi di beberapa produk berbeda.
Baca juga: Tips Diversifikasi Investasi Untuk Pemula
Risiko Investasi Reksadana
Selain menawarkan banyak keuntungan, investasi reksadana juga punya risiko yang perlu kamu ketahui. Setiap jenisnya memiliki risiko berbeda.
1. Risiko penurunan nilai
Harga reksadana bisa kamu lihat dari hasil bagi nilai aktiva bersih (NAB) dengan jumlah unit penyertaan (UP) reksadana yang kamu miliki (NAB/UP). Harga reksadana dihitung setiap hari bursa serta dapat naik dan turun karena ada risiko pasar (market risk).
Pergerakan harga dari masing-masing produk tentu berbeda, tergantung jenisnya. Misalnya, reksadana pasar uang nilainya relatif stabil dari hari ke hari, karena portofolio investasinya berisi deposito dan obligasi yang jatuh temponya di bawah satu tahun. Berbeda halnya dengan reksadana saham, karena harga saham-saham dalam jangka pendek sangat volatil (naik-turun) sehingga nilai investasimu mungkin saja berkurang.
2. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas berkaitan dengan pencairan a.k.a. penjualan kepemilikan reksadana. Risiko ini muncul ketika perusahaan manajer investasi terlambat menyediakan dana ketika investor melakukan penjualan reksadananya. Meskipun begitu, menurut peraturan dari OJK, hasil penjualan reksadana paling lambat ditransfer ke rekening investor maksimum tujuh hari kerja bursa sejak transaksi penjualan dilakukan.
3. Risiko wanprestasi (gagal bayar)
Jenis risiko satu ini dapat terjadi apabila partner usaha dari perusahaan manajer investasi (bank kustodian, emiten, pialang, dll.) gagal memenuhi kewajibannya. Sebagai contoh suatu produk reksadana di dalamnya terdapat kepemilikan surat utang (obligasi) dari perusahaan A. Suatu waktu perusahaan A tidak dapat membayar kupon dan ada risiko tidak mampu membayarkan pokoknya juga. Risiko gagal bayar ini tentu akan berpengaruh pada kinerja produk reksadana tersebut.
4. Risiko ekonomi dan politik
Risiko ini dapat terjadi apabila terjadi perubahan kebijakan ekonomi mau pun politik di suatu negara yang dapat mempengaruhi kinerja dari produk atau portofolio efek dari produk reksadana yang kamu miliki.
Cara Investasi Reksadana
Kendala pertama seorang pemula untuk memulai investasi pertamanya nggak jauh dari persoalan harus memulainya dari mana. Berikut ini langkah-langkah investasi reksadana yang dapat kamu jadikan panduan sebelum memulainya.
1. Tentukan tujuan investasimu
Hal pertama yang dapat kamu lakukan sebelum mulai investasi reksadana adalah menentukan tujuan investasi terlebih dahulu. Misalnya, tujuan investasi kamu adalah menyiapkan dana liburan, dana untuk pernikahan, tabungan dana darurat, dan masih banyak lagi.
Memiliki tujuan investasi artinya kamu punya mimpi dan komitmen untuk mencapai tujuan kamu. Tanpa adanya tujuan investasi, kamu ibarat mengendarai mobil, tapi nggak tahu mau ke mana. Jadi, mungkin saja kamu hanya berputar-putar di tempat yang sama.
2. Hitung biaya yang kamu butuhkan dan tentukan target waktu untuk mencapai tujuan investasi
Setelah menentukan tujuan investasimu, langkah selanjutnya adalah menghitung total dana yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Tentukan juga target waktu untuk mencapai tujuan investasimu.
Misalnya, kamu mau membeli mobil seharga Rp150 juta tiga tahun dari sekarang. Kamu bisa hitung dana yang tersedia sekarang terlebih dahulu sebelum menentukan besaran investasi reksadana yang perlu kamu investasikan setiap bulannya.
Baru, deh, setelahnya kamu bisa memperkirakan berapa besar dana untuk kamu investasikan tiap bulannya agar mencapai target biaya dan waktu yang telah kamu tentukan.
3. Pahami profil risikomu
Profil risiko merupakan gambaran diri kamu saat menghadapi risiko dari investasi yang kamu lakukan. Salah satu contoh risiko investasi, terutama pada investasi reksadana, yaitu saat nilai aktiva bersih (NAB) atau total portofolio investasimu jadi merah atau turun. Kira-kira, ketika portofolio investasimu merah (rugi), apakah kamu akan merasa stres? Apa pun jawabannya, hal tersebut relatif, karena setiap orang punya profil risiko investasi yang berbeda. Penting buat kamu untuk mengenali profil risikomu sendiri supaya nggak salah pilih produk, lho. Berikut ini profil risiko investasi yang perlu kamu pahami.
Konservatif
Profil risiko konservatif adalah jenis profil risiko dengan toleransi rendah terhadap risiko investasi. Kalau kamu mudah panik, bingung, dan cemas melihat portofolio investasi merah, artinya kamu masuk ke dalam profil risiko konservatif. Oleh karena itu, produk yang paling cocok untuk orang-orang yang masuk ke dalam profil risiko konservatif adalah reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, karena risiko investasinya relatif lebih rendah dari jenis lainnya.
Perlu kamu ingat bahwa produk dengan risiko rendah juga menawarkan keuntungan yang lebih kecil. Hal ini tentu bukan menjadi masalah selama kamu tetap rutin berinvestasi dan mengelola investasi dengan baik dan sesuai dengan tujuan investasimu.
Moderat
Profil risiko moderat merupakan jenis profil risiko yang toleransinya menengah terhadap risiko investasi. Biasanya, orang-orang kategori moderat sudah bisa menerima jika sewaktu-waktu mengalami kerugian investasi, siap bertanggung jawab atas keputusan investasinya, dan mulai tahu apa yang harus mereka lakukan dalam berinvestasi.
Investor dengan profil risiko moderat biasanya sudah melakukan diversifikasi investasi ke beberapa produk dengan tingkat risiko yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk mendapatkan imbal hasil lebih tinggi sekaligus meminimalisir risiko yang mungkin terjadi. Produk yang bisa dipilih oleh orang dengan profil risiko moderat adalah reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, hingga reksadana saham. Jangan lupa untuk sesuaikan dengan jangka waktu tujuan investasi yang kamu ingin capai.
Agresif
Profil risiko agresif merupakan jenis profil risiko yang toleransinya tinggi terhadap risiko investasi. Investor yang tergolong agresif biasanya sudah berpengalaman dalam dunia investasi dan punya kemampuan analisis terhadap produk yang mereka beli. Kalau sewaktu-waktu portofolionya merah, mereka justru melihat hal tersebut sebagai peluang untuk terus menambah investasinya. Produk yang bisa dipilih oleh investor dengan profil risiko agresif adalah reksadana saham dan reksadana indeks.
4. Pilih produk yang sesuai dengan tujuan investasimu
Sebagai contoh, kamu sudah menentukan tujuan investasimu, yaitu akan membeli mobil seharga Rp150 juta tiga tahun dari sekarang. Sekarang, kamu tinggal menentukan produk mana yang cocok dengan tujuan dan target investasi kamu.
Kalau kita lihat dari jangka waktu untuk mencapai tujuan di atas, produk yang bisa kamu pilih adalah reksadana pendapatan tetap dan/atau reksadana pasar uang. Kedua produk ini memiliki risiko rendah (reksadana pasar uang) hingga menengah (reksadana pendapatan tetap).
Kedua jenis produk ini cocok untuk pemula yang mau berinvestasi jangka pendek sampai menengah, karena nilainya cenderung lebih stabil dibandingkan dengan reksadana saham.
Jika tujuan investasi kamu masih lama, misalnya untuk dana pensiun yang periodenya > 10 tahun dari sekarang dan kamu adalah seorang risk taker, kamu bisa berinvestasi di reksadana saham. Dalam jangka panjang > 5 tahun, nilai portofolio reksadana saham umumnya lebih tinggi dari bunga deposito di bank. Berikut tabel rekomendasi produk berdasarkan jangka waktu investasi:

5. Rutin investasi setiap bulan
Sebagai seorang pemula, sebagian besar dari dana yang kita investasikan berasal dari penghasilan bulanan yang disisihkan untuk mencapai tujuan kita di masa mendatang. Menyisihkan sebagian gaji untuk rutin kamu investasikan setiap bulannya jadi salah satu kunci keberhasilan investasi, lho. Jumlah dana investasimu bisa disesuaikan dengan kemampuanmu. Berapapun jumlahnya, jadikan investasi sebagai pengeluaran rutin yang buahnya akan kamu petik di kemudian hari.
Kamu bisa investasikan uangmu di awal bulan setelah gajian untuk menjaga rutinitas investasimu. Jadikan investasi sebagai prioritas pengeluaran setelah gajian, tidak perlu menunggu sisa uang di akhir bulan. Dengan rutin berinvestasi setiap bulannya, tujuan keuangan kamu di masa mendatang akan terwujud, nggak cuma jadi angan-angan.
6. Pilih platform investasi yang berizin dan diawasi OJK
Nah, cara investasi reksadana yang terakhir adalah memilih platform yang sudah memiliki izin dan berada di bawah pengawasan OJK. Salah satu platform investasi reksadana yang aman adalah tanamduit. Di tanamduit, tersedia berbagai pilihan produk reksadana sesuai kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
Kesimpulan
Keberadaan instrumen reksadana bisa jadi alternatif investasi paling mudah untuk pemula coba, karena tidak membutuhkan analisis mendalam pada setiap produknya. Hal ini dikarenakan dana kolektif dari nasabah dikelola oleh ahli, yaitu manajer investasi.
Sekarang, kamu bisa mewujudkan mimpimu dengan fitur Tanam Mimpi di aplikasi tanamduit. Tanam Mimpi adalah fitur yang membantu investor, khususnya para pemula untuk mewujudkan tujuan keuangan di masa mendatang, mulai dari dana menikah, pendidikan anak, DP rumah, beli mobil, dan masih banyak lagi.
Kamu bisa menentukan sendiri target budget yang ingin ditabung dan waktu mencapainya sesuai keinginan dan kemampuan finansialmu. Selain itu, fitur Tanam Mimpi juga memiliki:
- Tips budgeting beragam tujuan finansial
- Top 3 Reksa Dana Performa Terbaik di tanamduit
- Reminder investasi rutin otomatis
- Pantau progress mimpimu (on-track/off-track)
Jadi, investor nggak perlu pusing lagi menyusun strategi investasi atau menentukan mau mengalokasikan uangnya ke mana. Kamu bisa mulai investasi reksadana melalui aplikasi tanamduit.
Yuk, download tanamduit sekarang! Dapatkan bonus investasi s.d. 50 ribu dengan daftar tanamduit menggunakan kode referal “MULAIREKSADANA”. Klik banner di bawah ini untuk kepoin cara klaim bonusnya!