Diversifikasi adalah salah satu strategi untuk meminimalisir potensi kerugian dari suatu aktivitas investasi. Gampangnya, kamu tidak hanya menginvestasikan uangmu di satu produk investasi saja, melainkan ke berbagai instrumen sekaligus.
Metode ini juga disarankan oleh miliarder ternama dunia yang memperoleh kekayaannya melalui investasi, yaitu Warren Buffet.
Menurut Buffet, diversifikasi investasi bertujuan untuk melindungi kekayaan kamu dari kebangkrutan. Caranya adalah dengan mengalokasikan dana investasimu ke beberapa jenis instrumen sekaligus.
Cara Diversifikasi Investasi
Agar portofolio investasi terdiversifikasi dengan baik, kamu bisa tempatkan danamu pada beberapa produk dengan tingkat risiko berbeda. Berikut langkah-langkah melaukan diversifikasi:
1. Kenali profil risiko investasi
2. Sesuaikan profil risiko dengan tujuan keuangan
3. Tentukan target yang siap kamu investasikan
4. Sesuaikan alokasi kebutuhan setiap tujuan keuangan
5. Rutin lakukan rebalancing
Apa itu diversifikasi, jenis-jenisnya, dan cara melakukannya? Yuk, kita bahas melalui artikel berikut!
Apa Itu Diversifikasi?
Dilansir dari nerdwallet.com, diversifikasi adalah bagian dari alokasi aset. Ibarat kamu membeli buah-buahan, yaitu apel, pisang, brokoli, dan bayam, kelas aset umumnya adalah buah dan sayuran. Investor punya banyak pilihan aset investasi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Diversifikasi investasi juga merupakan cara paling sederhana untuk meningkatkan potensi keuntungan investasi, sekaligus meminimalisir potensi kerugiannya. Analogi sederhana yang mungkin tidak asing adalah “don’t put all your eggs in one basket.” atau jangan menaruh semua telurmu di satu keranjang yang sama.
Kalau keranjang tersebut jatuh, alhasil semua telur bisa pecah dan kamu kehilangan semua telurmu.
Analogi tersebut sejalan dengan istilah diversifikasi. Jadi, kalau kamu menaruh seluruh danamu pada satu produk saja, kalau sewaktu-waktu harganya turun, kamu akan alami kerugian penuh. Berbeda halnya ketika kamu menaruhnya di berbagai produk.
Kalau sewaktu-waktu salah satu nilai aset investasimu alami penurunan, risiko kerugian dapat investor minimalisir ketika menaruh sebagian dana pada instrumen lain yang pertumbuhannya stabil.
Sebagai contoh, kamu berinvestasi pada produk saham. Kita tahu bahwa harga saham rentan naik-turun (fluktuatif) dalam jangka pendek. Nah, untuk meminimalisir risiko tersebut, kamu bisa menaruh sebagian asetmu pada produk yang stabil pertumbuhannya seperti deposito dan reksadana pasar uang.
Jenis Diversifikasi Investasi
Beberapa cara paling umum untuk mendiversifikasikan portofolio adalah dengan membagi portofolio ke berbagai kelas aset.
Secara umum, ada dua jenis diversifikasi, yaitu berdasarkan kelas aset dan di luar kelas aset.
1. Diversifikasi Berdasarkan Kelas Aset
Secara umum, terdapat tiga kelas aset utama dalam portofolio investasi, yaitu saham, obligasi, dan uang tunai.
- Saham (ekuitas), memungkinkan investor punya penyertaan kepemilikan atas suatu perusahaan. Instrumen investasi satu ini berpotensi memberikan keuntungan besar dalam jangka panjang, tetapi nilainya fluktuatif dalam jangka pendek.
- Obligasi (pendapatan tetap), merupakan surat utang yang pihak tertentu keluarkan (pemerintah atau perusahaan)
- Uang tunai (cash), yaitu uang di rekening bank, dompet, atau celenganmu. Baik tingkat risiko dan imbal hasil, keduanya sama-sama rendah.
2. Diversifikasi Di Luar Kelas Aset
Diversifikasi tidak melulu dalam bentuk instrumen investasi, lho. Ada jenis produk lain seperti dana pensiun dan asuransi. Keberadaan keduanya dapat jadi pegangan saat kita jatuh sakit dan di masa pensiun.
Cara Melakukan Diversifikasi Investasi
Agar asetmu terdiversifikasi dengan baik, kamu bisa menaruhnya pada produk dengan tingkat risiko yang berbeda.
Misalnya kamu berinvestasi pada instrumen reksadana. Secara garis besar, reksadana terbagi lagi menjadi empat jenis, yaitu reksadana pasar uang (RDPU), reksadana pendapatan tetap (RDPT), reksadana campuran (RDC), dan reksadana saham (RDS).
Setiap jenis reksadana punya tingkat risiko dan imbal hasil yang berbeda. Jadi, kalau kamu punya beberapa tujuan keuangan berbeda dan target waktu capaian yang berbeda, alokasikan uangmu pada beberapa produk reksadana dengan jenis berbeda.
Langkah-langkah dalam melakukan diversifikasi adalah sebagai berikut.
1. Kenali Profil Risiko Investasi
Profil risiko adalah gambaran diri kita ketika menghadapi risiko dalam berinvestasi. Umumnya, pemula kurang memahami hal tersebut. Seringkali investor pemula mengharapkan imbal hasil tinggi, tetapi tidak bisa menoleransi risiko yang tinggi pula.
Padahal, prinsip investasi adalah high risk, high return. Semakin tinggi potensi imbal hasil, makin tinggi juga risikonya. Mengenali profil risiko dalam melakukan diversifikasi adalah hal penting, supaya kamu bisa memilih produk yang sesuai dengan risk tolerancemu.
Secara umum, profil risiko terbagi menjadi tiga, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Baca juga: Kenali Jenis Profil Risiko Investasi, Kamu Termasuk Tipe Apa?
2. Sesuaikan Profil Risiko Dengan Tujuan Keuanganmu
Setelah mengenali profil risiko investasi dan risk tolerance, kamu bisa melakukan diversifikasi investasi sesuai dengan tujuan finansialmu.
Seorang investor konservatif yang tingkat toleransi risikonya rendah akan cenderung main aman dengan menaruh sebagian besar uangnya pada instrumen deposito maupun reksadana pasar uang.
3. Tentukan Target Aset yang Siap Diinvestasikan
Dalam menentukan target aset, kamu perlu menyeimbangkan antara tujuan keuangan dan risk tolerancemu. Biasanya, semakin tinggi risk tolerance investor, mereka cenderung mengalokasikan sebagian besar dananya pada risky asset dengan tingkat pengembalian tinggi.
Berbeda halnya dengan investor yang risk tolerancenya rendah, mereka akan cenderung menaruh uangnya pada investasi yang lebih aman dengan tingkat pengembalian yang stabil. Contohnya adalah Surat Berharga Negara (SBN), reksadana pasar uang, deposito, dsb.
Baca juga: 7 Tips Investasi Untuk Pemula Paling Mudah, Kamu Harus Tahu!
4. Tentukan Alokasi Kebutuhan Setiap Tujuan Keuangan
Langkah selanjutnya dari diversifikasi adalah menentukan juga alokasi dana untuk setiap tujuan keuangan. Setiap tujuan keuangan biasanya punya target waktu dan dana yang berbeda sehingga kamu bisa menyusun skala prioritas mengacu pada target waktu dan dana tersebut.
Misalnya, budget investasimu per bulan Rp2 juta, berikut adalah contoh ilustrasi alokasi diversifikasi sesuai skala prioritas:
Kamu bisa memprioritaskan untuk memenuhi tujuan jangka pendek terlebih dahulu dengan mengalokasikan budget investasi lebih besar agar bisa mencapai target. Setelah tujuan finansial jangka pendek tercapai, barulah setelahnya kamu bisa alokasikan dana lebih besar untuk tujuan selanjutnya. Jangan lupa untuk sesuaikan nominal investasi sesuai dengan kemampuan finansialmu, ya!
5. Rutin Melakukan Rebalancing
Rebalancing adalah suatu proses di mana investor menyeimbangkan bobot aset pada portofolio investasinya. Sebagai contoh, komposisi investasi reksadana kamu 50% pada RDS, 30% pada RDPT, dan 20% pada RDPU. Lalu, pada waktu tertentu, pasar saham sedang merah membara. Untuk meminimalisir risiko, kamu bisa mengamankan portofolio reksadana saham dengan memindahkannya (switching) ke produk RDPU.
Meskipun begitu, jika tren penurunan pasar modal berlangsung lama, investor dengan profil risiko agresif dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menambah kembali portofolio reksadana sahamnya. Hal ini mereka lakukan untuk mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih besar di waktu mendatang.
Kelebihan dan Kekurangan Diversifikasi
Diversifikasi adalah bagian dari strategi investasi yang punya kelebihan dan kekurangan. Apa saja kelebihan dan kekurangan diversifikasi? Kamu bisa simak melalui tabel perbandingan berikut!
Kelebihan | Kekurangan |
Meminimalisir risiko kerugian | Menuntut investor untuk memahami berbagai jenis instrumen investasi |
Meningkatkan potensi imbal hasil | Potensi keuntungan lebih rendah |
Menambah pengetahuan seputar dunia investasi |
Kesimpulan
Bagi investor, diversifikasi adalah strategi kunci untuk meminimalisir risiko investasi, sekaligus mengoptimalkan potensi keuntungan yang akan didapat di masa mendatang. Selain pada kelas aset, diversifikasi investasi juga dapat dilakukan di luar kelas aset seperti pada produk asuransi, dana pensiun, dsb.
Bagi kamu yang masih pemula, kamu bisa melakukan diversifikasi dengan berinvestasi pada produk reksadana. Dalam satu produk reksadana saja, alokasi dana kelolaannya bisa ke beberapa produk sekaligus. Sebagai contoh, dalam satu produk reksadana saham, di dalamnya terdapat saham-saham terbaik pilihan manajer investasi.
Kamu bisa berinvestasi sekaligus melakukan diversifikasi melalui aplikasi tanamduit. Tersedia berbagai pilihan produk investasi, mulai dari reksadana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) dalam satu aplikasi sekaligus.
Tanam Mimpi di tanamduit
Sekarang, kamu bisa mewujudkan mimpimu dengan fitur Tanam Mimpi di aplikasi tanamduit. Tanam Mimpi adalah fitur yang membantu investor, khususnya para pemula untuk mewujudkan tujuan keuangan di masa mendatang, mulai dari dana menikah, pendidikan anak, DP rumah, beli mobil, dan masih banyak lagi.
Kamu bisa menentukan sendiri target budget yang ingin ditabung dan waktu mencapainya sesuai keinginan dan kemampuan finansialmu. Selain itu, fitur Tanam Mimpi juga memiliki:
- Tips budgeting beragam tujuan finansial
- Top 3 Reksa Dana Performa Terbaik di tanamduit
- Reminder investasi rutin otomatis
- Pantau progress mimpimu (on-track/off-track)
Yuk, download tanamduit sekarang dan mulai perjalanan investasi pertamamu!