Beranda » belajar » Inspirasi » Badai PHK Startup, Catat Cara Mengatur Keuangan Bulanan Ini!

Badai PHK Startup, Catat Cara Mengatur Keuangan Bulanan Ini!

oleh | Des 7, 2022

Akhir tahun 2022 bisa dikatakan sebagai nightmare bagi para karyawan di perusahaan startup, baik di Indonesia, maupun di negara lain. Badai PHK startup (perusahaan rintisan) terus bergulir di tengah isu resesi ekonomi global 2022.

Ancaman resesi global ini di tengah melonjaknya tingkat suku bunga sedikit banyak membuat cost of fund (biaya dana) perusahaan rintisan akan cukup tinggi. Akibatnya, perusahaan rintisan sulit mendapatkan pendanaan dari investor untuk mendorong pertumbuhan usahanya.

Saat ini telah tiba masa di mana startup tidak lagi menarik minat para pencari kerja, karena adanya isu bubble burst. Artinya, suatu perusahaan tidak bisa mempertahankan aktivitas bisnisnya sehingga harus memberhentikan banyak karyawannya demi menjaga anggaran.

Berdasarkan data pada situs Layoff.fyi, pada tahun 2022 ini PHK telah terjadi di 808 perusahaan startup di seluruh dunia. Berikut adalah daftar 20 perusahaan rintisan dengan angka layoff tertinggi di dunia dilansir dari data pada artikel CNBC Indonesia.

daftar-perusahaan-startup-dunia-alami-phk-massal

Yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai badai PHK, cara menghadapinya, serta tips mengatur keuangan bulanan untuk karyawan pada artikel berikut!

Apakah yang Dimaksud Dengan PHK?

Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang menandakan berakhirnya hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha. Gampangnya, pekerja nggak wajib lagi untuk bekerja dan pengusaha sudah tidak berkewajiban lagi untuk membayar upah/gaji.

Layoff tidak dapat perusahaan lakukan seenaknya, karena pasti ada alasan tertentu seperti kondisi manajemen yang buruk, masalah keuangan, hingga tidak terjadinya kesepakatan antara pekerja dengan perusahaan. Perlu kamu ketahui, kalau pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pihak perusahaan, maka mereka wajib memberikan uang pesangon.

Sebaliknya, jika pemutusan hubungan dilakukan oleh karyawan seperti mengundurkan diri atau resign, maka perusahaan tidak akan memberikan uang pesangon.

Apa yang Harus Dilakukan Jika di PHK?

Nggak bisa kita pungkiri bahwa badai PHK membawa kekhawatiran yang cukup besar di kalangan pekerja, khususnya para pegawai startup. Bagaimanapun, layoff bukanlah perkara mudah bagi siapapun yang mengalaminya.

Setiap orang punya caranya masing-masing dalam menghadapinya, namun, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, di antaranya:

1. Bersikap Tenang

Tidak ada gunanya untuk berlarut-larut dalam amarah dan kesedihan. Langkah pertama yang bisa kamu lakukan ketika terkena layoff adalah tenangkan pikiran terlebih dahulu. Ketahui dengan jelas alasan pemutusan hubungan kerja tersebut. Jangan mudah terprovokasi dengan informasi salah dari pihak nggak bertanggung jawab.

Tanyakan hak-hak karyawan seperti pesangon, asuransi, dan tunjangan lain yang patut kamu dapatkan. Bersikaplah profesional, ini bukanlah akhir dari perjalanan karirmu.

Baca juga: 10 Kunci Hidup Tenang dan Bahagia Agar Terhindar dari Gelisah

2. Jangan Menyalahkan Siapapun

Dalam situasi ini, karyawan terdampak kemungkinan besar akan menyalahkan perusahaan. Perlu diingat kalau keputusan ini memerlukan banyak pertimbangan matang. Perusahaan pasti telah mempertimbangkan dampak dari PHK, bisa jadi hal itulah yang jadi jalan keluar satu-satunya untuk mempertahankan kinerja usahanya. Hal yang terpenting, berhenti menyalahkan diri sendiri, karena situasi ini di luar kendali kamu sebagai karyawan.

3. Sharing Dengan Teman dan Kerabat

Kita nggak bisa pungkiri bahwa kehilangan mata pencaharian jadi beban yang begitu berat, terlebih kamu adalah tulang punggung keluarga. Meskipun begitu, jangan sungkan untuk menceritakannya dengan teman ataupun kerabat dekat. 

Setidaknya, dengan menceritakannya dan punya orang-orang yang bisa memahami keadaanmu, kamu jadi sedikit lebih lega. Jangan sungkan juga untuk meminta bantuan jika kamu membutuhkannya.

4. Susun Strategi

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya, tetapi kamu bisa mengantisipasi dampak dan risiko layoff di masa mendatang. Kamu bisa ambil kursus skill tertentu atau sertifikasi yang memudahkan kamu nantinya saat mencari pekerjaan. 

Selain itu, perbaiki dan update secara berkala CV dan portofoliomu. Jadi, kamu bisa tebar jala lebih awal sekiranya di perusahaanmu sudah beredar isu PHK.

5. Atur Keuangan Sebaik Mungkin

Salah satu dampak badai PHK yang paling membebani pikiran adalah biaya hidup sehari-hari ke depannya. Bagi mereka yang melek finansial dan punya cukup tabungan dana darurat, mungkin masih bisa bertahan dengan dana tersebut sampai mendapatkan pekerjaan baru.

Berbeda halnya dengan mereka yang belum mempersiapkan dana jaga-jaga, kestabilan mungkin bisa terganggu. Agar tetap bisa bertahan, kamu bisa cari pekerjaan lepas (freelance), merintis jadi content creator, atau bahkan memulai bisnis online.

Baca juga: 11 Cara Gampang Mendapatkan Passive Income, Wajib Coba!

Cara Mengatur Keuangan Bulanan Untuk Karyawan

Momen layoff memang berat, namun bisa jadi pembelajaran bagi kita ke depannya untuk bisa mengatur gaji bulanan dengan baik sehingga bisa mempersiapkan tabungan untuk tujuan di masa mendatang. Berikut adalah cara mengatur keuangan bulanan untuk karyawan yang bisa kamu terapkan:

1. Catat Pengeluaran & Buat Anggaran Bulanan

Cara mengatur keuangan bulanan pertama adalah dengan mencatat pengeluaran terlebih dahulu. Hitung total pengeluaran bulanan dan kelompokkan mana yang tergolong kebutuhan maupun keinginan. Dengan catatan pengeluaran tersebut, kamu bisa tahu, nih, berapa banyak pengeluaran bulananmu.

Barulah setelahnya kamu membuat anggaran bulanan (budgeting). Setiap orang pasti punya alokasi gaji yang berbeda, tergantung kebutuhan masing-masing. Namun, buat kamu yang bingung dan belum mengetahui cara menyusun anggaran, coba, deh, terapkan rumus budgeting sederhana berikut:

cara-mengatur-keuangan-bulanan-saat-badai-phk

Semisal gaji kamu Rp5 juta per bulan, maka rinciannya sebagai berikut:

  1. Kebutuhan, cicilan, dan tagihan 65% (Rp3.250.000,-)
  2. Dana darurat 10% (Rp500.000,-)
  3. Tabungan dan investasi 10% (Rp500.000,-)
  4. Self reward 10% (Rp500.000,-)
  5. Sedekah 5% (Rp250.000,-)

Baca juga: 7 Tips Mengelola Keuangan Pribadi Dengan Cerdas dan Efektif

2. Sisihkan Dana Darurat di Awal Gajian

Dana darurat adalah uang penyelamat saat situasi nggak terduga di masa mendatang seperti kehilangan pekerjaan, sakit, ataupun kecelakaan. Dalam piramida keuangan, keberadaan dana darurat merupakan fondasi finansial yang nggak boleh terlewatkan.

Dalam situasi badai PHK seperti ini, keberadaan dana darurat sangatlah krusial. Dengan adanya sejumlah dana tersebut, kebutuhanmu maupun keluarga tetap bisa terpenuhi sampai kamu mendapatkan pekerjaan baru.

Berikut adalah besar dana darurat ideal yang bisa kamu kumpulkan berdasarkan jumlah tanggungan:

dana-darurat-ideal-menghadapi-badai-phk

Nah, supaya nabung dana darurat nggak hanya jadi wacana, alokasikan minimal 10% dari gajimu untuk tabungan dana darurat di awal bulan. Tempatkan di rekening tabungan khusus dan instrumen investasi rendah risiko seperti reksadana pasar uang (RDPU).

3. Hindari Utang Konsumtif

Utang atau cicilan konsumtif adalah utang yang peruntukannya untuk membeli barang konsumsi seperti ponsel, kendaraan bermotor, jam branded, dsb. Tagihan cicilan untuk jenis barang tersebut jelas akan menambah pengeluaran rutin tiap bulan.

Jadi, jika memang mendesak dan harus membeli barang secara kredit, pastikan cicilan per bulannya tidak lebih dari 30% gaji kamu, ya. Kalau memang barang konsumtif tersebut nggak urgent-urgent banget, ada baiknya untuk menabung saja dan membelinya secara cash di kemudian hari.

4. Menabung dan Investasi di Awal Gajian

Setelah membuat anggaran dan menerapkannya secara konsisten, langkah selanjutnya adalah dengan menerapkan strategi nabung di awal gajian. Jadi, setelah menerima gaji, kamu akan langsung mengalokasikan sebagian gajimu di awal ke rekening khusus tabungan.

Selain menaruh tabungan dalam rekening terpisah, kamu juga bisa menaruh uangmu dalam instrumen investasi, salah satunya adalah reksadana. Dengan menaruh uang dalam bentuk reksadana, uangmu bisa bertumbuh dan kamu tidak perlu mengkhawatirkan potongan biaya admin bulanan.

Kesimpulan

Badai PHK terutama di perusahaan rintisan, baik di Indonesia dan negara lainnya masih terus berlangsung. Bagi kamu yang terdampak, semoga lekas menemukan mata pencaharian baru, ya. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan, sekarang adalah saatnya untuk bangkit!

Sebagai bentuk antisipasi kejadian nggak mengenakkan di masa mendatang seperti pemutusan hubungan kerja, kamu perlu banget aware dalam mengatur keuangan pribadi. Siapkan tabungan dana darurat sesuai kebutuhanmu dan lakukan evaluasi kondisi finansial secara berkala.

Salah satu cara mengoptimalkan persediaan dana darurat adalah dengan menaruhnya pada instrumen investasi seperti reksadana. Kamu bisa mulai investasi reksadana melalui aplikasi tanamduit. Tersedia berbagai pilihan produk reksadana sesuai dengan tujuan keuangan di masa mendatang.

Yuk, mulai investasi reksadana dengan download tanamduit sekarang!

tanamduit Team

tanamduit adalah penyedia layanan investasi reksa dana, emas, SBN, dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile